Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan

Jurnalis : Henny Yohannes (He Qi Utara 2) , Fotografer : Tedy Vibala, Dok. ZSM Utara 2 (He Qi Utara 2)


Sebanyak 90 orang mengikuti Training Abu Putih di Fu Hui Ting Lt.2 Aula Jing si, Minggu 2 Desember 2018. Yenny manuhutu (kedua dari kiri) makin mantap menjadi relawan Tzu Chi.

Minggu Pagi, 2 Desember 2018 relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Utara 2 mengadakan Training Abu Putih di Fu Hui Ting Lt.2 Aula Jing si. Training ini diadakan agar 90 orang relawan yang hadir dapat lebih mengenal, memahami, dan mendalami Tzu Chi. Baik sejarahnya, aturan, prinsip serta misi dan visinya.

Bong lie lie (MC) mengajak para relawan yang mengikuti training untuk memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen, menyanyikan Mars Tzu Chi, dan membaca 10 Sila Tzu Chi. Para perserta lalu diajak oleh Christine Shijie menonton video tentang “Can You Say Tzu Chi?”. Video ini memperlihatkan sebagian orang tidak bisa mengeja TZU CHI, ada yang menyebut Taichi, Sushi, bahkan Cindy.

Christine menjelaskan, Tzu Chi terdiri dari dua kata Tzu= welas asih, memberikan kebahagiaan; dan Chi= menolong, menghilangkan penderitaan. Jika dua kata ini digabung maka bisa diartikan konsep Tzu Chi adalah memberi kebahagiaan untuk menghilangkan penderitaan.

Christine juga mengajak peserta menonton video tentang apresiasi dari mantan Presiden Taiwan, Ma Ying Jeou  kepada Tzu Chi yang telah bersumbangsih di Taiwan dan seluruh dunia dengan semangat cinta kasih tanpa pamrih. Ma Ying Jeou meringkas ternyata ada empat hal yang membuat Tzu Chi terus berkembang yaitu cara kerja yang membumi, pola manajemen korporasi, umat yang menjadi relawan, dan terakhir berkembang hingga taraf Internasional.

Christine juga mengenalkan siapa pendiri Tzu Chi yaitu Master Cheng Yen yang biasa relawan memanggil beliau Shang Ren (sebutan atau panggilan untuk guru spiritual). Para peserta juga dijelaskan tentang prinsip organisasi Tzu Ci yaitu lintas agama, ras, etnis, negara dan bangsa.

Pengalaman Bergabung Jadi Relawan


Marta memberikan sharing tentang jejak Bodhisatwa.


Para peserta diajak mengikuti gerakan Shou you (isyarat tangan) dan menyanyikan lagu Sutra Makna Tanpa Batas.

Martha, relawan Tzu Chi lalu berbagi tentang pengalamannya selama bergabung menjadi relawan Tzu Chi. “Shixiong Shijie di sini, pasti punya tujuan yang berbeda-beda saat pertama kali bergabung dengan Tzu Chi. Ada yang join karena ingin berbuat baik, ada yang ingin menambah wawasan, serta bisa memperluas koneksi. Macam-macam tujuan awal kita join ke Tzu Chi. Tapi kalau bisa dirangkum, tujuan kita ke Tzu Chi sama-sama mau menjadi pribadi yang lebih baik. Mau menjadi seorang Bodhisatwa dunia. Setuju? Nah, untuk ke titik itu, tentu ada tahapan-tahapan yang perlu dilalui,” kata Martha.

Martha juga memanggil relawan lainnya Supardi untuk menceritakan jalinan jodohnya di Tzu Chi. Supardi mengatakan, awal mula mengenal Tzu Chi akhir tahun 2009 dari melihat banyak spanduk bertebaran di daerah Pluit bertuliskan Saatnya Menjadi Relawan.

