Menyaksikan Gotong Royong Insan Tzu Chi Seluruh Dunia untuk Warga Palu
Jurnalis : Dora (DAAI TV) , Fotografer : Tan Surianto (He Qi Utara 1)Sosialisasi tentang
Tzu Chi ini digelar di Aula Serba Guna Perumahan Cinta Kasih Tadulako.
Sebanyak 15 relawan Tzu Chi dari Jakarta dan Makassar kembali hadir di Kota Palu guna melanjutkan tahapan penandatanganan perjanjian dan pengundian nomor rumah bagi calon penerima hunian tetap. Pada kesempatan ini relawan Tzu Chi juga mengundang warga yang sudah menempati Perumahan Cinta Kasih Tadulako untuk mengikuti sosialisasi tentang Tzu Chi.
Sosialisasi ini dibagi tiga sesi berdasarkan urutan blok hunian. Sesi pertama berlangsung pada Kamis, 17 Desember 2020 dan dihadiri 116 warga. Sesi kedua berlangsung pada Jumat 18 Desember dan dihadiri 119 warga. Lalu sesi terakhir berlanjut pada Sabtu 19 Desember 2020 dengan total 146 warga.
Puspawati, salah satu relawan pendamping di Palu juga menjelaskan tentang bagaimana cara menjadi relawan Tzu Chi.
Dengan sosialisasi ini warga semakin akrab dengan para relawan dan juga makin mengenal tentang Tzu Chi.
Sosialisasi yang berlangsung pada pukul 19.00 hingga 21.00 WITA ini bertujuan mengeratkan jalinan jodoh yang sudah terjalin antara warga hunian tetap dengan relawan Tzu Chi, serta antara warga dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia itu sendiri.
“Kita memperkenalkan Tzu Chi kepada warga agar mereka dapat turut bergabung menjadi relawan,” tutur Puspawati, salah satu relawan pendamping di Palu.
Sosialisasi diawali dengan sambutan oleh Karjaya, sukarelawan setempat yang merupakan koordinator proyek huntap sementara. Dilanjutkan pengenalan tentang sejarah Yayasan Buddha Tzu Chi yang didirikan oleh Master Cheng Yen di Hualien, Taiwan. Dalam kesempatan ini, relawan juga memaparkan visi dan misi Tzu Chi beserta bantuan-bantuan yang telah direalisasikan hingga saat ini. Salah satunya adalah penggalangan donasi pada saat bencana tsunami, likuefaksi, dan gempa di Sulawesi Tengah pada 2018 lalu.
Warga juga diperkenalkan tentang konsep dana kecil amal melalui celengan bambu.
Dari tayangan video yang dipaparkan, warga yang hadir menyaksikan gotong royong para insan Tzu Chi dari seluruh penjuru dunia terjun ke lapangan untuk menggalang donasi dari pasar ke pasar, tempat pembelanjaan dan perkantoran. Kumpulan setitik demi setitik cinta kasih dari berbagai kalangan masyarakat, dari semua usia, pekerjaan dan jenjang pendidikan ini diberikan secara tulus untuk membantu warga Palu hingga dibangunlah 1.500 hunian tetap di Tadulako, Palu dan 500 hunian tetap di Pombewe, Sigi.
“Begitu kuatnya cinta kasih dan dukungan yang kami rasakan, bagaimana naluri manusia saling berbagi dengan yang lainnya. Saya menganggap kita makhluk sosial itu tidak dapat berdiri dengan sendirinya tanpa ada bantuan orang lain. Oleh karena cinta kasih itulah yang menjadi pendorong, penyemangat kami bisa berbagi dengan saudara-saudara kami yang lain,” tutur Ibu Nurwana salah satu penghuni huntap yang tinggal bersama suami dan ketiga anaknya.
Warga menerima celengan bamboo dan kenang-kenangan berupa Kata Perenungan Jing Si.
Melalui kegiatan ini juga, relawan mengajak warga yang hadir untuk bersumbangsih dalam program dana kecil amal besar dengan membagikan celengan bambu untuk setiap warga. Program Celengan Bambu ini mengajak warga untuk kembali membantu saudara lain yang membutuhkan.
Selain celengan bambu, relawan juga membagikan lembaran gambar yang berisi Kata Perenungan Jing Si untuk setiap penghuni huntap agar dapat memotivasi ataupun mengingatkan mereka kembali setiap kali membacanya. Sebelum acara ditutup, relawan mengajak semua warga untuk bergabung dalam barisan Insan Tzu Chi dalam mengembangkan cinta kasih di Sulawesi Tengah khususnya Palu.
Dari sosialisasi yang
diikutinya ini, Nurwana yang sudah menjadi warga Perumahan Cinta Kasih Tadulako
terinspirasi dengan kiprah relawan Tzu Chi di masyarakat.
Sebagai penutup, perwakilan dari warga diminta memimpin doa bersama agar terjalin harmoni di masyarakat dan dunia terbebas dari bencana.
“Harapan kami ke depan untuk Yayasan Buddha Tzu Chi, semoga apa yang dilakukan ini bisa menjadi contoh bagi kami untuk bisa berbuat (baik) kepada orang lain juga,” kata Nurwana, warga.
“Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.” (Kata Perenungan Master Cheng Yen)
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Turut Memulihkan Kembali Kehidupan Korban Bencana
26 Oktober 2018Sejak MoU tentang pembangunan 3.000 unit rumah bagi korban gempa Lombok dan Palu ditandatangani, insan Tzu Chi bergerak mengajak masyarakat umum turut berdonasi. Di komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Pusat, selama dua hari, 20-21 Oktober 2018, mereka menggalang dana di pusat perbelanjaan yang ramai dengan pengunjung.
Gempa Palu: Keberangkatan Tim Medis Tzu Chi ke Palu
02 Oktober 2018Hari ini, Selasa, 2 Oktober 2018, tepat pukul 14.23 WITA, relawan Tzu Chi Jakarta tiba di Makassar bersama 3 orang dokter, 2 perawat, dan 2 apoteker dari Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia untuk berkoordinasi pemberian bantuan bagi korban gempa dan tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah.