Menularkan Spirit Kepada Kaum Muda

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari
 
 

fotoSuryadi Shixiong memperkenalkan Tzu Chi kepada para mahasiswa STAB Nalanda dalam kegiatan pelatihan pelestarian lingkungan yang diiadakan sabtu, 31 maret 2012 lalu.

Sabtu (31/3/2012) ini Jakarta seperti hari biasa, walau jalanan terlihat agak lengang namun cuaca tetap panas dan terik matahari menemani perjalanan kami menuju pelatihan pelestarian lingkungan yang kali ini akan bertempat di STAB (Sekolah Tinggi Agama Buddha) Nalanda, Cakung, Jakarta Timur. Waktu masih menunjukkan pukul  11.30 WIB saat kendaraan kami memasuki kawasan Pulo Gebang yang sudah tidak begitu jauh dengan lokasi yang kami tuju. Benar saja, tidak lama kami menelusuri jalan dengan sesekali melihat pada peta lokasi sosok bangunan Sekolah Tinggi Agama Buddha pertama ini telah terlihat di depan mata kami.

Kegiatan pelatihan pelestarian lingkungan merupakan kegiatan rutin yang  dilakukan oleh Tzu Chi guna menyebarkan salah satu misi yang juga mempunyai tema yang sama, yaitu pelestarian lingkungan. Kegiatan kali ini diikuti oleh kurang lebih 30 mahasiswa para calon guru agama Buddha di STAB Nalanda, yang mana kegiatan ini merupakan kegiatan pertama yang diadakan di STAB tersebut yang juga dianggap sebagai kegiatan perkenalan bagi mahasiswa dan mahasiswinya.

Bagaikan gayung bersambut, kegiatan rutin kali ini selain memang akan rutin diadakan oleh Tzu Chi ternyata kali ini pihak kampuslah yang mengundang Tzu Chi untuk hadir. Hal ini dikarenakan para mahasiswa yang kebanyakan tinggal di asrama tersebut kurang menyadari arti penting dari kebersihan, ditambah lagi karena tinggal di asrama mereka tidak begitu banyak mempunyai aktivitas. “Kami melihat para mahasiswa itu kurang kegiatan karena mereka hanya berdiam diri saja di asrama. Paling kegiatan mereka hanya makan dan tidur saja, sehingga kami berpikir bagaimana agar anak-anak itu mempunyai kegiatan lain yang  bukan hanya akan menyibukkan mereka, namun juga memberikan manfaat,” ujar ibu Yeni Heriyanto, yang merupakan ketua program studi. “Kami ingin mahasiswa kami tidak hanya bisa berikir, namun kami harap mereka juga bisa merasa dan peka terhadap lingkungan sekitar,” tambah ibu Yeni.

foto    foto

Keterangan :

  • Theresia Shijie memberikan pengetahuan mengenai bagaimana cara memilah sampah yang benar sehingga nantinya akan menambah nilai jual sampah (kiri).
  • Para mahasiswa terlihat antusias saat mendengarkan penjelasan dan mempraktikkan pemilahan sampah (kanan).

Dari awal acara dimulai, para mahasiswa yang kebanyakan merupakan semester baru ini terlihat sangat antusias mendengarkan setiap penjelasan yang dituturkan oleh Suryadi Shixiong selaku pembicara pada kesempatan tersebut. Penjelasan Suryadi diawali dengan memperkenalkan Tzu Chi dan kemudian masuk ke dalam pokok permasalahan yaitu tentang pelestarian lingkungan. “Hal yang  memudahkan kita adalah hal yang menjadi sebab rusaknya lingkungan kita,” tutur Suryadi . “Bayangkan saja, kalau hari ini kita berbelanja ke pasar, pasti pulang-pulang akan banyak sekali membawa plastik. Itu termasuk kemudahan  dalam hal packaging, setelah itu kita ke manakan plastik-plastik tersebut? Apakah buang tempat sampah atau kubur atau bakar?” tanyanya pada para mahasiswa yang hadir. Dengan serentak para mahasiswapun ikut menjawab, “bakar…”. Mendengar jawaban para mahasiswa, Suryadi kemudian memberikan penjelasan lebih lanjut. “Membakar memang bisa menghancurkan bentuk fisik daripada plastik, namun pernah gak kalian perhatikan, apabila  plastik dibakar, maka plastik tersebut akan menyisakan lelehan plastik juga, sehingga plastik tidak sepenuhnya terurai, selain itu pembakaran plastik akan menghasilkan CO2 yang juga berdampak buruk bagi lingkungan,” jelasnya. “Dengan kata lain, kurangilah pemakaian barang-barang yang memudahkan kita, ribet sedikit asal bisa melindungi bumi kan lebih baik. Menyelamatkan bumi bukanlah hak setiap orang, namun apaila kita bersama-sama melakukan tindakan kecil maka saya, kamu, dan dia akan dapat mengubah dunia” pungkasnya disambut tepuk tangan oleh para mahasiswa.

Antusiasme para mahasiswa semakin terlihat saat mereka mulai digiring keluar untuk diberikan pengajaran mengenai bagaimana cara memilah sampah yang benar oleh Theresia Shijie yang merupakan relawan Tzu Chi Bekasi. Dengan detil beliau menjelaskan bagaimana teknik pemilahan sampah sehingga nantinya akan dapat menambah nilai jual barang. “Apabila botolnya seperti ini (botol air mineral) yang perlu kita lakukan adalah memisahkan antara tutup dengan botolnya, mengapa demikian? Karena ini bisa menambah nilai jual barang nantinya,” ujar Theresia. Penjelasan beliau tidak hanya usai sampai disana, masih banyak lagi barang yang dipilah seperti botol air minum kemasan, botol shampoo, botol parum, plastik-plastik tidak terpakai hingga kertas koran dan kardus. Ternyata, berbeda barangnya, berbeda pula perlakuannya.

foto   foto

Keterangan :

  • Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAB Nalanda, Sukijan menyatakan sukacitanya dengan kegiatan yang kali ini diadakan dan dengan harapan yang tentu ingin mengikut sertakan diri dalam barisan pelestarian lingkungan Tzu Chi (kiri).
  • Para mahasiswa mengelilingi para relawan yang menjelaskan mengenai pelestarian lingkungan (kanan).

Melihat reaksi para mahasiswa yang terlihat sangat tertarik dengan kegiatan ini, Theresia mengaku ikut senang. “Mereka kan generasi penerus kita, senang sekali melihat mereka sudah dari sedini mungkin telah sadar dan mau ikut dalam pelestarian lingkungan dan saya berharap mereka nantinya bisa ikut dalam setiap kegitan Tzu Chi sehingga mereka bisa melihat indahnya dunia Tzu Chi,” ujarnya penuh senyuman. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAB Nalanda, Sukijan juga menyatakan sukacitanya dengan kegiatan yang kali ini diadakan dan dengan harapan yang tentu  ingin mengikut sertakan diri dalam barisan pelestarian lingkungan Tzu Chi. “Kesan pertama yang timbul adalah rasa salut dengan apa yang dilakukan oleh Tzu Chi, karena tidak ada pandangan mengenai strata sosial apalagi melihat RAS dan budaya, semua rata,” ujarnya. “Kami merasa mempunyai keinginan untuk bergabung dalam melakukan pelestarian lingkungan karena kalau tidak dari kita yang  mulai, tidak akan ada yang memulai,” tambahnya.

“Yang kami harapkan bukan hanya akrab secara personal, kami juga mengharapkan bahwa nantinya spirit para Shixiong-Shijie dapat ditularkan kepada kami,” ujar bapak Sutrisno yang merupakan Puket I STAB Nalanda menutup kegiatan kali ini.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih : Membangkitkan Welas Asih

Suara Kasih : Membangkitkan Welas Asih

22 Maret 2011 Setiap hari merupakan hari bersejarah bagi Tzu Chi yang mengingatkan kita tentang penderitaan di dunia. Kehidupan manusia sungguh penuh penderitaan. Pantas saja ajaran pertama yang dibabarkan oleh Buddha adalah tentang penderitaan dan Empat Kebenaran Mulia. Semoga setiap orang dapat giat melatih diri.
Bersih-bersih Pengisi Liburan

Bersih-bersih Pengisi Liburan

07 Juli 2009 Seminggu sebelum tahun ajaran baru 2009/2010 dimulai, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat ingin menyediakan tempat belajar yang paling nyaman kepada para siswanya. Beberapa sudut sekolah yang telah mulai kotor dan berdebu harus dibersihkan. Tapi perlu banyak orang untuk membersihkan seluruh sudut sekolah yang terdiri dari jenjang KB, TK, SD, SMP, dan SMK tersebut.
Kebahagiaan di Akhir Tahun

Kebahagiaan di Akhir Tahun

04 Januari 2012
Mempraktikkan budaya humanis yaitu Gan En (Bersyukur), Zhun Zhong (Menghormati) dan Ai (Cinta kasih) nyata diperlihatkan dari sikap para relawan yang membagikan beras tersebut. Para relawan dengan tersenyum membungkukkan kepala sambil tangan beranjali mengucapkan kata “Gan en”.  
Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya; kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -