Thomas (kanan) menceritakan jalinan jodohnya dengan Tzu Chi dan bagaimana ia bergabung di misi Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di hadapan para peserta training Abu Putih Ketiga.
Pelestarian Lingkungan adalah misi yang tidak mudah karena pada misi ini relawan dihadapkan dengan pemilahan sampah dan barang-barang daur ulang. Dimana ketika orang yang mendengar kata sampah, banyak akan langsung menjauh karena sampah identik dengan jorok, kotor, hingga asal mula penyebaran penyakit. Tapi, ketika melakukannya dengan menjaga diri dengan baik serta melihat dampak jangka panjangnya terhadap lingkungan, relawan pun menjadi tidak goyah untuk tetap menjalankan aksi pelestarian lingkungan. Seperti yang dijalani oleh salah satu relawan pelestarian lingkungan, Thomas.
Thomas berjodoh dengan Tzu Chi ketika ia sedang berada di Canada, Amerika. Pada saat itu Thomas menyimak siaran Lentera Kehidupan (ceramah Master Cheng Yen) lewat televisi satelit Da Ai TV Taiwan (2004). Berselang waktu ketika pulang ke Indonesia, Thomas bertemu dengan Livia (relawan Tzu Chi), ia mengatakan ingin bersumbangsih setiap hari di Tzu Chi dan merasa paling cocok dengan misi Pelestarian Lingkungan.
Tour Aula Jing Si dibawakan oleh relawan komunitas mengenai Misi-misi yang ada di Tzu Chi. Minarni menjelaskan tentang selimut Tzu Chi yang dibuat dengan bahan-bahan (biji plastik) hasil daur ulang.
Sebanyak 61 relawan pada training relawan Abu Putih Ketiga dan para panitia melakukan isyarat tangan bersama-sama.
Thomas kemudian menekuni misi ini dan menjadi relawan di Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi yang berada di area Tzu Chi Center PIK. Namun menjadi orang yang peduli lingkungan saja ternyata tidak cukup. Temannya malah mengolok-olok dan menganggap Thomas cin gong yang dalam bahasa Indonesia berarti sangat bodoh karena mau mengelola depo yang kotor. Jadi Thomas juga belajar kesabaran untuk menghadapi teman-teman sekitarnya. Ia tidak menghiraukan teman itu dan terus mengukuhkan hatinya. Sampai suatu saat ada satu temannya yang mendukung dengan menyatakan gong gong ciak thi kong yang berarti orang yang sabar disayang Tuhan.
Dari keteguhan hati dan niat yang kuat, langkah Thomas berlanjut hingga saat ini bahkan ia mengurus dua Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi yakni depo di Pantai Indah Kapuk dan depo di Kelapa Gading.
Thomas menuturkan bahwa melestarikan lingkungan membawa kebahagiaan untuknya. Mulai dari pemilahan sampah, hingga ketika berbagi tentang aksi pelestarian lingkungan kepada relawan, masyarakat, terlebih generasi muda. “Para murid sekolah adalah penerus dari generasi sekarang. Kalau kita bisa mengajarkan kepada murid-murid untuk bersama menggunakan kedua tangan kita untuk melakukan pelestarian lingkungan, kita sudah mewariskan kebajikan. Harapannya masa depan yang cerah bisa tercapai untuk anak cucu kita, serta Bumi yang kita tempati akan aman dan bebas dari bencana,” tutur Thomas.
Seorang peserta training, M. Taufik merasa terkesan dengan berbagai jalinan jodoh yang diceritakan dalam training ini.
Pui Sik Jung, peserta training semakin mengenal visi misi Tzu Chi setelah mengikuti training ini.
Kisah jalinan jodoh Thomas dengan Tzu Chi ini dibagikan kepada 61 relawan pada training relawan Abu Putih Ketiga yang dilakukan di Xi Zhe Ting, Aula Jing Si, Minggu 11 Juni 2023. Seorang peserta training, M. Taufik merasa terkesan dengan berbagai jalinan jodoh yang diceritakan dalam training ini. Ia mengaku terinspirasi dan ingin banyak melakukan kebajikan dalam kesehariannya. “Apapun yang kita lakukan, kita harus melakukannya dengan penuh kebaikan,” kata M. Taufik yang dating Bersama 4 relawan lainnya dari Cilegon, Banten.
Selain M. Taufik, ada juga Pui Sik Jung yang semakin mengenal visi misi Tzu Chi setelah mengikuti training ini. “Dari segi Pelestraian Lingkungan untuk menciptakan lingkungan yang sehat maka harus lebih banyak mengajak para relawan dalam berkontribusi dalam kegiatan ini. Dan tayangan yang ditampilkan oleh DAAI TV adalah tayangan yang menyentuh hati dan mempunyai misi visi yang mulia. Selain itu dengan mengikuti kegiatan amal kita akan memberikan kebahagiaan yang tak ternilai, menjadi lebih bersyukur dan bisa melepas ego sehingga bisa lebih bijaksana,” tuturnya.
Editor: Metta Wulandari