Menu Sehat Vegetaris

Jurnalis : Listania dan Monica (Tzu Chi Tj. Balai Karimun), Fotografer : Mie Li, Lissa, Petrick, Susanto (Tzu Chi Tj. Balai Karimun)

Pada Minggu, 24 April 2016 Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kelas budi pekerti Tzu Shao yang mengajarkan tentang bervegetaris. Kegiatan pun dikemas dalam perlombaan. 

Bervegetaris artinya tidak mengkonsumsi makanan berasal dari makhluk hidup. Dengan bervegetaris, seseorang melatih diri menjalankan sila pertama dalam Pancasila Buddhis yaitu tidak membunuh makhluk hidup. Master Cheng Yen juga menghimbau para muridnya agar bervegetaris, karena selain tidak memakan daging, bervegetaris juga dapat menyelamatkan bumi.

Pada Minggu, 24 April 2016 Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kelas budi pekerti Tzu Shao yang mengajarkan tentang bervegetaris. Kegiatan pun dikemas dalam perlombaan. Sebanyak 14 anak dibagi menjadi 5 kelompok dalam perlombaan ini. Kegiatan yang pertama kali diadakan ini bertujuan untuk mengajak para murid Tzu Shao untuk bervegetaris. Lomba ini mengusung tema 3R1T (rendah lemak, gula, garam dan tinggi serat).

Para peserta lomba tampak sangat hati-hati dan serius mengikuti lomba ini, demi memberikan yang terbaik untuk para juri. Baverly (dua dari kiri) sangat antusias mengikuti lomba ini.

Selain para juri utama, para relawan yang turut menyaksikan lomba memasak juga turut andil dalam penilaian hasil masakan para peserta lomba.

Setelah lengkap dengan kostum memasak seperti memakai celemek, masker, dan sarung tangan, anak-anak langsung memasak makanan masing-masing dengan durasi waktu 30 menit. Setelah itu masing-masing kelompok menghidangkan ciri khas makanan yang akan dinilai oleh dewan juri. Walaupun waktu yang diberikan cukup singkat, semua peserta tetap optimis untuk memberikan hidangan yang terbaik. Para penonton pun dengan semangat memberikan dukungan kepada para peserta lomba.

Ketua Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, Sukmawati mengatakan, ”Meskipun ada yang tidak tepat waktu itu tidak membuat kita menunda-nunda waktu, selain untuk mengajak Tong Xue Men (murid-murid) bervegetaris, saya juga ingin mereka displin dan tepat waktu,” tegasnya. “Walaupun sang juara hanya satu, tetapi yang lain jangan berkecil hati, karena semua perlombaan pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Yang paling terpenting adalah pengalaman,” sambungnya.

Usai memasak, setiap kelompok pun mempresentasikan hidangan mereka kepada dewan juri. Dewan juri pun mencicipi sembari memberikan kritik dan saran kepada setiap kelompok. Dewan juri pun memberikan penilaian untuk menentukan sang juara. Suasana menjadi tegang saat akan diumumkan pemenangnya. Masing-masing kelompok saling menuding kelompok lain sebagai pemenangnya. Sukmawati yang memandu acara ini pun membacakan pemenang lomba masakan vegetaris ini. Dan lomba ini dimenangkan oleh kelompok Steven Hendric. Meskipun begitu, peserta yang lain pun turut bergembira atas keberhasilan kelompok Steven Hendric.

Sukmawati, koordinator kegiatan menyerahkan mug sebagai hadiah utama pemenang lomba memasak.


Relawan yang tidak terlibat dalam perlombaan memasak membuat kartu ucapan dengan menempelkan pernak pernik.

Salah satu peserta lomba, Beverly Clara (14) mengaku bahwa acara ini sangat menegangkan tetapi penuh keseruan. “Sebagai peserta semua pasti juga menginginkan yang terbaik, karena kebetulan saya bervegetaris jadi saya ingin membuat sesuatu yang enak, untuk membuktikan bahwa menjadi seorang vegetaris itu menyenangkan,”ucap Beverly diikuti tawa.

Sementara itu, Rosmalinda (15) yang baru belajar memasak juga gembira mengikuti lomba ini. “Pertama pas lagi latihan coba masak, lumayan yakin pasti bisa menang karena masakan kami gampang tapi saat lombanya (berlangsung), melihat ada yang lebih bagus dari kami, kami pikir ya sudahlah menang kalah tidak masalah yang penting dapat pengalaman kerja sama dalam memasak,” tukasnya.  “Ketua kelompok kami juga berkata menang atau kalah tidak apa-apa yang penting sudah berani maju dalam mengikuti lomba, apalagi saya belum pandai memasak senang sekali deh pokoknya bisa kerjasama lumayan susah juga kerja sama memasak,” lanjut wanita yang masih duduk di kelas 1 SMA  ini.

Selain lomba masak Veggie Table, para relawan dan Tzu Shao yang tidak ikut lomba juga sibuk membuat kartu untuk menyambut Hari Ibu Internasional yang diperingati bersamaan dengan Hari Waisak dan Hari Tzu Chi Sedunia. Mereka membuatnya dengan penuh semangat, serius, hati-hati, dan penuh dengan kreatifitas. “Dengan adanya kegiatan ini saya berharap semua orang bisa ikut bervegetaris tidak membandingkan agama apa pun itu, begitu juga kedisplinan dan kerjasama dari masing-masing mereka. Saya berharap mereka bisa merubah semua itu,” ungkap Sukmawati. 


Artikel Terkait

Satu Hari Tanpa Gadget

Satu Hari Tanpa Gadget

28 Juni 2016

Kali ini kelas budi pekerti Tzu Shao diadakan di outdoor dengan menyajikan berbagai permainan dan perlombaan yang bertujuan untuk mengakrabkan para Tzu Shao tanpa fokus pada gadget masing-masing.

Kesan Tak Terlupakan di Kamp Kelas Budi Pekerti Tzu Shao

Kesan Tak Terlupakan di Kamp Kelas Budi Pekerti Tzu Shao

17 April 2017

Kedatangan insan Tzu Chi dari tujuh kota membuat para relawan bekerja lebih keras mempersiapkan kamp ini. Ini agar para peserta kamp dapat merasa nyaman dan gembira seperti berada di rumah sendiri. Salah satu relawan yang  berusaha keras  menyelenggarakan kamp ini adalah Yenny Loa.

Pentingnya Persahabatan

Pentingnya Persahabatan

02 Desember 2015

Minggu, 29 November 2015, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kelas Tzu Shao dengan tema “Persahabatan”. Sebanyak 50 peserta mengikuti kegiatan ini. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat membentuk karakter dan kepribadian yang lebih baik.

Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -