Menumbuhkan Niat Berbagi untuk Menolong Sesama
Jurnalis : Paulina (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Beverly Clara, Calvin, Wais Al Kharny (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)Para murid di Sekolah Vidya Sasana berpartisipasi dalam kegiatan Penuangan Celengan Bambu Tzu Chi, 15 Juni 2019.
Sabtu, 15 Juni 2019, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukan penuangan celengan bambu di Sekolah Vidya Sasana. Kedatangan 17 relawan kala itu disambut hangat oleh Kepala SMK Vidya Sasana. Usai berbincang dengan Kepala Sekolah mengenai jalannya kegiatan, relawan menyusun peralatan untuk penuangan celengan bambu di tengah lapangan.
Gerimis telah reda, anak-anak murid pun berkumpul di lapangan. Seorang relawan Tzu Chi membuka kegiatan dan tak lama langsung melakukan penuangan celengan. Dengan rapi dan teratur, guru-guru maupun anak-anak murid berbaris dan berjalan dengan sangat antusias mengumpulkan Cinta Kasih mereka.
Satu persatu murid mengantre untuk menuangkan celengan. Kegiatan ini sudah beberapa kali dilakukan di Sekolah Vidya Sasana.
Sri Rahayu (49) Kepala SMK Vidya Sasana menyambut relawan dengan hangat dan mengapresiasikan kegiatan Yayasan Buddha Tzu Chi Karimun.
Lamanya jalinan jodoh dengan Sekolah Vidya Sasana membuat Relawan dengan pihak sekolah pun kian akrab. Hal itu dibenarkan oleh Sri Rahayu, S.Pd, Kepala SMK Vidya Sasana. “Kerja sama kami dengan relawan sudah lama lho. Sudah beberapa tahun saya kerja di sini beberapa kali juga kegiatan ini dilaksanakan. Senang ya karena relawan ramah, semua bagus-bagus, pandai berbaur tanpa membedakan suku bangsa, agama, dan ras,” ungkapnya. “Saya juga kagum sama Shijie Lissa (salah satu relawan Komite). Di sisi lain dia pekerja dan juga ibu rumah tangga, tetapi masih bisa aktif menjadi relawan Tzu Chi, saya jadi kepengen jadi relawan juga, tetapi agenda saya sebagai Kepala Sekolah sibuk sejak pagi sampai sore,” tambah Sri Rahayu. “Apalagi Tzu Chi dapat melakukan kegiatan dimana tidak semua orang atau lembaga lain yang bisa melakukannya,” lanjutnya.
Selain Kepala Sekolah, para murid merasakan hal yang tidak jauh berbeda. Salah satunya Sumitro (16), siswa kelas 2 SMK itu ikut andil dalam mengumpulkan cinta kasihnya. Baginya kegiatan ini adalah kali pertama ia ikut menuangkan celengan, sebelumnya ia tidak kebagian celengan sehingga ia menggunakan amplop untuk mengumpulkan cinta kasihnya. “Saya senang bisa ikut membantu orang lain melalui dana yang saya bagikan ini, saya berdana melalui penyisihan uang jajan sekolah saya, relawan Tzu Chi juga ramah dan baik, membantu kami menyalurkan bantuan ke orang melalui kegiatan ini,” ujarnya.
Sumitro (16), siswa SMK Vidya Sasana merasa sangat senang bisa mengikuti kegiatan penuangan celengan karena bisa saling membantu sesama.
Di akhir kegiatan, relawan dan para murid berfoto bersama.
Tidak hanya memasukkan uang ke dalam celengan, relawan pun berharap adanya sisipan doa dan harapan berupa “semoga semua makhluk berbahagia” ketika uang dana dimasukkan kedalam celengan bambu. Seperti kata perenungan Master Cheng Yen yang berbunyi, “Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan”.
Kegiatan penuangan celengan bambu ini pun ditutup dengan foto bersama. Kegiatan rutin 3-4 bulan sekali ini tidak semata-mata untuk menjalin jodoh baik saja tetapi untuk terus menumbuhkan niat berbagi melalui dana untuk menolong terhadap sesama.
Editor: Metta Wulandari
Artikel Terkait
Membina Jalinan Jodoh Baik
11 April 2018SMAT: Denintel Kembali Memberikan Celengan Bambu
03 Juni 2014 Penuangan celengan ini adalah yang kedua kalinya dan para anggota Denintel Kodam termasuk salah satu yang konsisten. Pada pagi itu terkumpul sebanyak 93 celengan bambu yang hampir 80% dari celengan itu terisi penuh. Ini merupakan hasil yang baik dan tentunya tidak terlepas persepsi yang baik para anggota intel pada Tzu Chi.Memupuk Berkah dan Meneruskan Cinta Kasih melalui Penuangan Celengan Bambu
13 Februari 2024Siswa-siswi di SD Eka Tjipta Perdana begitu antusias menuangkan celengan bambu. Ini merupakan program #tuangramerame yang digalakkan oleh komunitas relawan Tzu Chi di Xie Li Kalimantan Tengah (Kalteng) 3.