Menumbuhkan Nilai-Nilai Kebajikan
Jurnalis : Christine Desyliana (He Qi Barat), Fotografer : Hendra , Salina (He Qi Barat)Albert yang mengalami kecelakaan sehingga harus diperban untuk beberapa waktu, tetapi Albert tetap berniat untk mengikuti kegiatan kelasa budi pekerti ini. |
| ||
Elly Shijie, relawan Tzu Chi menjelaskan jika tujuan diadakannya Qing Zhi Ban adalah untuk menumbuhkan nilai-nilai kebajikan agar tercipta badan dan jiwa yang sehat serta mampu mencintai diri sendiri dan orang lain. Selain itu juga untuk lebih mempererat hubungan antara orang tua dan anak. Elly Shijie menambahkan jika salah satu syarat untuk dapat mengikuti Qing Zhi Ban adalah orang tua harus ikut serta mendampingi anak di kegiatan dan tak boleh diwakili oleh pengasuh anak-anaknya. Selain itu batas usia anak untuk ikut Qing Zhi Ban adalah 5-8 tahun. Harapannya ialah setelah mempelajari dan menyelami nilai-nilai kebajikan di Qing Zhi Ban, anak-anak dapat melanjutkannya juga di lingkungan rumah. Apalagi Qing Zhi Ban hanya diadakan satu bulan sekali dan biasanya pada hari Minggu. Hari ini Qing Zhi Ban diisi dengan kegiatan penjualan seragam untuk anak-anak. Setelah bertukar pakaian, langsung dilakukan proses pengambilan foto anak-anak dan orang tuanya oleh relawan 3 in 1 Tzu Chi untuk keperluan pembuatan nametag, yang selanjutnya akan dipakai setiap mengikuti Qing Zhi Ban. Senyum bahagia dan kekompakan terukir di wajah anak dan orang tua sehingga menghasilkan foto yang indah. Selanjutnya orang tua diberikan sosialisasi tentang Qing Zhi Ban dan Tzu Chi agar orang tua memiliki gambaran dan memahami apa itu Qing Zhi Ban dan Tzu Chi dengan benar. Sedangkan anak-anak dibawa ke ruangan lain oleh para relawan Tzu Chi untuk menghias celengan bambu, dimana semua peralatan dan perlengkapannya telah dipersiapkan. Anak-anak begitu antusias, bahkan mereka begitu fokus agar dapat membuat celengan terbaiknya karena celengan itu akan dibawa pulang ke rumah dan tentu saja mereka juga ingin memperlihatkan keindahan celengan buatan tangan mereka sendiri kepada orang tua. Anak-anak ini sangat menggemaskan dan apa adanya. Setiap anak memiliki karakter yang unik, ada karakter anak yang begitu pendiam, ada yang aktif, bahkan ada yang cuek. Para relawan mendampingi anak-anak dengan sabar dan penuh bahagia. Interaksi antara anak-anak dan para relawan terlihat begitu hangat. Euforia ruangan menghias celengan sungguh menyenangkan.
Keterangan :
Keterbatasan Gerakan Fisik bukanlah Masalah. Dan ketika Albert masuk ke kelas Qing Zhi Ban, setelah selesai menghias celengan, ayah dan ibu dari Albert langsung menyambut dan dengan sigap merapikan posisi kursi rodanya. Ibu duduk di samping Albert, dan ayah duduk di belakang kursi roda Albert. Keluarga ini sungguh terlihat sangat kompak, saling menyayangi dan saling melindungi. Hani, sang ibu mengatakan bahwa Albert adalah anak satu-satunya, seorang anak yang mandiri dan aktif. Kemudian sang ibu juga berkata bahwa dari kecil, Albert memang sudah dididik untuk harus menghadapi setiap cobaan dalam hidup dengan tegar. Jadi ketika mengalami kecelakaan dan kakinya harus dibalut dan bahkan harus memakai kursi roda selama proses perawatan, Albert menjalaninya dengan tegar dan tetap ceria seperti tidak terjadi apa-apa. Dan Albert sendiri yang meminta orang tuanya untuk tetap mengantarnya ke Qing Zhi Ban walaupun kondisi kakinya seperti itu. Ayah dan ibu pun mewujudkan permintaan Albert, lagipula memang sang ibu juga berharap agar dengan terus mengikuti Qing Zhi Ban, Albert dapat menjadi pribadi yang dapat berbakti pada orang tua dan tetap memegang nilai-nilai budi pekerti di kehidupan agar nantinya dapat berguna bagi masyarakat dan negara. Betapa indahnya suatu keluarga dimana dapat terjalin suatu hubungan hangat dan saling memahami antara orangtua dan anak. Dan jikalau setiap keluarga selalu berusaha menumbuhkan dan mempraktikkan nilai-nilai kebajikan dalam kehidupan sehari-hari, maka selain dapat menciptakan keluarga bahagia lahir batin, tentunya turut mendukung terciptanya masyarakat yang harmonis. | |||
Artikel Terkait
Suara Kasih : Berpegang Teguh pada Tekad
14 Desember 2010 Ajaran Jing Si bertujuan untuk melatih diri, sedangkan Jalan Tzu Chi adalah praktik nyatanya. Lihatlah, kini benih-benih Bodhi telah berakar di negara masing-masing. Insan Tzu Chi dari 23 negara yang kembali kali ini bukanlah warga Taiwan. Untuk itu, kita harus berterima kasih kepada relawan Taiwan yang tinggal di negara lain dan menabur benih Tzu Chi.Bantuan Bagi Warga Mayasopa
22 Maret 2012 Hari Minggu tanggal 11 Maret 2012, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Penghubung Singkawang kembali melaksanakan pembagian beras cinta kasih.Apresiasi Menko PMK untuk Rumkitlap AGP
22 April 2020Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI Muhadjir Effendy mengunjungi Rumkitlap AGP bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Sinar Mas, dan Indofood pada Rabu, 22 April 2020. Menko PMK juga hadir bersama Menteri Kesehatan, Kepala Staf Kepresidenan, Kepala BNPB, dan Walikota Jakarta Utara.