Menolong Satu Keluarga

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya
 
foto

Jonathan dan papanya Toni, merakit ranjang tidur bertingkat yang di berikan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi di salah satu kamar yang telah layak untuk di huni. Mereka sangat bersemangat sebab biasanya mereka hanya tidur beralaskan kardus.

Di kejauhan gang, sudah terlihat dengan jelas rumah dengan warna cat putih nan bersih. Di dalam rumah sudah sibuk penghuni rumah: Rita, Toni, Jonathan, dan beberapa relawan Tzu Chi menyiapkan acara selamatan. Rumah itu baru selesai direnovasi oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Pada sore ini 8 September 2008, Rita akan mengadakan selamatan bersama dengan warga sekitar. Para relawan Tzu Chi tampak membagi makanan pembuka puasa untuk para warga sementara relawan lainnya sibuk mengangkat ranjang tempat tidur beserta kasur, kursi, meja, serta beberapa pakaian untuk keluarga Rita.

Sejenak mundur ke belakang, awal Tzu Chi membantu membangun rumah Rita adalah adanya informasi dari seorang relawan He Qi Utara mengenai sebuah keluarga yang keadaan rumahnya sangat memprihatinkan. Sewaktu melakukan survei, para relawan Tzu Chi melihat kondisi rumah sangat rusak, atap dari seng yang sudah berlubang di sana-sini, perabotan rumah tangga usang, bahkan atap rumah tersebut hanya disangga oleh sebuah tempat tidur susun. Kalau tempat tidur itu digeser sedikit saja, atap rumah akan roboh semua.

Sore itu lebih kurang 15 orang relawan datang ke rumah Rita untuk melihat rumah yang sebulan lalu mereka ikut membongkarnya. Dengan penuh sukacita mereka mengadakan selamatan rumah Rita. Rumah tersebut berukuran 10 x 3,6 meter persegi dengan dua kamar tidur, satu dapur dan satu kamar mandi. Menurut Didi, tukang yang mengerjakan rumah Rita, pengerjaan rumah ini hanya 6 minggu. “Sebenarnya bisa lebih cepat tapi bahan materialnya agak lambat datangnya, dan juga lokasi rumah yang sangat sulit untuk menampung bahan material,” jelasnya. Didi juga menuturkan, “Wah rumah ini pokoknya sudah gak layak untuk ditinggalilah. Di sana-sini banyak lobang tikus, sarang laba-laba di mana-mana, pokoknya berantakan bener rumah ini. Bekas bangunannya aja gak ada yang bisa dipakai lagi, kayak kusen jendela dan kayu-kayu yang lainnya semuanya udah pada keropos.”.

foto  foto

Ket : - Para warga dengan sukacita menghadiri acara syukuran rumah Rita yang telah rampung dibangun. Mereka
           turut bergembira dan sesekali menyempatkan mampir bila kebetulan lewat di depan rumah Rita. (kiri)
         - Dari kejauhan, rumah putih milik Rita itu tampak cemerlang. Rita dengan senyum gembira menerima
           kedatangan para relawan Tzu Chi yang mengunjungi rumahnya yang telah selesai dibangun. (kanan)

Di dalam kamar, relawan Tzu Chi Wen-mei shijie sedang memasang ranjang tempat tidur bersama dengan Jonathan dan Toni. Malinda shijie sibuk menyiapkan makanan untuk berbuka puasa dan Rui-hua shijie menyiapkan buah-buahan untuk para warga. Toni dan Jonathan bersemangat sekali ingin memasang ranjang tersebut, karena sebelumnya mereka tidak pernah merasakan ranjang tempat tidur. Sebelum rumah ini dibangun, Jonathan dan Rita tidur di atas tumpukan kardus di depan rumah mereka, sedangkan Toni tidur di salah satu kamar mereka yang bila hujan sudah pasti air langsung menghujam badannya. “Dulu kalo tidur di depan situ di belakang pintu pake kardus. Enak di situ adem gak banyak nyamuk,” ungkap Jonathan di sela-sela selamatan rumahnya.

foto  foto

Ket : - Rita bersama relawan Tzu Chi sedang memasang kasur. Pemberian ini sangat menyentuh hati Rita. Ia kini
           dapat beristirahat dengan nyaman dalam rumah barunya yang kokoh. (kiri)
         - Sewaktu membantu Rita dan keluarganya pindah ke rumah baru, relawan Tzu Chi juga memberikan
           beberapa pakaian yang layak pakai bagi keluarga Rita. (kanan)

Kini Rita, Toni (kakak-beradik) dan Jonathan (anak Toni) bisa tinggal hidup dengan nyaman di rumah mereka yang telah ditempatinya sejak tahun 60-an. Menurut Ketua RT 12/06 Kelurahan Tangki Tambora Jakarta Barat Papang Yuana, rumah Rita pada tahun 60-an adalah rumah yang paling bagus di Tangki ini. Dulu sekeliling daerah ini masih banyak empang dan rawa. Rumah Rita adalah salah satu rumah yang mempunyai mesin diesel untuk penerangan lampu, sementara warga sekitar kebanyakan masih menggunakan minyak. Dalam kesempatan ini Papang juga menyampaikan banyak terima kasih dan sangat bersyukur karena Yayasan Buddha Tzu Chi sudah membantu warganya dengan baik. Dari 62 Kepala Keluarga hanya satu keluarga Rita ini yang sangat parah kondisi rumahnya dibandingkan dengan tetangga-tetangganya yang lain. Para warga sekitar juga turut senang sebab rumah tersebut sudah bagus kembali. Beberapa warga yang lewat kerap menyempatkan untuk singgah melihat rumah tersebut. Semoga relawan komunitas Tzu Chi Indonesia lebih giat lagi untuk menyebarkan cinta kasihnya.

 

Artikel Terkait

Menabung Dana, Menabung Amal

Menabung Dana, Menabung Amal

12 Juni 2014
PT Chinatrust Commercial Bank (CTBC) dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, melakukan kerjasama dengan meluncurkan “Tabungan Bambu”, produk rekening tabungan yang dirancang bersama untuk memenuhi 2 kebutuhan utama nasabah.
Mencintai Orang Tua dan Melayani Sesama

Mencintai Orang Tua dan Melayani Sesama

25 April 2019
Vivi Tan menegaskan bahwa penerapan basuh kaki bukanlah semata budaya Tzu Chi, melainkan ungkapan kasih sayang yang bisa dilakukan siapapun. Anak kepada orang tuanya masing-masing. “Karena dari apa yang mungkin sederhana, basuh kaki orang tua, efeknya sangat besar – bisa menimbulkan perasaan yang sangat dalam antara anak dan orang tua,” katanya.
Soft Launching Tzu Chi School

Soft Launching Tzu Chi School

30 September 2010
Pendidikan yang diberikan oleh Tzu Chi adalah pendidikan untuk menjadi manusia seutuhnya, tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi juga mengajarkan tentang nilai-nilai kemanusiaan.
Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -