Menularkan Kebaikan Kepada Sesama

Jurnalis : Hendra Gusnadhy (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Hendra Gusnadhy (Tzu Chi Bandung)
 
 

fotoTan Hong May (63) (kiri), walau hidup dalam keterbatasan, ia tetap mau membantu tetangganya yang sedang mengalami kesusahan.

Tepat pukul 09.00 WIB, pada hari Kamis tanggal 21 April 2011, sebanyak 6 relawan  Tzu Chi Bandung melaksanakan kunjungan kasih ke rumah pasien penerima bantuan. Tujuan dari kegiatan yang diadakan rutin setiap bulannya ini adalah untuk menyemangati dan berbagi kasih dengan pasien yang mendapat bantuan dari Tzu Chi.

Kunjungan kasih pada hari itu diawali dengan mengunjungi kediaman Tan Siu Li (53) yang berada di kawasan Jl. Cibadak, Bandung. Tan Siu Li yang hidup sebatang kara ini sudah 2 bulan tidak bisa berjalan dikarenakan pengapuran di lututnya. Sebenarnya ia sudah lama merasakan sakit pada lututnya, tetapi ia tidak memeriksakan keadaannya ke dokter karena masalah biaya. ”Berdiri sebentar saja sudah sakit, apalagi kalau jalan, nggak tahan sakitnya,” ujar Tan Siu Li.

Tergugah Membantu
Hidup dalam keterbatasan tidak berarti tidak dapat memberikan cinta kasih kepada sesama. Seperti Tan Hong May (63), yang berprofesi sebagai tukang ojek wanita. Walau menjalani hidup dalam keterbatasan, ibu enam anak ini menyempatkan diri untuk membantu tetangganya Tan Siu Li yang sedang sakit. Tanpa pamrih ia mengantar Tan Siu Li berobat ke dokter menggunakan motor miliknya.

”Saya kasihan aja ngeliat dia (Tan Siu Li - red), kakinya sakit nggak bisa jalan. Terus hidup sendiri, nggak punya keluarga. Jadi ya saya suka anter ke dokter kalau dia sakit, mumpung badan saya masih sehat,” terang Tan Hong May.

Pada hari itu, Tan Hong May dengan semangat mengantar relawan Tzu Chi yang akan mengadakan kunjungan kasih ke kediaman Tan Siu Li. Relawan Tzu Chi sangat terbantu dengan bantuan Tan Hong May, mengingat sulitnya lokasi yang akan dituju karena di daerah tersebut sangat banyak gang yang hampir serupa. Ketika ditanya mengapa ia mau membantu tetangganya itu, ia pun menjelaskan kepada relawan, ”Ya saya merasa tergugah aja liat orang yang jauh-jauh datang (relawan Tzu Chi -red) membantu, sedangkan saya tetangganya masa diam aja,” terang Tan Hong May.

Tan Hong May pun dalam perbincangannya dengan relawan Tzu Chi, berikrar akan bergabung menjadi relawan Tzu Chi dalam waktu dekat ini. ”Nanti saya mau bergabung dan aktif di Tzu Chi ya kalau sudah 100 hari (meninggal) suami saya,” ungkap wanita yang belum lama ini ditinggal pergi suami tercintanya. Relawan pun dengan terbuka menerima niat baik Tan Hong May.

Nadya selaku koordinator kunjungan kasih pun merasa terharu oleh Tan Hong May karena ia membantu sesama tanpa pamrih. ”Wah ibu itu hebat ya, walau sudah tua masih mau bantu tetangganya yang lagi kesusahan,” puji Nadya. Kunjungan kasih pun ditutup dengan isyarat tangan Satu Keluarga. Relawan bersama pasien memperagakan lagu ini dengan penuh penghayatan, yang memperlihatkan indahnya kekeluargaan.     

Setelah itu relawan pun mengadakan survei kasus menuju rumah pasien Rizka (14) yang menderita lumpuh di bilangan Pagarsih Barat, Bandung. Begitu sampai di kediaman pasien, relawan melihat pasien dan mengumpulkan data riwayat sakit pasien selengkap mungkin. Hal itu dilakukan agar laporan kasus dapat disampaikan pada rapat kasus dengan jelas.

