Menyambut Awal Tahun dengan Penuh Sukacita

Jurnalis : Junaedy Sulaiman, Ivon (Tzu Chi Lampung), Fotografer : Erin Vania (Tzu Chi Lampung)
Penampilan isyarat tangan oleh relawan Tzu Chi, kemudian seluruh relawan dan tamu undangan bersama-sama menyanyikan lagu “Satu Keluarga” dengan gerakan isyarat tangan.

Yayasan Buddha Tzu Chi Lampung mengadakan Pemberkahan Awal Tahun di Kantor Tzu Chi Lampung, Kupang, Teluk Betung Utara, Sabtu, 14 Januari 2023. Acara yang dihelat pada pukul 15.30-17.30 WIB ini dihadiri sekira 250 orang. Melalui pemberkahan ini, semua tamu undangan dan relawan dapat melihat kilas balik Tzu Chi, baik internasional, Indonesia maupun Lampung.

Lis Linggarningsih, relawan yang menjadi pembawa acara menyampaikan ungkapan terima kasih kepada seluruh donatur dan relawan yang telah hadir. “Baru saja kita sama-sama menyaksikan kilas balik Tzu Chi Lampung, semua kegiatan yang berjalan juga tidak lepas dari dukungan para donatur dan juga relawan. Kami mengucapkan terimakasih banyak karena telah mendukung kegiatan Tzu Chi Lampung hingga hari ini,” ungkapnya.

Pesan cinta kasih dan sambutan oleh Alesius Bunawan, Ketua Tzu Chi Lampung. Ia menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh donatur yang telah mendukung Tzu Chi dalam menjalankan visi misinya.

Yayasan Buddha  Tzu Chi Lampung, saat ini diketuai oleh Alesius Bunawan. Dalam kegiatan ini, ia menyampaikan sambutannya. “Puji syukur kepada Tuhan karena pada hari ini, kita bisa berkumpul di gedung Tzu Chi dalam keadaan sehat. Kami juga mengucapkan gan en, terima kasih banyak, karena bapak ibu bersedia meluangkan waktu untuk datang kemari. Kami juga mengucapkan terima kasih karena bapak ibu, shixiong shijie semua sudah membantu berjalannya kegiatan Tzu Chi sampai saat ini. Baik bantuan berupa tenaga, waktu dan juga donasi,” ungkapnya.  

Ermina yang telah bergabung dengan Tzu Chi selama 17 tahun, hingga dilantik menjadi relawan komite.

Di tengah acara, juga ada sesi sharing relawan komite dan relawan baru. Relawan komite yakni Ermina, ia merupakan salah satu relawan yang beragama Islam, dan juga sudah menyandang gelar hajjah. Meskipun kurang mendapat dukungan dari orang tuanya, ia tetap mengikuti kegiatan Tzu Chi, bahkan sejak tahun 2005.

“Awalnya saya diajak sama shixiong Akam pada saat baksos pembagian beraspada tahun 2005, kemudian saya tertarik untuk bergabung. Terus saat saya dilantik di Taiwan, saya itu bingung waktu mau sholat. Sampai saya mojok sendiri, karena saya kan enggak tahu mau sholat boleh atau ngga (dengan mata yang berkaca-kaca). Tapi tiba-tiba ada bikkhuni datang nyamperin saya,  dia ngomong dengan bahasa Mandarin. Dia tanya ke saya, kamu mau ibadah sama Tuhan (yang di atas) ya? Di sini saja, di sini bersih. Saya langsung ajak teman-teman muslim yang mau sholat,” cerita Ermina dengan terharu.

Relawan mengajak seluruh tamu undangan untuk menyanyian doa cinta dan damai, dengan lampu teratai di tangan. Berdoa dengan sungguh agar dunia bebas dari bencana.

Tak hanya itu, ia juga menceritakan bahwa semenjak bergabung dengan Tzu Chi banyak sekali perubahan yang didapatkan. Seperti merasa lebih tenang, lebih damai, dan merasa lebih bahagia karena bisa ikut serta membantu banyak orang. Tak hanya Ermina yang berbagi pengalamannya selama bergabung di Yayasan Buddha Tzu Chi,  ada juga Agustina yang merupakan relawan Abu Putih.

“Begitu saya masuk mengikuti training di Jakarta, saya langsung terharu. Adem hati saya rasanya. Saya itu orang yang sombong, tapi pada saat gabung di Tzu Chi, melihat relawan yang lain, bagaimana mereka berbicara, itu hati saya tenang sekali rasanya. Perlahan saya mulai merendahkan ego saya. Tzu Chi ini luar biasa, hanya dengan melihat mereka berbicara saja sudah membuat hati saya tenang. Saya bersyukur sekali bisa bergabung dengan Tzu Chi,” cerita relawan yang sering disapa Ina itu.

Tzu Chi Lampung juga terus berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi siapa saja yang membutuhkan bantuan. Baik berupa pengobatan, biaya hidup, kursi roda, dan banyak lainnya. Hingga kemarin Tzu Chi mendatangkan salah satu gan en hu yang kebetulan sudah sembuh dari sakit yang dideritanya. Namanya Eliawati, wanita paruh baya yang beberapa tahun lalu menderita kanker payudara. Tapi berkat usaha dan semngatnya kini ia sudah bebas dari penyakit itu.
“Selama masa pengobatan, saya dibantu Tzu Chi, dan Puji Tuhan sekarang saya sudah sembuh,” ucap Eliawati.

Pembagian angpao dan suvenir untuk tamu undangan dan relawan.

Tak hanya mendengarkan sharing dari relawan dan juga gan en hu, tamu undangan juga disuguhkan dengan penampilan isyarat tangan oleh relawan Tzu Chi Lampung yang berjudul “La Che Xiang Qian Xing” yang artinya menaiki kereta menuju ke depan. Selain itu, dalam rangka menyambut tahun baru Imlek, Tzu Chi Lampung juga berbagi paket sembako kepada orang-orang yang membutuhkan. Kemarin, di sela-sela acara, juga ada pemberikan bantuan sembako kepada para gan en hu.

Di akhir acara, tim relawan bersama tamu undangan bersama-sama menyanyikan doa cinta dan damai, dengan memegang lampu teratai dalam kondisi ruangan gelap. Dengan tujuan agar doa lebih khidmat. Pada sesi akhir, seluruh relawan dan tamu undangan mendaptkan angpao berkah dari Master Cheng Yen yang dibagikan langsung oleh ketua yayasan, Alesius Bunawan dan Indra Halim.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Menjalankan Kehidupan yang Lebih Bermakna

Menjalankan Kehidupan yang Lebih Bermakna

19 Januari 2023

Di awal tahun 2023 ini, tepatnya pada Minggu, 8 Januari 2023 relawan kembali mengadakan kegiatan Gan En Hu Pulang ke Rumah setelah kondisi pandemi lebih terkendali

Persamuhan Dharma Tzu Chi Sedunia

Persamuhan Dharma Tzu Chi Sedunia

21 Desember 2022

Pada Hari Sabtu, 10 Desember 2022 Yayasan Buddha Tzu Chi Batam mengadakan kegiatan Pementasan Persamuhan Dharma Intisari Ajaran Jing Si Sutra Teratai sedunia yang di ikuti oleh 248 penyelam sutra.

PAT 2022: Tekad Teguh Tak Tergoyahkan

PAT 2022: Tekad Teguh Tak Tergoyahkan

15 Desember 2022

Untuk tampil dalam Persamuhan Dharma, para penyelam Dharma menghabiskan waktu untuk latihan selama tujuh bulan. Di samping harus menghapal lirik, gerakan, dan formasi, juga dibutuhkan tekad dan niat yang kuat agar dapat terus latihan hingga hari persamuhan tiba. 

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -