Menumbuhkan Sikap Berbakti Kepada Orang Tua
Jurnalis : Bambang Mulyantono (Tzu Chi Singkawang), Fotografer : Eko Chandra (Tzu Chi Singkawang)Ketika para relawan menggunting rambut opa dan oma, tak jarang opa dan oma menceritakan kisah hidupnya kepada para relawan. |
| ||
Tanpa aba-aba, begitu tiba di lokasi para relawan yang berjumlah 33 orang mengambil peran masing-masing, menyapa warga panti jompo sembari menyiapkan alat-alat yang diperlukan. Sejumlah relawan lain menyiapkan perangkat sound system, serta makanan vegetarian. Sudah menjadi kegiatan rutin dua bulanan bagi relawan Tzu Chi Singkawang untuk mengunjungi panti jompo ini. Komunikasi dengan warga penghuni panti jompo juga sudah terjalin erat. Sembari menunggu giliran digunting rambut atau kukunya, Oma dan Opa warga panti jompo melakukan komunikasi dengan relawan Tzu Chi. Umumnya relawan Tzu Chi lebih banyak mendengarkan penuturan mereka meskipun topik pembicaraan yang disampaikan telah berulangkali diceritakan, karena bagi orang tua, asalkan ada orang yang berada di sampingnya untuk mendengarkannya, mereka sudah merasakan sangat bahagia. “Kalian ini baik sekali kepada kami, penuh perhatian, setiap dua bulan sekali mengunjungi kami, mencukur rambut dan menggunting kuku, mengajak kami bernyanyi dan membawa makanan. Dengan anak kandung sendiri saja saya belum tentu setahun sekali bisa bertemu, “ tutur Djap Djun Cin (72) yang sudah tujuh tahun berdiam di panti jompo ini karena anak satu-satunya bekerja di Jepang dan jarang pulang. Pernyataan senada disampaikan oleh Chin Kim Lin (77) yang bersama istrinya tinggal di panti jompo ini atas rekomendasi pendeta di gerejanya, karena pasangan suami-istri manula ini merasa ‘kurang diperhatikan’ oleh anak angkatnya.
Keterangan :
Bagi Eko Chandra, relawan abu-putih yang sudah beberapa kali mengikuti kegiatan ini, ia mengakui, bahwa mengikuti kunjungan kasih ke panti jompo semakin meningkatkan kasih sayangnya kepada kedua orang tuanya sendiri. “Para orang tua di sini menjadi ‘cermin’ orang tua kita di rumah, dengan sering mengikuti kegiatan ini, meskipun tidak ada yang memberi wejangan atau nashat semacamnya, saya merasa semakin diingatkan untuk senantiasa hormat dan berbakti kepada orang tua sendiri,” tutur Eko yang masih duduk di bangku kuliah ini. Lalu apa komentar relawan yang baru pertama kali mengikuti kunjungan kasih di panti jompo ini? Bong Novi Herawati ini mengaku bingung pada awalnya, “Apa yang bisa saya kerjakan? Lalu ikut-ikutan membantu membersihkan bagian wajah dan telinga seorang Oma, begitu tangan saya bergerak mengerjakan, muncul perasaan haru. Bersamaan dengan itu bertambah rasa cinta dan bakti saya kepada orang tua,“ tutur wanita berkacamata yang tinggal di Jakarta ini. Bong Andy yang juga baru pertama kali mengikuti kunjungan kasih ke panti jompo ini juga terlihat asyik dengan kegiatan-kegiatan sederhana seperti mencukur rambut, menggunting kuku dan membersihkan wajah Oma dan Opa. “Pekerjaan ini sangat sederhana, siapapun bisa, tapi bisakah ini dipraktikkan untuk orang tua masing-masing di saat mereka membutuhkannya? Ternyata tidak semua anak bisa melakukannya. Padahal perbuatan semacam ini sungguh besar artinya bagi orang tua,” ujar Andy. Setelah acara bersih-bersih selesai, Oma dan Opa yang jumlahnya 54 orang ini berkumpul di ruang pertemuan panti untuk menyantap hidangan vegetarian yang telah disiapkan relawan. Selesai makan, ada kejutan berupa kue ulang tahun, siapa saja yang berulang tahun di bulan itu diminta maju ke depan, untuk meniup lilin dan membagi kue. Setelah itu acara bersukacita dilanjutkan dengan bernyanyi bersama, isyarat tangan dan menari bersama. Di penghujung acara, warga panti jompo yang mempunyai rezeki lebih memberi dana ke dalam celengan yang diedarkan oleh relawan. Warga panti jompo pun dapat memberikan dana kecil untuk saudara-saudaranya yang memerlukan bantuan. | |||