Purwanto selaku pembawa acara mengawali kegiatan dengan sebuah pantun Relawan Tanjung Balai Karimun mengadakan pelatihan relawan Tzu Chi yang berlangsung di kantor penghubung Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Pelatihan relawan Abu Putih ke-2 ini diikuti oleh 33 orang peserta.
Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih ke-2, Minggu, 26 Maret 2023, Pelatihan ini dimulai pada pukul 09.00 WIB hingga selesai. Purwanto yang memandu jalannya training mengawali pelatihan dengan sebuah pantun.
“Hari ini Minggu pagi, Cuaca mendung dan berawan, selamat datang, dan berjumpa lagi kepada semua relawan,” ucapnya. Kegiatan traning diawali dengan memberikan penghormatan kepada Buddha dan Master Cheng Yen, serta menyanyikan lagu Mars Tzu Chi, dan Pembacaan 10 sila Tzu Chi.
Para peserta diajak untuk menyaksikan tayangan video Master Cheng Yen untuk menumbuhkan kebijaksanaan para relawan. Tayangan video Master Cheng Yen berjudul “Giat melatih diri lewat tubuh, ucapan dan pikiran.”
Pada awal pelatihan peserta training diajak untuk menyaksikan tayangan video Master Cheng Yen yang bertema “Giat melatih diri lewat tubuh, ucapan dan pikiran” Dalam tayangan itu, diceritakan seorang laki-laki (relawan) yang mengalami stroke atau kelumpuhan yang menyebabkan beliau harus duduk di kursi roda.
Walaupun dalam kondisi stroke, relawan tersebut tetap mau ikut menjaga lingkungan dengan mengikuti pemilahan barang daur ulang di Tzu Chi. Dengan niat, dan keinginan yang tinggi tidak menjadi penghambat baginya untuk berbuat kebaikan.
Susi yang bertugas menyosialisasikan sejarah Tzu Chi dan kisah Master Cheng Yen kepada para relawan. Sosialisasi ini untuk memberi pemahaman yang benar tentang Tzu Chi, dan bisa menghargai perjuangan Master Cheng Yen. Dengan pemahaman yang benar kita dapat membangkitkan kebijaksanaan yang ada di dalam diri kita masing-masing dalam menapaki jalan Bodhisatwa di Tzu Chi.
Para peserta pelatihan menyimak dan materi-materi yang dibawakan oleh relawan komite Tzu Chi Tanjung Balai Karimun.
Sukmawati berkesempatan menyosialisasikan tentang budaya humanis Tzu Chi yang berprinsip pada bersyukur, menghormati dan mencintai. “Bersyukur bisa bersumbangsih tanpa pamrih, dengan hati saling menghormati, tidak membeda-bedakan, dan dengan saling menghormati menciptakan harmonis dan cinta kasih,” ucap Sukmawati dalam materinya.
Relawan Tzu Chi sebagai murid Master Cheng Yen dalam menjalankan kehidupannya dibekali empat ramuan sup Tzu Chi oleh Master Cheng Yen, yaitu, berpuas diri, bersyukur, pengertian dan berlapang dada. “Tahu berpuas diri adalah kekayaan besar, rasa syukur adalah kemuliaan tertinggi, sikap pengertian adalah pemahamaan tertinggi, berlapang dada adalah kebijaksaan tertinggi,” tutur Sukma.
Susi pengisi materi sedang menyosialisasikan sejarah Tzu Chi dan kisah Master Cheng Yen kepada para peserta pelatihan. Susi memberikan pemahaman yang benar tentang Yayasan Tzu Chi.
Paulina (22) seorang peserta pelatihan mengatakan pertemuannya dengan Tzu Chi pada tahun 2016. Paulina berkeinginan menjadi relawan Tzu Chi karena kegiatan Tzu Chi memilki misi dan visi yang baik dalam membantu sesama dan mempraktikkan ajaran Buddha.
Menurut Paulina, Tzu Chi menjadi tempat yang bagus untuk mempraktikan ajaran Buddha dalam dunia nyata dengan kegiatan-kegiatannya.
“Di dalam Tzu Chi terdapat Misi Amal, Misi Pendidkan, Misi Kesehatan, dan Misi budaya humanis yang jarang ada di organisasi lainnya. Di Tzu Chi kita dapat mempraktikan ajaran Buddha di dalam kehidupan nyata dengan kegiatan baksos, donor darah, dan lain-lainnya tanpa membedakan agama, suku dan latar belakangnya,” ucap Paulina.
Sukmawati memberikan materi tentang budaya humanis Tzu Chi kepada para relawan agar bisa diterapkan keyika mengikuti kegiatan Tzu Chi.
Lain halnya dengan Darwidi (51) seorang penerima bantuan Tzu Chi yang berkomitmen untuk bergabung dalam barisan Tzu Chi. “Saya sudah mengikuti kegiatan kunjungan kasih dan donor darah. Saya siap ganti baju abu putih, saya berharap bisa bersumbangsih lebih banyak lagi kedepannya,” ucap Darwidi.
Editor: Anand Yahya