Menumbuhkan Benih Kebajikan

Jurnalis : Yuliana Widjaja (He Qi Utara), Fotografer : Yuliana Widjaja (He Qi Utara)
 
 

fotoKelas Qin Zi Ban untuk pertama kalinya diadakan di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk. Anak-anak datang diantar oleh orang tua mereka.

Mengabadikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana. (Master Cheng Yen)

Tanggal 10 April 2011, para relawan Tzu Chi yang biasa dipanggil shigushibo oleh anak-anak mengadakan kegiatan Qin Zi Ban. Di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk Jakarta Utara, anak-anak disambut oleh para relawan untuk mendaftar ulang dengan cara yang unik. Anak-anak diminta memilih stiker yang disukai untuk ditempelkan pada kartu pengenal mereka.

Pada awal acara, anak-anak dibagi menjadi 4 kelompok dan diperkenalkan pada masing-masing Mama kelompok mereka. Kemudian shigu dan shibo mengajarkan bahasa isyarat tangan dengan lagu Gan Xie. Anak-anak dengan serius mengikuti isyarat tangan yang diajarkan. Lagu tersebut berisi bagaimana kita semua harus berterima kasih pada orang tua, bumi, langit, teman-teman dan guru kita.

Kata Perenungan pada pertemuan pertama dalam kelas Qin Zi Ban ini adalah “Sumbangsih” yang berbunyi “Ping qiong bu shi nan, fu gui xue dao nan” yang artinya orang kurang mampu (miskin) sulit bersumbangsih (dana), orang mampu (kaya) sulit belajar Dharma”. Agar kata “sumbangsih” ini dapat lebih mudah dimengerti oleh anak-anak, penyampaiannya dibuat dalam bentuk film kartun yang bercerita bagaimana tokoh utama dalam film kartun ini bersumbangsih dengan tenaga.

foto  foto

Keterangan :

  • Lagu Gan Xie yang diajarkan oleh shigu dan shibo berisi tentang pesan bahwa kita semua harus berterima kasih atas kebaikan bumi, langit, orang tua, dan para guru. (kiri)
  • Sampah bekas kemasan botol air minum dapat dimanfaatkan kembali, salah satunya menjadi celengan. Kemudian, anak-anak dapat melatih diri menabung dalam celengan itu. (kanan)

Setelah itu, sekilas anak-anak juga dikenalkan dengan daur ulang. Ketika diitanya mengenai kegunaan dari botol bekas air mineral, seorang anak bernama Cindy menjawab, “Untuk diisi ulang.” Dengan gaya lucu seperti seorang pesulap, Yuli Natalia shigu berseru, “Sim salabim abracadabra, berubah…!” Ia sedang mencoba menjelaskan kepada anak-anak bahwa botol-botol bekas air minum dapat berubah menjadi barang-barang berguna seperti selimut melalui proses daur ulang, serta dapat dijadikan wadah/tempat barang-barang. Sebagai salah satu contoh adalah celengan.

Di akhir acara, anak-anak diajak berkreasi bersama orang tuanya menghias botol minuman bekas menjadi celengan. Shigu dan shibo juga bermaksud mengajak anak-anak untuk membiasakan diri menyisihkan sebagian dari uang mereka untuk ditabung sehingga pada saat terjadi bencana atau pada saat dibutuhkan, mereka dapat dengan gembira ikut berdana dari hasil celengan mereka sendiri.

  
 

Artikel Terkait

Tak Lagi Merasa Sunyi

Tak Lagi Merasa Sunyi

06 Juli 2020

Nicholas Febrian Setidewa (6) adalah anak penyandang disabilitas pendengaran yang setahun lalu dibantu dalam biaya pemasangan implan koklea oleh Tzu Chi Indonesia. Untuk memantau langsung perkembangan anak yang akrab disapa Nicho ini, relawan Tzu Chi Bogor berkunjung ke rumahnya di Griya Soka I, Kec. Sukaraja, Bogor, Jawa Barat (3/7/2020). 

Tanggung Jawab Kita Bersama

Tanggung Jawab Kita Bersama

11 April 2011
Mendengar kata Tzu Chi, Agustina langsung terperanjat, karena apa yang ia cari tiba-tiba hadir. “Pasti sudah ada yang mengatur. Artinya saat kita membutuhkan tentang bagaimana melestarikan lingkungan, lalu ada yang mengutus untuk datang ke sini, yaitu relawan Tzu Chi,” katanya.
Sukacita Menyambut Bayi Pertama Tzu Chi Hospital

Sukacita Menyambut Bayi Pertama Tzu Chi Hospital

18 Juni 2021

Bayi kembar, Gavin dan Gevan yang lahir pada 15 Juni 2021 melalui operasi cesar, menjadi bayi pertama yang lahir di Tzu Chi Hospital. Ibu mereka Mita, terdeteksi positif Covid-19 dan dalam kondisi preeklamsia (tekanan darah tinggi) sehingga harus segera dioperasi.

Berlombalah demi kebaikan di dalam kehidupan, manfaatkanlah setiap detik dengan sebaik-baiknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -