Menumbuhkan Rasa Syukur
Jurnalis : Asokavati Ira Mulyadi (He Qi Barat), Fotografer : Roann (He Qi Barat) Para murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi diajarkan untuk menanamkan kebaikan selama 30 hari dengan cara menyisihkan sebagian dari uang sakunya ke dalam celengan bambu. |
| ||
Penghormatan kepada Master Cheng Yen selalu dilakukan oleh para xiao pu sa (Bodhisatwa cilik) sebelum dimulainya pembelajaran. Selain sebagai wujud rasa hormat juga agar mereka mengenal sosok Master Cheng Yen, sebagai pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi yang juga sangat mengasihi anak-anak. Walaupun pertemuan Qin Zi Ban ini hanya berlangsung sebulan sekali, namun pagi hari itu para xiao pu sa terlihat penuh semangat dan antusias ketika menyaksikan penampilan shouye lagu Gan Xie yang dibawakan oleh Lan Hua Shiqu berserta timnya sebagai pembuka sesi awal pembelajaran. Dilanjutkan Megah Shiqu dengan suara dan bahasa Mandarinnya yang lugas membimbing para xiao pu sa untuk turut serta bernyanyi, dan tak ketinggalan mama papa xiao pu sa yang sehari-harinya penuh kesibukan dalam bekerja dan mengasuh anak, hadir mendampingi xiao pu sa dan ikut larut dalam kebersamaan penuh kehangatan. "Dari contoh dua orang cie-cie ini, Cindy dan Marcela, mana sikap yang benar, Marcela yang sebelum berangkat ke sekolah berpamitan dengan mamanya atau Cindy yang sama sekali tidak menyapa mamanya langsung keluar dari rumah?" tanya Elly Shiqu yang memandu drama singkat 7 babak bersama dengan Linda Shigu dalam sesi Pembelajaran Dengan Kata Perenungan (PKDR) yang mengambil tema “Gan En (Bersyukur), Zhun Zhong (Menghormati) dan Ai (Cinta Kasih)”.
Keterangan :
Dengan sigap dan rasa riuh para xiao pu sa langsung menyilangkan kedua tangan mereka menunjukkan sikap Cindy adalah tidak benar dan menelungkupkan kedua tangan di atas kepala mereka untuk Marcela, saat mengiyakan sikap yang seharusnya sebagai wujud dari Zhun Zhong (menghormati) orangtua. Drama singkat dengan 7 contoh sikap yang berbeda ini diperankan oleh Tim Qin Zi Ban didukung oleh empat cie-cie: Cindy, Marcela, Priska, dan Carisa yang merupakan anak-anak dari Da Ai Mama, memudahkan para xiao pu sa dalam memahami apa itu Gan en, Zhun Zhong dan Ai. Dengan kepolosan seorang anak, Clement menjawab bahwa terkadang ia menghabiskan makanan, tapi terkadang juga tidak saat ditanya Linda Shiqu, apakah setiap hari ia menghabiskan makanan yang dibawa ke sekolah. Setelah melihat contoh drama tersebut, Clement pun mengiyakan bahwa ia akan menghabiskan makanannya sebagai wujud dari dari rasa syukur (Gan en). Keceriaan juga tampak di wajah Citra Shiqu yang sangat bangga bisa berperan sebagai seorang mama. Walaupun baru 2 kali terlibat di Tim Qin Zi Ban ia merasa sangat terkesan. Meski Citra Shigu termasuk relawan yang belum lama bergabung dengan Tzu Chi, tapi ia sudah merasakan adanya perubahan dalam dirinya. Kehangatan dan keceriaan para Da Ai Mama, membuat dirinya menjadi murah senyum, yang mana dulu ia sering diangggap orang sombong karena jarang tersenyum.
Keterangan :
Sorak sorai xiao pu sa pun sedikit mereda saat mereka diajak oleh Gianni Shiqu untuk membuat prakarya mainan ulat, yang terbuat dari bahan-bahan yang sederhana antara lain, sebatang sumpit bambu dan dua lembar kertas yang berbeda warna, di sini xiao pu sa diajak mengasah kreativitas mereka dengan memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi untuk dijadikan mainan. Tak terasa waktu bergulir dengan cepat, dua jam pun sudah berlalu dan di akhir sesi ini, tak lupa Da Ai Mama mengembalikan celengan bambu yang sudah diberikan xiao pu sa sebelum kelas di mulai. Melalui dana kecil (amal besar) secara rutin xiao pu sa pun dilatih untuk bersumbangsih agar nantinya kelak memiliki jiwa welas asih mengasihi orang-orang yang kurang beruntung, seperti yang selalu diingatkan Guru kita, Master Cheng Yen. Sorak sorai xiao pu sa pun sedikit mereda saat mereka diajak oleh Gianni Shiqu untuk membuat prakarya mainan ulat yang terbuat dari bahan-bahan yang sederhana antara lain, sebatang sumpit bambu dan dua lembar kertas yang berbeda warna, di sini xiao pu sa diajak mengasah kreativitas mereka dengan memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi untuk dijadikan mainan. Tak terasa waktu bergulir dengan cepat, dua jam pun sudah berlalu dan di akhir sesi ini, tak lupa Da Ai Mama mengembalikan celengan bambu yang sudah diberikan xiao pu sa sebelum kelas dimulai. Melalui dana kecil (amal besar) secara rutin xiao pu sa pun dilatih untuk bersumbangsih agar nantinya kelak memiliki jiwa welas asih mengasihi orang-orang yang kurang beruntung, seperti yang selalu diingatkan Guru kita, Master Cheng Yen. Melalui pembelajaran etika yang menjunjung tinggi rasa syukur (Gan En), saling menghormati (Zhun Zhong) dan penuh cinta kasih (Ai) semoga mampu mendidik para xiao pu sa agar kelak memiliki kepribadian yang luhur, bertoleransi di tengah keragaman, dan yang tak kalah pentingnya adalah menjadikan mereka manusia yang memiliki cinta kasih. | |||
Artikel Terkait
Dimulai dari Diri Sendiri
30 Juni 2010Membangkitkan Semangat Korban Kebakaran
21 September 2018Sabtu, 15 September 2018 relawan Tzu Chi Sinar Mas Xie Li Kalimantan Selatan 1 memberikan bantuan bagi korban kebakaran. Bantuan yang diberikan berupa barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Bantuan Banjir di Desa Tumbang Tilap dan Tangkarobah, Kalteng
25 Juni 2024Relawan Tzu Chi di Xie Li Kalimantan Tengah (Kalteng) 5 memberikan 130 paket bantuan untuk warga Desa Tumbang Tilap dan Desa Tangkarobah yang terdampak banjir.