Menuju Hidup yang Lebih Berkualitas
Jurnalis : Suyanti Samad 謝宛萍(慮倓) (He Qi Pusat), Fotografer : Suyanti Samad 謝宛萍(慮倓) (He Qi Pusat)Selain memberikan pelayanan kesehatan kepada para pasien lansia, tim medis Tzu Chi juga memberikan penyuluhan tentang pendidikan kesehatan.
Sebagian orang masih merasa awam dengan istilah penyakit degeneratif, padahal penyakit ini bisa dibilang berbahaya bila tidak dilakukan pencegahan sejak dini. Penyakit degeneratif adalah suatu penyakit yang sifatnya sering kambuh, seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Menyadari hal ini, pada Minggu, 18 September 2016 Yayasan Buddha Tzu Chi komunitas He Qi Pusat kembali mengadakan bakti sosial kesehatan penyakit degeneratif bagi para warga berusia senja. Selain memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan, dalam kegiatan ini para warga diberikan pendidikan kesehatan berupa penyuluhan kesehatan.
Sebanyak 65 pasien berusia lanjut kembali menatangi Panti Sosial Asuhan Anak “Putra Setia” yang berada di Jakarta Pusat, lokasi bakti sosial kesehatan dilaksanakan. Mereka mendapat pelayanan kesehatan oleh 16 tim medis yang tergabung dalam Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia bersama 13 relawan Tzu Chi dan dibantu 15 sukarelawan.
Dalam baksos degeneratif dilakukan pemeriksaan darah tinggi, kolesterol, gula, dan penyakit lainnya yang dialami warga lansia.
Salah satu relawan Tzu Chi membantu menuntun Nenek Ana yang tidak leluasa berjalan karena penyait yang dideritanya.
Seseorang yang telah berusia senja rentan dengan berbagai penyakit yang sering menghampiri mereka. Oleh sebab itu, mereka harus senantiasa menjaga pola makan yang baik dengan mengkonsumsi sayur dan buah, menjaga pola hidup sehat dengan berolahraga yang teratur, istirahat yang cukup, mengubah gaya hidup dengan tidak merokok dan menghindari minuman beralkohol.
Para medis Tzu Chi terutama dokter TIMA berharap dengan kegiatan bakti sosial kesehatan ini, kualitas hidup para usia senja bisa semakin meningkat. Orang tua berusia senja akan mengalami kemunduran fungsi organ tubuh, penurunan daya tahan tubuh serta penurunan daya ingat akibat usia penuaan. Kemunduran seperti ini jangan sampai membuat mereka putus asa dan merasa sedih. Mereka harus selalu diingatkan untuk mengkonsumsi obat secara teratur sehingga hidup mereka akan tetap berkualitas.
“Pada pemeriksaan ketiga ini, mereka masih mengeluh ngilu, pegal-pegal, darah tinggi, asam urat, dan kolesterol,” kata dokter Finyarti (65). Ia menjelaskan para pasien harus minum obat teratur, diet makanan yang sudah diarahkan, juga memperhatikan daftar makanan sehat yang dianjurkan dokter. “Mereka harus rajin berolahraga, menghindari stres. Yang paling penting mereka harus sering mengontrol penyakitnya di puskesmas karena sebagian dari mereka sudah punya BPJS kesehatan,” tambah dokter umum ini.
Pada saat tim medis memberikan pelayanan kesehatan kepada para warga, relawan Tzu Chi juga membantu melayani warga yang mengalami keterbatasan dengan menuntun mereka. “Terkadang hati kita serasa kembali ke masa lalu. Bisa memberikan tulusnya kasih sayang kepada seorang nenek hanya dengan memberikan lengan tangan kita sambil mendengarkan keluh kesah mereka, hati ini damai sekali,” ungkap Anugrah Oktovianto (30). Baginya inilah sebuah pengalaman yang tak ternilai harganya. “Kegiatan ini memberikan kita cukup waktu untuk selalu bersyukur dan menjaga kesehatan. Saya senang bisa memiliki kesempatan menuntun seorang manula seperti memberikan pelayanan kepada nenek kakek kita sendiri. Tanpa mereka, kita pun tidak ada di sini,” pungkasnya.
Untuk ketiga kalinya Robert (61), pasien penyakit darah tinggi kembali datang memeriksakan kesehatannya pada baksos kesehatan degeneratif. Dokter Finyarti (kanan) pun memeriksa kesehatannya.
Pelayanan Kesehatan yang Humanis
Mulai dari pertama kali datang berobat hingga ketiga kalinya, Robert, pasien berumur 61 tahun merasa bahwa pelayanan para insan Tzu Chi dan para medis sangat humanis, ada cinta kasih kepada setiap pasien. Para relawan juga melayani warga dengan penuh kesabaran. Selain itu, terdapat penyuluhan dari para dokteryang menjadi bekal para pasien dalam menjaga kesehatan. “Pertama dan kedua periksa, saya dapat obat. Saya minum secara rutin sesuai anjuran dokter sampai hari ini. Kelihatan semua stabil. Dokter menganjurkan sering berolahraga,” kata Robert, warga RT.004 RW.006. Walaupun Robert tidak setiap hari melakukan jalan santai, tetapi ia merasakan banyak manfaat bila ia selesai jalan santai. “Bulan kemarin ada senam untuk lansia. Itu bagus sekali. Saya sudah lakukan itu. Ada manfaatnya, peredaran darah saya ada kemajuan,” tutup Robert.
Ketidakleluasaan kaki untuk bergerak bebas tidaklah membuat Oma Ana duduk diam tanpa beraktivitas. Dalam kesehariaannya, ia sibuk mengurus anak cucunya, membereskan rumah seperti menyapu, memasak, mencuci piring dan baju. “Ibu sakit darah tinggi, kolestrol, gula (diabetes). Ibu tidak boleh makan ikan asin,” kata Ana (75), warga RT.006 RW.006. “Ibu harus tidur yang teratur, harus olahraga, juga memperhatikan pola makan. Bila ada obatnya, penyakitnya agak lumayan. Tapi kalau obatnya sudah berkurang, penyakitnya kambuh lagi,” tambah Ahmad, anak Ana yang menemani periksa.
Sementara itu Oma Sumirah (75) yang hidup terpisah dengan kedua anaknya dan tinggal bersama dua cucunya selalu mendapat bantuan makanan dari Panti Sosial Asuhan Anak “Putra Setia” setiap hari kecuali hari Minggu. Selain mengurus cucunya yang masih kecil, ia juga sibuk mengurus rumah, mencuci dan memasak bila ada sumbangan makanan. “Kaki yang dirasa sakit, pegel-pegel, darah tinggi. Kata dokter suruh makan obat. Kalau ada uangnya katanya beli saja obat di apotik,” jelas Sumirah. Jalinan jodoh antar relawan Tzu Chi dengan para orang tua usia senja pada bakti sosial kesehatan penyakit degeneratif telah membentangkan jalan penuh kasih hingga terwujud cinta kasih universal tanpa batas.
Artikel Terkait
Menuju Hidup yang Lebih Berkualitas
22 September 2016Relawan Tzu Chi kembali mengadakan bakti sosial kesehatan degeneratif yang diperuntukkan warga lansia pada Minggu, 18 September 2016. Sebanyak 65 pasien mendapat pelayanan kesehatan oleh 16 tim medis TIMA Indonesia, bersama 13 insan Tzu Chi dibantu oleh 15 sukarelawan di Panti Sosial Asuhan Anak “Putra Setia” yang berada di Jakarta Pusat.