Kunjungan kasih pada hari itu pun berlanjut. Setelah survei kasus, relawan Tzu Chi mengunjungi Tjun Ing (61) yang menderita stroke di kawasan Jalan Jend. Sudirman. Sudah 3 tahun ini Tjun Ing hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. Ketika melihat relawan Tzu Chi datang, seulas senyuman pun muncul dari wajah Tjun Ing. ”A ih (bibi), apa kabar? Gimana sehat?,” tanya relawan. Tjun Ing yang tidak dapat berbicara hanya membalas sapaan relawan dengan senyumannya.

foto  foto

Keterangan :

  • Tan Hong May (kiri) dengan semangat mengantar relawan Tzu Chi yang akan mengadakan kunjungan kasih ke kediaman Tan Siu Li, tetangganya. Relawan Tzu Chi sangat terbantu dengan bantuan Tan Hong May. (kiri)
  • Relawan mengawali kunjungan kasih pada 21 April 2011 dengan mengunjungi Tan Siu Li (53) (kedua dari kiri) yang menderita pengapuran di lututnya. (kanan)

Tjun Ing sehari-hari diurus oleh adik dan suaminya. Suaminya berprofesi sebagai penjual air tebu keliling, yang hanya bisa merawatnya malam hari sepulang dari berjualan. Sedangkan siang hari adiknyalah yang bertugas merawatnya.

Relawan yang berkunjung pun berusaha menyemangati pasien agar tetap semangat dalam menjalani hidup. ”A ih, semangat ya, rajin minum obat. Jangan lupa latih tangan sama kakinya supaya nggak kaku,” pinta relawan.

Tak jauh dari kediaman Tjun Ing, relawan Tzu Chi Henny Shijie dan Rachman Shixiong mengambil sampah daur ulang dari kediaman Xi Siu Chuen yang merupakan teman kenalannya. Xi Siu Chuen sudah lama mengetahui Tzu Chi yang bergerak di bidang kemanusiaan. Atas informasi dari relawan Tzu Chi, maka ia pun mulai mengumpulkan sampah daur ulang untuk disumbangkan ke Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Ketika melihat relawan Tzu Chi datang, seoles senyuman pun muncul dari wajah Tjun Ing (61) yang terbaring di ranjang akibat stroke yang menimpanya. (kiri)
  • Oma Tang Ie Chen (82) (tengah) sangat gembira dengan kunjungan yang diadakan oleh relawan Tzu Chi yang sudah dianggapnya sebagai keluarga sendiri.(kanan)

”Ini kebetulan dekat dengan rumah pasien, jadi kita sekalian ambil daur ulang. Lumayan banyak satu karung besar, dan dia juga kasih celengan bambu yang sudah penuh,” ujar Henny.

Tanpa kenal lelah relawan Tzu Chi kembali melanjutkan kunjungan kasih ke Oma Tang Ie Chen (82) yang berada di Gg. Minyak Tanah, Bandung. Oma Tang Ie Chen sangat gembira dengan kunjungan yang diadakan oleh relawan Tzu Chi yang sudah dianggapnya seperti keluarga sendiri. Begitu melihat relawan Tzu Chi datang, ia langsung mengajak masuk ke rumah yang dihuni olehnya seorang diri. ”Ayo masuk-masuk, maaf sempit rumahnya,” ujar  Oma Tang Ie Chen.

Seperti biasa, relawan Tzu Chi mengakhiri kunjungan kasih dengan mempersembahkan isyarat tangan satu keluarga bersama-sama. Oma Tang Ie Chen pun dengan semangat mengikuti gerakan yang dibawakan oleh relawan Tzu Chi. Walau hanya kunjungan kasih, namun jika dilakukan dengan tulus dan tanpa pamrih kegiatan ini sangat bermakna bagi pasien yang merasakannya.

  
 

Artikel Terkait

"Ayo Belajar Memotret"

25 Juni 2011
Kegiatan ini sangat bermanfaat, terutama bagi relawan yang baru memiliki kamera DSLR. “Kegiatan ini sangat membantu, seperti saya yang baru pertama kali memiliki kamera jenis ini. Dengan kamera ini saya dapat menyalurkan hobi saya dan juga menyampaikan infomasi mengenai kegiatan Tzu Chi,” kata Bambang Shixiong.
Paket Lebaran: Paket Kecil di Hari Kemenangan

Paket Lebaran: Paket Kecil di Hari Kemenangan

27 Juni 2016
Melihat hal ini, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia hadir di tengah-tengah masyarakat kurang mampu untuk membantu mereka dalam mempersiapkan kebutuhan menjelang perayaan hari yang fitri berupa paket lebaran yang terdiri dari 5 kg beras, 2 botol syrup, dan 1 kaleng biskuit.
Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -