Menumbuhkan Minat dan Semangat Bervegetaris dengan Kelas Memasak Vegan

Jurnalis : Robby Mulia Halim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Ryanto Budiputra, Robby Mulia Halim (Tzu Chi Medan)

Pembimbing Kelas Memasak Vegan, Sumisni, menunjukkan proses memasak Spaghetti Aglio Olio Vegan.

Master Cheng Yen selalu mengingatkan para insan Tzu Chi untuk hidup bervegetaris. Dalam setiap ceramahnya, kerap tersirat pesan dan nasihat tentang hidup bervegetaris. Vegetaris merupakan salah satu cara menyelamatkan bumi dan mengakhiri penderitaan semua makhluk hidup di dunia.

Kelas Kata Perenungan (Jing Si Ban) di Tzu Chi Medan mengadakan Kelas Memasak Vegan (Vegan Cooking Class) di Depo Daur Ulang Tzu Chi Medan Mandala, Minggu, 23 Oktober 2022. Kegiatan ini diikuti anak-anak Kid Class dan Teen Class, juga relawan sebagai pendamping.

Kelas Memasak Vegan kali ini adalah yang pertama sejak pandemi Covid-19. Sebelum pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, kegiatan serupa yang terakhir adalah di bulan Agustus 2019. Kegiatan ini tentu saja dinanti-nantikan anak-anak Kelas Kata Perenungan dan relawan. Koordinator Kelas Memasak Vegan, Sumisni, yang telah menjadi relawan Tzu Chi sejak 2015, menyatakan tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan masakan vegan kepada anak-anak pada khususnya dan kepada orang banyak pada umumnya.

“Kelas memasak vegan ini diadakan agar tumbuh minat dan kesadaran dalam diri anak-anak dan juga semua orang bahwa bervegetaris merupakan hal yang sangat baik, dan makanan vegetarian juga tidak kalah enak dengan makanan nonvegetarian,” kata Sumisni.  

Seluruh peserta Kelas Memasak Vegan sibuk memasak Spaghetti Aglio Olio Vegan.

Sekitar pukul 9 pagi, anak-anak Kelas Kata Perenungan dan relawan yang ambil bagian dalam Kelas Memasak Vegan telah berkumpul di lantai 2 Depo Tzu Chi Medan Mandala. Mereka tampak bersemangat dan tidak sabar menunggu acara dimulai. Panitia acara telah menyiapkan meja, peralatan memasak yaitu kompor gas portabel, wajan, piring, serta bahan-bahan yang akan digunakan, yang semuanya telah rapi di atas meja.

Menu yang diajarkan dalam kelas memasak kali ini adalah Spaghetti Aglio Olio Vegan dan Kue Mangkuk Hijau. Meja untuk peserta Kelas Memasak Vegan sebanyak 8 karena nantinya peserta dibagi menjadi 8 grup. Setiap grup beranggotakan 1 Xiao Phu Sa dan 2 relawan pendamping yang bertugas membantu dan mengawasi jalannya kegiatan memasak. Pembimbing kelas memasak kali ini adalah Roslina Yun dengan didampingi Sumisni.

Setelah semua persiapan selesai, sekitar pukul 9.30, Kelas Memasak Vegan pun dimulai, dipandu oleh Sylvia Irnawaty Tan. Para peserta yang telah dikelompokkan dalam 8 grup menempati meja masing-masing sesuai arahan pemandu acara.

Spaghetti Aglio Olio Vegan dan Kue mangkuk Hijau hasil karya pembimbing Kelas Memasak Vegan.

Menu pertama adalah Spaghetti Aglio Olio Vegan. Sebelum mulai memasak, pembimbing terlebih dahulu menjelaskan tentang bahan-bahan yang digunakan, yaitu mi vegan Jing Si, sosis vegetarian, tomat dan bahan-bahan pendukung lainnya, yaitu jamur, biji oregano, garam, lada hitam, yang tentunya berkualitas baik dan segar. Usai penjelasan bahan-bahan masakan, dilanjutkan dengan memperagakan cara dan langkah-langkah memasak dan urutan bahan-bahan yang dimasak. Para peserta menyimak dan memperhatikan dengan seksama.

Setelah masakannya siap, pembimbing mempersilakan para peserta memasak. Tanpa membuang waktu, anak-anak langsung mulai memasak dengan dibantu relawan pendamping. Suasana yang tadinya hening langsung menjadi riuh dan ramai. Baik anak-anak maupun relawan pendamping terlihat sangat serius menyelesaikan masakan masing-masing dan berusaha untuk mencapai hasil yang terbaik.

Sebagian grup mengerjakan dengan cepat dan tangkas, sebagian yang lain tidak terlalu terburu-buru. Sebelumnya pembimbing memang telah mengingatkan bahwa kegiatan ini bukanlah kompetisi memasak, yang penting adalah memasak dengan sepenuh hati, barulah dapat menghasilkan masakan yang lezat. Tidak butuh waktu lama bagi para peserta untuk menyelesaikan masakan mereka. Setiap goup tampak puas dengan hasil masakan masing-masing.

Pembimbing Kelas Memasak Vegan, Roslina Yun dan Sumisni, sedang mencicipi hasil masakan para peserta

Setelah semuanya selesai memasak, pembimbing menghampiri meja setiap grup untuk mencicipi hasil masakan mereka. Masakan yang paling mendekati citarasa hasil masakan pembimbing adalah pemenang. Sebagai juara 1 adalah grup 8, disusul oleh grup 5 juara 2 kemudian diikuti oleh grup 3 juara 3. Ketiga grup yang juara ini mendapat hadiah cinderamata yang diserahkan langsung oleh Tony Honkley.

Untuk menu selanjutnya, Kue Mangkuk Hijau, tidak jauh berbeda dengan menu pertama, pembimbing terlebih dahulu menjelaskan bahan-bahan yang akan digunakan, yaitu tepung daun rami Jing Si, jus pandan, tepung terigu, tepung kanji dan gula pasir, dilanjutkan dengan mempertunjukkan cara membuat kue mangkuk hijau. Para peserta langsung bergerak cepat memulai setelah pembimbing selesai membuat kue.

Menu kedua tidak memakan waktu sebanyak menu pertama karena prosesnya yang lebih sederhana. Jika untuk menu pertama pembimbing mencari yang paling lezat, untuk menu kedua, yang dicari adalah meja yang paling bersih setelah kue selesai dibuat, yang ternyata diraih oleh group 7. Pembimbing Sumisni menyerahkan langsung hadiah kepada group 7. Dengan selesainya menu kedua, Kelas Memasak Vegan pun selesai, yang diakhiri dengan makan bersama hasil karya semua grup dan foto bersama.

Kesan dan Perasaan Peserta Kelas Memasak Vegan

Oliver dari Group 8 sedang memasak Spaghetti Aglio Olio Vegan sambil diawasi relawan pendamping.

Oliver, Xiao Phu Sa dari Grup 8 yang merupakan juara 1 memasak Spaghetti Aglio Olio Vegan, sangat senang dapat ikut serta dalam Kelas Memasak Vegan. Selama ini dia selalu membantu ibunya memasak di rumah, dan oleh karena itu, Kelas Memasak Vegan tentu saja merupakan hal yang menyenangkan baginya.

“Senang sekali, karena dapat juara 1, dapat hadiah dan dapat makan juga. Makanannya enak. Pulang nanti saya akan cerita ke papa dan mama saya memasak spaghetti dan membuat kue hijau dan dapat juara 1,” ujarnya sambil tertawa polos.

Xiao Phu Sa lain yang bernama Jovelyn juga merasakan hal yang sama. Meskipun tidak mendapat juara, Jovelyn merasa bahagia dapat mengikuti kelas memasak vegan.

“Saya sangat senang ikut kelas memasak vegan karena mendapat ilmu dan juga pengalaman baru. Saya akan berbagi cerita kepada papa mama saya sudah bisa masak spaghetti. Saya berharap teman-teman Xiao Phu Sa yang lain juga merasa senang seperti saya dan mendapat ilmu pengetahuan dan menambah pengalaman baru,” ujarnya bangga.   

Grup 5 yang menjadi juara 2 dengan hasil masakan mereka.

Kegembiaraan dan kebahagiaan juga terpancar dari wajah calon relawan bernama Brian yang juga dari Group 8. Brian baru 3 bulan bergabung dengan Tzu Chi dan baru pertama kali mengikuti kegiatan seperti ini. Brian merasa sangat enjoy mengikuti kelas memasak vegan.

“Awalnya memang capek karena harus mengaduk-aduk mi, tapi saya senang dan menikmatinya. Senang rasanya mendapat kesempatan mendampingi Xiao Phu Sa. Karena usianya jauh di bawah saya, saya dapat berbagi pengetahuan yang saya kuasai kepada Xiao Phu Sa,” katanya.

Dengan ikut serta dalam kelas memasak vegan, Brian mendapat pengalaman baru karena bahan dan bumbu yang digunakan agak berbeda dengan makanan nonvegetarian, tapi ternyata tidak kalah lezat dibandingkan dengan makanan nonvegetarian.

“Ke depannya nanti saya berniat bervegetarian, karena dengan bervegetarian dapat menyelamatkan banyak makhluk hidup terutama hewan. Kita dapat mengurangi menyakiti dan membunuh hewan. Dan saya berharap dapat membantu lebih banyak orang kapanpun diperlukan,” katanya mantap.   

Penyerahan hadiah kepada juara 1, 2, 3 menu Spaghetti Aglio Olio Vegan oleh Tony Honkley.

Salah satu pembimbing kelas memasak vegan, Roslina Yun, merasa senang dan bahagia dapat mengambil bagian mengajar anak-anak Kelas Kata Perenungan membuat makanan vegetarian, sekaligus memperkenalkan makanan vegetarian kepada anak-anak.

“Dengan adanya kelas memasak vegan, anak-anak mendapat pengetahuan dan pengalaman baru, dan dapat langsung mempraktikkannya di rumah bersama orang tua mereka. Selain itu, anak-anak jadi tahu bahwa makanan vegetarian juga seenak makanan nonvegetarian”.

Koordinator kelas memasak vegan, Sumisni, yang juga sebagai pembimbing, juga senang dapat mengajar Xiao Phu Sa memasak makanan vegetarian. “Anak-anak juga sangat antusias mengikuti kelas ini apalagi mereka dapat menikmati hasil masakan mereka sendiri. Harapan saya bisa lebih banyak lagi relawan lainnya ikut bergabung, kita belajar bersama dan sharing bersama tentang menu-menu vegan lainnya.” Sumisni berharap kelas memasak vegan akan diadakan lagi, tidak sampai di sini saja.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Filosofi dalam Memasak

Filosofi dalam Memasak

16 Oktober 2015

Sebanyak 8 orang mengikuti kelas memasak pada tanggal 13 Oktober 2015. Kelas memasak vegetaris setiap hari Selasa setiap minggunya dibuka di Tzu Chi Center. Dalam kelas ini tidak hanya belajar memasak tetapi juga belajar memaknai filosofi dalam memasak itu sendiri.

Kelas Memasak Vegetarian: Merawat Bumi dengan Bervegetaris

Kelas Memasak Vegetarian: Merawat Bumi dengan Bervegetaris

15 Agustus 2018
Untuk meramaikan Bulan 7 lunar, Tzu Chi Surabaya menggelar Kelas Memasak Vegetarian. Kelas perdana digelar pada 10 Agustus 2018 dan diikuti oleh 70 peserta.
Serunya Belajar di Kelas Memasak TCUCEC

Serunya Belajar di Kelas Memasak TCUCEC

18 Juli 2018
Sajian Go Hiong, Bakso Urat Vege, dan Jamur Hitam Putih begitu menggugah selera. Setelah menyimak dan mempraktikkan cara memasak ketiga menu tersebut, puluhan peserta kelas memasak TCUCEC (Tzu Chi University Continuing Education Center) tampak tak sabar untuk mencicipinya. 
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -