Menuju Relokasi yang Humanis
Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Anand Yahya * Dr Bernie Endyarni Sp.A, menjelaskan bahwa 31,6% anak-anak balita di Kali Angke mengalami keterlambatan perkembangan. | Pada tahun 2002, Jakarta mengalami banjir besar hingga merendam hampir sebagian kota Jakarta. Banjir yang melanda Jakarta di tahun 2002 mendatangkan musibah, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di bantaran Kali Angke. Seluruh rumah warga yang tinggal di bantaran kali ini praktis luluh lantak. Setahun kemudian, Pemerintah DKI Jakarta melakukan program relokasi bagi warga bantaran Kali Angke yang kumuh sebagai bagian dari upaya pembenahan tata kota yang mendesak. Kondisi inilah yang mendorong Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia turut membantu membangun perumahan yang layak dan bermartabat bagi warga Kali Angke. |
Dalam penerapannya, ternyata proses relokasi ini menyangkut berbagai aspek yang meliputi kesehatan dan pola berpikir warga yang semula hidup di bantaran sungai, beralih ke Rumah Susun (Rusun). Berdasarkan hal inilah, maka pada tahun 2007, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bekerjasama dengan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Universitas Indonesia dan Universitas Tzu Chi Taiwan terdorong untuk melakukan penelitian tentang komunitas rusun dengan aspek yang menyertainya, seperti aspek kesehatan, psikologis, dan sosioekonomi. Sebagai hasil dari penelitian ini, maka pada tanggal 11 dan 12 Februari 2009 dilaksanakan Seminar Internasional dengan tema "Menuju Relokasi Humanis" yang bertempat di auditorium Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih, Cengkareng, Jakarta Barat. Seminar ini dihadiri oleh peneliti-peneliti yang berasal dari Universitas Tzu Chi Taiwan, Universitas Indonesia, dan juga dihadiri oleh Drs. Effendi Anas, M.SI sebagai perwakilan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Effendi Anas dalam sambutannya menyatakan bahwa perelokasian masyarakat Kali Angke ke Rumah Susun Cinta Kasih Tzu Chi membawa dampak yang sangat nyata, terutama dalam budaya hidup dan pola pikir. Mereka yang terbiasa hidup di bantaran kali dengan pola hidup yang tidak teratur, kini harus berubah dengan pola hidup yang lebih teratur, sehat, dan bersih. Effendi juga menyatakan bahwa permasalahan relokasi pemukiman harus ditangani secara menyeluruh dengan konsep humaniora. Karena tanpa konsep pendekatan yang humanis ini, maka akan muncul suatu permasalahan baru dalam permukiman yang disebut sebagai realistic house. Karena itu, Effendi mengatakan bahwa program relokasi warga bantaran Kali Angke ke Rumah Susun ini sangat disambut baik oleh pemerintah, khususnya Pemda DKI Jakarta karena telah memperhatikan aspek-aspek humaniora dalam penanganannya. Ket : - Drs. Effendi Anas, sebagai perwakilan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dalam sambutannya mengatakan, Hasil Penelitian Sebagai Suatu Masukan yang Objektif Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh DRPM UI dan Universitas Tzu Chi Taiwan mengenai kesehatan, khususnya tentang edukasi dan sosialisasi penyakit tuberculosis (TBC), dr Kurniawan—Kepala RSKB Cinta Kasih Tzu Chi—menjelaskan bahwa saat ini pemberantasan penyakit TBC di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi dilakukan dengan teknik pengobatan dan peyuluhan. Sebab kasus yang sering ditemui adalah masih banyaknya warga yang memiliki pemahaman yang salah tentang penyakit TBC, dan bahkan banyak warga yang mengalami phobia (ketakutan yang berlebihan -red) terhadap penyakit ini. Dari penemuan kasus juga didapati banyak warga bekas penduduk bantaran Kali Angke yang menderita penyakit TBC. Dengan relokasi ini, maka warga yang mengidap penyakit TBC dapat terobati dengan lebih mudah. Bahkan, dalam kurun waktu itu pula kesadaran masyarakat tentang penyakit TBC semakin baik. Untuk mengetahui keberhasilan dari program ini, maka dilakukan eksperimen terhadap murid-murid Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dengan sekolah lainnya mengenai pengetahuan mereka tentang penyakit TBC. Kesimpulan dari eksperimen ini menyebutkan, murid-murid Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi memiliki pengetahuan, persepsi, dan perilaku yang lebih baik tentang TBC dibandingkan murid-murid dari sekolah lain. Ket : - Hasta karya sebagai tempat pemberdayaan warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi untuk memperoleh Edukasi dan sosialisasi tentang penyakit TBC menjadi efektif di perumahan ini, karena dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Hal ini tentu saja merupakan dampak positif dari program relokasi masyarakat Kali Angke ke Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. Dengan demikian, secara tidak langsung program relokasi masyarakat ini turut mendukung program pemerintah dalam mengurangi angka kematian penduduk yang disebabkan oleh penyakit tuberculosis di tahun 2010 hingga 50%. Penelitian kesehatan lain yang dilakukan oleh dr Bernie Endyarni, Sp.A mengungkapkan bahwa didapati sebanyak 31,6% anak-anak warga bantaran Kali angke yang berusia di bawah 5 tahun mengalami keterlambatan dalam perkembangan. Perkembangan yang dimaksud adalah berfungsinya secara maksimal psikomotorik anak sesuai dengan tahapan usianya. Seorang anak dikatakan tidak mengalami keterlambatan perkembangan apabila dapat melalui 4 tahapan perkembangan dengan baik sesuai taraf usianya. Keempat tahapan itu terdiri dari kemampuan motorik kasar, kemampuan motorik halus, kemampuan bahasa, kemampuan psikologi, dan kemandirian. Keempat landasan ini harus dikuasai oleh anak menurut tahapan usianya. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa lingkungan tempat tinggal warga yang sebelumnya dapat mempengaruhi perkembangan psikomotorik anak. Dr Bernie juga mengatakan, "Dari hasil penelitian ini diharapkan agar nantinya anak-anak mendapatkan sesuatu yang lebih baik, yaitu nutrisi, lingkungan, dan fasilitas kesehatan yang lebih baik. Saya juga kagum kepada Tzu Chi foundation atas usahanya yang telah dilakukan kepada warga Kali Angke". Ket : - Posko Daur Ulang Tzu Chi, selain berfungsi untuk meningkatkan kesadaran warga akan pelestarian Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan oleh dua institusi pendidikan ini, diharapkan dapat memunculkan suatu teori keilmuan baru sebagai suatu model yang menyeluruh terhadap penanganan masyarakat yang tinggal di bantaran-bantaran kali di Indonesia. Dan, juga dapat memberikan manfaat yang nyata dalam pengambilan kebijakan agar selalu memperhatikan masyarakat kurang mampu dengan lebih manusiawi. | |
Artikel Terkait
Menjadi Remaja yang Keren di Kamp Pendewasaan Remaja Tzu Chi
10 April 2017Mendapat Kebahagiaan Sejati di Tzu Chi
03 Agustus 2020Tzu Chi Talks bertopik “My Tzu Chi Life’s Script” dengan narasumber Liliawati Rahardjo, seorang relawan senior Tzu Chi yang juga Managing Director PT. Summarecon Agung Tbk, berlangsung pada Sabtu 1 Agustus 2020, diikuti oleh 455 partisipan LIVE melalui ZOOM, Youtube, Instagram, dan Facebook Tzu Chi Indonesia.