Menumbuhkan Jiwa Cinta Lingkungan

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari
 
 

fotoAnak-anak Tzu Chi School dengan terampil menggoreskan krayon untuk menggambar pada poster bertemakan Hari Bumi.

Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April 2012, hari Jumat, 20 April 2012, para murid-murid Sekolah Tzu Chi Indonesia, PIK, Jakarta Utara mengadakan peringatan Hari Bumi secara lebih awal. Acara ini merupakan acara peringatan Hari Bumi perdana yang dilakukan dan tentunya masih akan ada acara lanjutan yang dijalankan.

 

 

 

Dimulai pada jam 8 pagi pagi, anak-anak terlihat begitu antusias dengan masing-masing mengenakan baju bebas berwarna seragam, hijau, menandakan bahwa mereka telah siap untuk melakukan kegiatan hari itu dan menjaga bumi. Sepuluh kelas dikerahkan untuk mengikuti Earth Day yang terdiri dari enam kelas dari kelas P1, dua kelas dari tingkat kelas P2, dan dua kelas pula dari tingkat kelas P3.

Rentetan berbagai kegiatan untuk Hari Bumi telah disiapkan dengan matang oleh koordinator acara yang juga merupakan guru mata pelajaran setiap harinya. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain adalah membuat poster, memilah sampah, membuat kerajinan dari barang-bekas (botol-botol plastik yang tidak terpakai dan karton tissue rol), dan juga ada kegiatan berupa menanam bibit sayuran.

Belajar dengan Cara yang Menyenangkan
Dimulai dengan membuat poster, anak-anak sangat menikmati kegiatan ini karena mereka dapat berkreasi dengan warna, kertas, lem, dan berbagai perangkat kreativitas lainnya yang biasa digunakan dalam seni menggambar. Para guru dan pembina memang memberikan contoh apa saja yang harus digunakan dan elemen apa saja yang harus ada dalam poster, namun di luar itu anak-anak yang super kreatif tersebut dengan inisiatifnya sendiri membentuk gambar-gambar yang unik yang mereka sukai.

foto  foto

Keterangan :

  • Membuat kreasi dari bahan bekas seperti karton tissue rol, selain mengasah kreativitas anak-anak, hal ini juga dapat meminimalkan produksi sampah dengan kata lain ikut serta dalam kegiatan memanfaatkan kembali (Re-Use) (kiri).
  • Memilah sampah merupakan budaya yang perlu diajarkan pada anak usia dini, sehingga untuk ke depan mereka dapat mempraktikkannya di sekolah, terlebih di rumah (kanan).

Tidak jauh berbeda dengan kegiatan pembuatan poster, kegiatan memilah sampah juga menimbulkan kegaduhan bagi anak-anak. Kegaduhan bukan karena sesuatu hal yang buruk, melainkan karena para murid meremukkan botol plastik dan juga kaleng-kaleng bekas secara bersamaan. Satu bunyi yang ditimbulkan oleh satu anak kemudian menjadi bersahut-sahutan karena masing-masing anak tidak ingin ketinggalan momen yang mengasyikkan tersebut. Setelah asyik dengan botol dan kaleng, para guru mulai menjelaskan bagaimana cara memilah sampah dan apa manfaatnya bagi bumi.

“Kegiatan ini merupakan kegiatan hari bumi yang pertama kali kami adakan, tujuannya tidak lain adalah untuk mengedepankan ‘go green’ yang nantinya akan membuat para murid mengetahui dan bisa berpartisipasi aktif dalam melestarikan lingkungan untuk ke depannya mencegah terjadinya global warming,” ujar Michael yang merupakan koordinator acara Hari Bumi ini. Acara ini selain bertujuan untuk memberikan pengetahuan juga untuk menumbuhkan motivasi bagi para murid untuk menjaga bumi yang nantinya dapat berguna bagi kelangsungan hidup para generasi penerus.

Di kesempatan yang sama, Mita yang juga merupakan koordinator kegiatan juga memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang berlangsung hari ini. “Sebenarnya kegiatan seperti hari (pelestarian lingkungan) ini sering sekali kita ajarkan kepada anak-anak di lingkungan sekolah agar mereka menerapkan di rumah, dan terbukti anak-anak sangat antusias sekali setiap kegiatan ini dilakukan,” ujarnya, “berhubung hari ini merupakan Hari Bumi maka kita dari pihak sekolah ingin memberikan suatu kegiatan yang bukan hanya mendidik, namun juga penuh permainan yang akan selalu diingat oleh anak-anak,” tambah Mita.

foto  foto

Keterangan :

  • Anak-anak dengan sabar menunggu pembagian tanah yang akan digunakan untuk menanam bibit sayur-sayuran (kiri).
  • Hasil karya yang berjudul "Under the Sea" ini terbuat dari susunan botol-botol plastik yang tidak terpakai lagi (kanan).

Kegiatan yang menjadi puncak acara dalam hari bumi ala Tzu Chi International School kali ini adalah kegiatan berupa tanam bibit sayuran. Bibit terdiri dari enam jenis yang antara lain bayam merah, bayam hijau, strowberi, cabe, terung, lada, dan tomat. “kami lebih memilih bibit sayuran karena mengingat bahwa kami ingin memudahkan anak-anak untuk mengetahui pertumbuhan dari masing-masing sayuran, karena nantinya selama dua minggu ke depan anak-anak sendirilah yang akan merawat tanaman mereka. Untuk jangka panjang, para murid dapat mempraktikkan tanam sayur di rumah mereka sendiri,” cerita Mita.

Salah satu murid P3, Felicia Lee mengaku senang dengan kegiatan yang dilakukan. “Menanam pohon ini supaya bumi kita jadi segar dan teduh, aku suka menanam pohon,” ujarnya dengan tangan memegang pot berisi tanah yang telah dibubuhi bibit sayuran. Tidak jauh berbeda dengan Felicia, Evelyn juga merasakan hal yang sama hari ini. “Senang karena ikut Earth Day, soalnya bisa membantu bumi biar tidak sedih lagi,” ucapnya polos. Saat ditanya mengenai apa saja yang harus dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan, dia pun menanggapi dengan tanpa berpikir panjang layaknya orang dewasa. “We have to save electricity and keep recycling,” tambahnya dengan mahirnya dalam bahasa inggris.

Begitu besarnya pengaruh lingkungan bagi kehidupan manusia, sehingga kampanye mengenai pelestarian lingkungan seakan tidak pernah berhenti disuguhkan, terutama bagi para generasi usia dini. Pengetahuan dan praktik nyata juga harus selalu seiring sehingga manfaat dari pengetahuan akan didapat setelah praktik dilakukan.

  

  
 

Artikel Terkait

Semangat Bersumbangsih

Semangat Bersumbangsih

23 Desember 2016

Dua relawan yang turut bersumbangsih memanfaatkan waktu libur dalam Pekan Amal penggalangan dana pembangunan rumah sakit Tzu Chi tanpa melihat sekat-sekat agama, ras, golongan di dalamnya. 

Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Akreditasi

Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Akreditasi

09 Agustus 2019

Selama dua hari (8-9 Agustus 2019) dua orang asesor dari Badan Akreditasi Nasional melakukan peninjauan dan penilaian terhadap mutu pendidikan di SMK dan SMP Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.

Suara Kasih: Pendidikan untuk Mengembalikan Sifat Hakiki yang Murni

Suara Kasih: Pendidikan untuk Mengembalikan Sifat Hakiki yang Murni

20 Juni 2013 Lihatlah pementasan para siswa yang penuh kekuatan. Pementasan ini menginspirasi mereka untuk mengatasi berbagai rintangan dengan penuh keberanian. Selama sesuatu itu benar, kita harus bertekad untuk melakukannya.
Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -