Komunitas ini bergerak di bidang pendidikan non formal seperti kursus salon, perhotelan, menjahit, kecantikan, spa, dan juga rias pengantin. Mereka berfungsi sebagai mitra dari Dinas Pendidikan. Para ibu pengusaha kursus ini adalah mitra dari dinas pendidikan dan mereka mempunyai standar minimal yang dikeluarkan oleh dinas pendidikan dan tenaga kerja. Benih Cinta Kasih Tzu Chi di Wilayah Jakarta Utara Pagi itu, 16 Desember 2010, komunitas ibu-ibu pengusaha kursus ini datang ke Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di gedung ITC Manga Dua Lantai 6 untuk menyerahkan dana yang sudah terkumpul dari para anggotanya. Mereka ingin mengetahui kegiatan Yayasan Buddha Tzu Chi di Indonesia. Acara penyerahan dana bantuan bencana tersebut diserahkan langsung oleh Nurmawati Napitupulu, M.Pd yang mewakili komunitas ibu-ibu pengusaha kursus se-Jakarta Utara yang diterima langsung oleh Like Hermansyah, Ketua He Qi Utara yang mewakili Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan disaksikan oleh Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma. Keterangan : - Nurmawati Napitupulu, M.Pd mewakili komunitas ibu-ibu pengusaha kursus se-Jakarta Utara memberikan dana bantuan kepada Tzu Chi yang diterima oleh Like Shijie, mewakili Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Dana ini nantinya akan digunakan Tzu Chi untuk membantu korban bencana di Indonesia. (kiri)
- Nurmawati Napitupulu M.Pd mengungkapkan rasa harunya terhadap relawan Tzu Chi Indonesia dalam membantu dan membina mental orang agar dapat hidup mandiri. (kanan)
Like Shijie (panggilan untuk relawan wanita -red) menjelaskan bahwa untuk wilayah Jakarta Utara Tzu Chi telah menanamkan benih cinta kasih, salah satunya di wilayah Pademangan Barat. Di lokasi tersebut Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia telah membantu pembangunan rumah yang tidak layak huni. “Warga yang tadinya sering sakit-sakitan kini mereka dapat bekerja lebih maksimal lagi karena kondisi lingkungan rumahnya kini sudah bersih dan sehat,” ungkap Like Shijie. Dijelaskan oleh Like Shijie di Pademangan Barat kini kehidupan warganya sudah membaik, rasa kepedulian mereka juga sudah tumbuh. Saat terjadi bencana gempa di Tasik dan Padang dengan kesadaran sendiri mereka menggalang “hati” (dana) dan diserahkan kepada Yayasan Buddha Tzu chi Indonesia. Ini merupakan salah satu tujuan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, mereka yang dulunya dibantu kini ikut membantu saudaranya yang kesusahan. Keterangan : - Like Hermansyah, Ketua He Qi Utara memberikan penjelasan tentang relawan Tzu Chi saat menanamkan benih cinta kasihnya di Pademangan Barat dalam Program Bebenah Kampung. (kiri)
- Sebanyak 50 orang pengusaha kursus tenaga pendidik non formal Jakarta Utara ini juga berkesempatan menyaksikan tayangan DAAI TV saat mengunjungi Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. (kanan)
Linta Agama, Ras, Suku, dan Golongan Suryadi Shixiong, relawan Tzu Chi juga menjelaskan kegiatan Yayasan Buddha Tzu Chi mulai dari Taiwan hingga ada di Indonesia. Suryadi menceritakan, “Yang masih baru adalah beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 12 Desember 2010, di Kota Padang dijadikan sebagai hari Tzu Chi di sana. Perjuangan relawan Tzu Chi untuk membantu warga Padang pasca gempa tidak mudah, kehadiran Yayasan Buddha Tzu Chi untuk membangun gedung SMA Negeri 1 Padang yang hancur akibat gempa sempat ditentang oleh para alumni serta siswa-siswi SMAN 1 Padang sendiri, mereka beranggapan bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia membawa misi agama. Namun, relawan Tzu Chi dengan ketulusan hati dan niat untuk membantu anak-anak bangsa, mengundang para guru SMAN 1 Padang ke Jakarta untuk melihat langsung kegiatan Yayasan Buddha Tzu Chi di Jakarta. Mereka kita ajak ke Pesantren Nurul Iman Parung Bogor, dan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Setelah melihat itu semua barulah mereka yakin bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia adalah yayasan yang lintas agama, suku, ras, bangsa dan negara. Sampai akhirnya mereka menjadi relawan Tzu Chi di Padang.” Nurmawati Napitupulu, M.Pd yang mewakili komunitas ini mengungkapkan bahwa sangat terharu dengan kegiatan yang telah dilakukan relawan Tzu Chi. Sebelumnya juga telah dijelaskan oleh Suryadi tentang awal mula kegiatan Yayasan Buddha Tzu Chi di Taiwan yang berawal dari 30 orang ibu rumah tangga yang menyisihkan sebagian uang belanjanya untuk membantu orang yang sedang kesusahan. “Saya pribadi merasa tergerak, kenapa yang punya rezeki kurang dari saya saja mau berdana untuk orang yang kurang mampu. Saya juga akan berupaya untuk mendukung kegiatan Yayasan Tzu Chi ini, mengapa orang bisa saya tidak bisa,” ujar Nurmawati yang bertanggung jawab di bidang pendidikan perhotelan di komunitas ini. |