“Saya terpanggil dan akhirnya saya telepon. Saya disarankan datang langsung ke Tzu Chi tanpa syarat. Kemudian saya mengikuti sosialisasi lalu menjadi relawan. Tujuan saya bergabung di Tzu Chi ingin menjadi orang baik dan bisa berbuat baik dan bisa menjadi contoh buat anak-anak saya,” kata Supardi.

Sempat tiga bulan Supardi tidak aktif lagi berkegiatan di Tzu Chi karena tidak bisa mentaati 10 sila Tzu Chi. Ini karena pekerjaannya yang harus menjamu customer ke tempat hiburan (dunia malam). Tapi seiring perjalanannya di Tzu Chi, panggilan hatinya sangat kuat dan akhirnya ia bertekad untuk berusaha tidak melanggar sila-sila tersebut. Jalinan jodoh yang matang kemudian mengantarkannya dilantik menjadi relawan komite Tzu Chi di Hualien, Taiwan.  

Seragam Tzu Chi


Para relawan yang baru dilantik menjadi relawan komite Tzu Chi 2018 di Taiwan lalu juga hadir dalam pelatihan relawan kali ini.

Fransiska, relawan Tzu Chi memaparkan tentang indahnya insan Tzu Chi dalam berkelompok, dari cara berpakaian, berbicara dan berperilaku. Dengan berpakaian seragam Tzu Chi, berbicara dan berprilaku dengan baik maka berarti sudah  membawa citra dari Tzu Chi.

Fransiska juga menjelaskan kenapa insan Tzu Chi harus berseragam. Pertama demi kesetaraan karena relawan berasal dari ekonomi yang berbeda-beda. Seragam Tzu Chi dirancang agar relawan leluasa untuk berkegiatan.

“Dan terakhir, dengan berseragam, kita dapat menjalin jodoh baik dengan orang lain. Karena pada saat bertemu orang mereka jadi tahu kita insan Tzu Chi. Dan di harapkan insan Tzu Chi juga tidak menggunakan perhiasan yang terlalu berlebihan. Jika kita ingin dicintai, maka kita harus mencintai diri kita terlebih dahulu. Dengan cara kita perbaiki penampilan kita menjadi lebih baik,” jelas Fransiska.


Dewi Sri Anny (dua dari kanan) merasa sangat bahagia dapat mengikuti pelatihan relawan ini.

Yenny Manuhutu, relawan baru yang mengikuti training Abu Putih pertama kalinya ini adalah seorang ibu rumah tangga yang mempunyai 3 anak. Setelah mengikuti training Yenny makin mantap menjadi insan Tzu Chi yang berguna buat sesama manusia.

“Saya sangat beruntung bisa menjalin jodoh dengan Tzu Chi, impian saya sejak lama akhirnya bisa terwujud sekarang ini. Walaupun baru ikut Tzu Chi dan training pertama tetapi saya seperti berada dalam keluarga sendiri semua ramah kepada saya,” kata Yanny.

Dewi Sri Anny (44) asal Tangerang juga mengungkapkan kebahagiaannya dapat mengikuti pelatihan relawan ini.

“Saya bergabung menjadi relawan Tzu Chi bulan Februari 2018, sangat tertarik dengan Tzu Chi karena Tzu Chi banyak menolong orang miskin dengan hati yang tulus,” kata Dewi.

Bagi Dewi, Tzu Chi seperti universitas kehidupan. Dan salah satu yang membuatnya berkesan adalah Master Cheng Yen mengajarkan bahwa ada dua hal yang tidak dapat ditunda yaitu berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan.

Editor: Khusnul Khotimah

 


Artikel Terkait

Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan

Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan

18 Desember 2018

Minggu Pagi, 2 Desember 2018 relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Utara 2 mengadakan Training Abu Putih di Fu Hui Ting Lt.2 Aula Jing si. Training ini diadakan agar 90 orang relawan yang hadir dapat lebih mengenal, memahami, dan mendalami Tzu Chi. Baik sejarahnya, aturan, prinsip serta misi dan visinya.

Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -