Menumbuhkan Rasa Kekeluargaan
Jurnalis : M. Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : M. Galvan & Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung) Salah satu warga penerima bantuan yaitu Teja Nengsih (72) warga Gg. Mukalmi RT05/RW10, dibantu oleh relawan Tzu Chi untuk mengambil beras. |
| ||
Pembagian beras ini akan meringankan pengeluaran rutin warga penerima bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mengingat beras merupakan kebutuhan pokok mayoritas masyarakat Indonesia. Di samping itu, baksos pembagian beras ini pun menjadi ladang bagi para relawan Tzu Chi untuk mengetuk hati penerima bantuan agar menjadi bagian dari dunia Tzu Chi, untuk terus menyebarluaskan visi misi Tzu Chi agar terciptanya dunia aman, damai, dan terbebas dari bencana. Menurut Ruchiyat Kurniadi selaku koordinator kegiatan pembagian beras kali ini, terpilihnya Kelurahan Jamika dikarenakan masih banyaknya warga yang kurang— mayoritas bekerja sebagai buruh lepas. Selain itu, pada pembagian beras tahun 2011 ini, Tzu Chi Bandung memfokuskan pembagian beras tersebut di lingkungan Kota Bandung, karena bertujuan untuk mengetuk hati para penerima bantuan agar meneruskan tradisi berbagi kasih bagi semua makhluk hidup dengan ikut menjadi relawan Tzu Chi. ”Tujuan kegiatan pembagian beras ini karena memang kita sudah beberapa taun tidak ada kegiatan ini sekaligus juga untuk membangkitkan semangat di daerah sini untuk tambahan para relawan dan donatur. Selain itu, melihat daerah sini memang masih kurang, ada sebagian yang bilang masih kurang beruntung jadi kita pilih daerah di sekitar Pagarsih dan Jamika,” kata Ruchiyat.
Keterangan :
Ia pun menambahkan, ”Harapannya kita bisa merekrut lagi banyak relawan dan donatur yang untuk ikut merasakan pembagian beras cinta kasih ini, sekaligus menebarkan rasa cinta kasih universal dan mengenal keberadaan Tzu Chi, khususnya di Bandung,” lengkapnya. Menyambung Jalinan Jodoh Rupanya jalinan jodoh dan cinta kasih Tzu Chi dapat dirasakan kembali oleh warga setempat, dan kali ini pembagian beras cinta kasih bagi sebagian warga Kelurahan Jamika telah menyentuh hati para penerima bantuan dari Tzu Chi. Diharapkan tali persaudaraan antar sesama dapat terjalin terus tanpa membedakan agama, ras, dan suku bangsa. Selain itu, ketukan insan Tzu Chi dapat membuka hati para penerima bantuan untuk ikut dalam barisan Tzu Chi, dan tergerak hatinya untuk ikut menolong antar sesama mahluk hidup. Terpancar raut wajah para penerima bantuan setelah mendapatkan bantuan beras cinta kasih seberat 20 kg, mengingat kini harga kebutuhan pokok terus melonjak dan memberatkan bagi warga yang tidak mampu. Salah satunya adalah Teja Nengsih (72) warga Gg. Mukalmi RT05/RW10, ini harus berjuang dan ikhlas dalam menghadapi cobaan yang dialaminya.
Keterangan :
Ia pun harus rela untuk menjadi tulang punggung keluarganya, mengingat suami tercintanya kini sudah lagi tak berdaya ketika penyakit stroke menghampirinya. Nengsih begitu panggilan akrabnya, harus bekerja ekstra keras walaupun penyakit asam uratnya membebani dalam mencari kebutuhan hidup keluarganya. Menjadi buruh lepas bukanlah pekerjaan yang ia pilih, namun dengan keterbatasan yang Ia miliki terpaksa harus Nengsih jalani dengan penuh kesabaran. Rupanya, ketika relawan Tzu Chi memilih Nengsih menjadi warga penerima bantuan beras cinta kasih Tzu Chi, rasa bahagia menyelimuti Nengsih dan tak terbendung sudah tetesan air mata bahagia ketika relawan Tzu Chi membantu menggotong karung beras bagi Nengsih. "Beribu-ribu terima kasih, ibu orang nggak punya, orang nggak mampu, suami ibu sakit nggak bisa apa-apa, terima kasih banyak. Ibu mengucapkan beribu-ribu terima kasih semoga yang ngasih ke ibu dipanjangkan umurnya, ada milik rezekinya," ucap Ningsih penuh haru. Ucap syukur Ningsih terus dipanjatkan sehingga membuat para relawan semakin bersemangat untuk terus berada di jalan kebajikan dan menularkannya kepada seluruh insan manusia yang berada di bumi ini. ”Banyak-banyak terima kasih sama Tuhan semoga dibalas kebaikannya. Mudah-mudahan kalau ibu panjang umur dikasih lagi sama Tuhan, ibu mau ketemu lagi sama bapak-bapak ini (relawan Tzu Chi-red),” harapnya. ”Sebutir beras” yang dipersembahkan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi, membangkitkan rasa cinta kasih bagi seluruh warga penerima bantuan. Tak hanya itu, bagi relawan Tzu Chi pun ini menjadi ajang pelatihan diri untuk terlibat dan merasakan penderitaan yang dirasakan oleh masyarakat yang kurang mampu. Semoga dengan uluran tangan dan keikhlasan hati para relawan Tzu Chi dapat menumbuhkan rasa cinta kasih yang sesuai dengan visi dan misi Tzu Chi. | |||
Artikel Terkait
Festival Pelestarian Lingkungan
12 Desember 2011 Sabtu, 3 Desember 2011, sebelum festival ini dimulai, para relawan berkumpul bersama dan melakukan doa bersama. Pada hari pertama festival ini ditampilkan salah satu budaya humanis Tzu Chi, yaitu peragaan isyarat tangan oleh relawan, mulai dari anak-anak Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Tzu Ching, hingga relawan He Qi Barat.Menjaga Kesehatan di Usia Senja
25 Oktober 2017Yayasan Buddha Tzu Chi Singkawang menyelenggarakan Bakti Sosial Kesehatan Degeneratif yang diikuti sebanyak 208 orang pasien dan 157 orang untuk melakukan control kesehatan. Baksos degeneratif diadakan pada tanggal 8 Oktober 2017.
Sumbangsih bagi Masyarakat di Tanjung Jabung Timur
14 September 2020Dalam upaya mencegah meluasnya penularan Covid-19, komunitas relawan Jambi 3 menyalurkan 1.100 masker kain dan 10 unit alat cuci tangan mekanis kepada masyarakat melalui Palang Merah Indonesia Kabupaten Tanjung Jabung TImur, Jambi. Kegiatan dilaksanakan pada 31 Agustus 2020 dan bantuan diterima oleh Ketua PMI Kabupaten Tanjung Jabung Timur.