Menuju Babak Baru Kehidupan Yang Lebih Baik

Jurnalis : Ciu Yen (He Qi Pusat), Hanssen Hioe (He Qi Pusat), Fotografer : Ciu Yen (He Qi Pusat)

Ungkapan syukur diucapkan oleh seluruh warga penerima bantuan bebenah kampung Pademangan. Sebanyak 19 rumah berhasil dibangun kembali oleh Tzu Chi yang serah terimanya dilakukan pada Minggu, 15 Juni 2014.

Minggu, 15 Juni 2014, hujan yang terus mengguyur kota Jakarta dari pagi hingga siang saat saya hendak berangkat menuju ke Kantor Kelurahan Pademangan Barat. Hari ini merupakan hari yang berbahagia untuk keluarga penerima bantuan program bedah rumah tahap I, karena saat ini pembangunan ke-19 rumah tersebut telah selesai dan akan dilakukan serah terima kunci.

Saat tiba di Lt. 4 kantor kelurahan tersebut tampak beberapa relawan zhen shan mei yang telah tiba terlebih dahulu, seiring berjalannya waktu satu persatu para penerima bantuan pun terus berdatangan memenuhi kursi yang tersusun dalam ruangan tersebut tampak juga aksi dari beberapa relawan zhen shan mei memanfaatkan waktu luang untuk melakukan wawancara sambil menanti kehadiran penerima bantuan yang lainnya.

Tak ingin ketinggalan saya pun sempat berbincang-bincang dengan beberapa penerima bantuan salah satunya adalah Ny. Liau Tjan Son (61), Atjan demikian sapaan akrabnya dengan terharu dan sesekali tersenyum bercerita kepada saya. Atjan adalah seorang perantauan yang berasal dari Pontianak, Kalimantan. Hidup di Jakarta sudah ia jalani selama 37 tahun bersama 4 orang anaknya. Kondisi rumah yang tidak layak selama puluhan tahun membuatnya was-was apalagi setelah ia dan suaminya bercerai. “Dulu rumah selalu kebanjiran,” ucapnya. Namun kini ia sudah dapat tenang karena ternyata kesabarannya membuahkan satu hasil. “Saya merasa semua kesusahan selama ini terobati karena sudah dibantu,” tuturnya.

Senyum kegembiraan tergambar di wajah setiap penerima bantuan. Inpian mereka untuk mempunyai rumah layak huni akhirnya mampu tercapai.

Ibu Sri, penerima bantuan, juga berkisah mengenai hal yang sama. Dulu rumahnya paling sering terkena dampak banjir, kondisi atap rumah pun bocor. Ditambah lagi kondisi rumah dengan plafon sangat rendah hanya 90 cm sehingga ia beserta keluarga harus berjalan dengan cara berlutut di dalam rumah tersebut. Kadang ceritanya terhenti karena perasaan haru menyelimutinya. Rasa syukur atas rumah barunya juga ditunjukkan dengan satu tekad untuk menyebarkan kabaikan dengan menyisihkan sedikit uang ke dalam celengan bambu agar dapat membantu kembali orang yang membutuhkan.

Mewujudkan Rumah Layak Huni

Menjelang sore hari, relawan yang ikut dalam acara serah terima kunci turut mengantar para penerima bantuan pulang kerumahnya masing-masing. Dalam kesempatan ini, relawan berkesempatan untuk melihat langsung kondisi rumah setelah dibedah. Karena penasaran saya pun berkunjung ke rumah Ibu Sri, mengendarai mobil kami melewati gang kecil yang padat penduduk itu dengan berhati-hati. Untuk mencapai rumah Ibu Sri kami masih harus berjalan kaki memasuki gang yang lebih kecil lagi, saat membuka pintu rumahnya terlihat rumah tersebut sangat bersih dan nyaman, sangat jauh dari kesan kumuh dan kotor berbeda sekali dengan gambaran yang beliau ceritakan meskipun sederhana namun bangunan rumah itu dibangun dengan kokoh. Saya sangat berbahagia pada kesempatan kali ini karena dapat melihat langsung perubahan tempat tinggal yang signifikan yang diberikan oleh yayasan Buddha Tzu Chi kepada penerima bantuan, semoga kedepannya kehidupan mereka akan menjadi lebih baik.

Yoppie Budianto Shixiong, PIC program bebenah kampung, mengaku senang karena melalui program bebenah kampung, banyak keluarga yang terbantu.

Program bedah rumah sendiri sudah berjalan sejak tahun 2008, terhitung dari tahun 2008-2010 sudah 256 rumah yang dibedah khusus untuk wilayah Pademangan. Untuk tahun 2014 tahap I ada 19 rumah yang dibedah di mana saat ini sudah selesai proses pembangunan, sedangkan untuk tahap II ada 11 rumah saat ini masih dalam proses pengerjaan dan untuk tahap ke III rumah yang sudah terdata sementara ada 18 rumah. “Kendala lapangan sebenarnya tidak ada,” ungkap Yopie Budiyanto shixiong. “Setelah melakukan survei dan melihat surat-surat rumah lalu diproses lagi untuk menentukan apakah rumah tersebut layak atau tidak layak dibantu. Hanya saja, dulu ada yang curiga karena masalah agama. Takut dipaksa pindah agama setelah rumah selesai, lalu kita jelasin kita ajak ustad dan beberapa tokoh masyarakat kita juga ajak mereka ke yayasan untuk mendengarkan sosialisasi tentang Tzu Chi. Setelah itu mereka baru benar-benar percaya. Selain itu mereka juga diajak untuk turut serta dalam kegiatan Tzu Chi seperti survei rumah, kunjungan kasih, kerja bakti, dan lain sebagainya. Mereka juga diajak training, tujuannya agar mereka bisa jadi relawan saat ini juga sudah cukup banyak yang gabung jadi relawan ada sekitar 80 orang,” tutur Yopie shixiong, PIC dari program bedah rumah ini.

Setelah upacara serah terima kunci selesai, para relawan ikut mengantar warga pulang ke rumah masing-masing.

Tujuan dari program bedah rumah adalah agar para penerima bantuan dapat memiliki satu rumah yang layak huni, supaya ada perubahan dalam kehidupan mereka baik dari segi ekonomi atau pun kenakalan anak-anak. Dulu anak-anak tidak betah tinggal di dalam rumah sepulang sekolah mereka akan bermain di luar sehingga mudah sekali terkena dampak dari pergaulan yang tidak baik. Daerah sini dulu cukup rawan namun, sejak masuknya Tzu Chi tingkat kriminalitas di wilayah ini berkurang hingga 40%, pendidikan anak-anak juga semakin meningkat. Cinta kasih sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia, namun cinta kasih ini harus tanpa pamrih dan universal, karena apabila cinta kasih hanya ditujukan kepada kalangan terbatas justru akan menimbulkan banyak kerisauan. Dengan membuka pintu rumah yang baru seperti membuka lembaran baru menuju ke babak baru kehidupan yang lebih baik.

Walaupun cuaca tidak mendukung, relawan tetap melakukan kunjungan ke rumah masing-masing warga.


Artikel Terkait

Menuju Babak Baru Kehidupan Yang Lebih Baik

Menuju Babak Baru Kehidupan Yang Lebih Baik

24 Juni 2014 Sebanyak 19 rumah telah diresmikan dalam acara Serah Terima Kunci Program Bebenah Kampung Pademangan. Tawa ceria menghiasi wajah setiap warga karena impian mereka mendapatkan rumah layak huni telah tercapai.
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -