Menyambut Kemenangan Nan Fitri

Jurnalis : Suyanti Samad (He Qi Pusat), Fotografer : Suyanti Samad (He Qi Pusat)


Kebahagiaan warga Kelurahan Karang Anyar, Jakarta Pusat setelah menerima bingkisan Lebaran dari Tzu Chi. Dalam kesempatan ini, sebanyak 553 bingkisan Lebaran berhasil disalurkan langsung kepada warga yang membutuhkan.

Menjelang hari raya Idul Fitri, umat muslim sibuk mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangannya. Kesibukan juga terlihat dilakukan oleh relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk mempersiapkan bingkisan Lebaran untuk warga muslim yang kurang mampu agar dapat menyambut Idul Fitri dengan penuh sukacita bersama keluarga. Dengan tema “Berbagi Kasih di Bulan Ramadan” Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memberikan bingkisan Lebaran yang terdiri dari 5 kg beras, 2 liter minyak goreng, dan 1 dus (40 bungkus) mi instan DAAI dalam kegiatan ini.

Bantuan bingkisan Lebaran dari Tzu Chi merupakan bentuk kepedulian Tzu Chi dan suatu ajang untuk mempererat toleransi beragama di bulan Ramadan. Bingkisan Lebaran ini tidak hanya untuk membantu masyarakat tetapi juga suatu momentum untuk merajut kembali tali silaturahmi (persaudaraan) antar keluarga khususnya di wilayah Karang Anyar, Jakarta Pusat. Sebelumnya, tepatnya 27 Mei 2018, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat telah melakukan pendataan ke perkampungan warga Karang Anyar untuk membagikan kupon paket lebaran berdasarkan data yang diperoleh dari RW setempat.


Acara pembagian bingkisan Lebaran dibuka dengan kata sambuatan dari Maksudi, Lurah Kelurahan Karang Anyar, Jakarta Pusat. 

Setelah didata berdasarkan pembagian kupon, kemudian sebanyak 553 bingkisan Lebaran dibagikan kepada warga di wilayah tersebut oleh 45 relawan Tzu Chi dengan dibantu oleh 12 Ibu PKK, 10 personil kepolisian, dan 10 personil petugas kebersihan pada 3 Juni 2018 yang bertempat di Kantor Kelurahan Karang Anyar, Jakarta Pusat.

Dalam pembagian bingkisan Lebaran bagi warga Karang Anyar ini turut serta dihadiri oleh Lurah Karang Anyar, Maksudi. Ia pun sangat menyambut baik kerja sama dengan Tzu Chi. “Sesuai dengan kesepakatan bersama dengan Tzu Chi, bingkisan Lebaran ini diberikan kepada warga Karang Anyar yang kurang mampu,” ungkap Maksudi. Sebagai perwakilan warga karang anyar, Maksudi sangat berterima kasih kepada Tzu Chi dan semua pihak yang membantu terlaksananya pembagian bingkisan Lebaran ini. “Kebahagiaan warga adalah kebahagiaan saya. Dalam hal ini saya juga berterima kasih kepada Tzu Chi dan semua pihak telah membantu pelaksanaan serta menjaga keamanan dan ketertiban selama pembagian bingkisan Lebaran berlangsung,” jelas Maksudi.

Merajut Kembali Tali Silaturahmi


Solehat (paling kanan, baris ke-2), warga Karang Anyar yang kesehariannya bekerja sebagai buruh konveksi merasa senang bisa mendapat bingkisan Lebaran dari Tzu Chi.

Siti Jenab (32), salah satu warga Karang Anyar, RT 002/008, sangat senang bisa mendapat bingkisan Lebaran dari Tzu Chi. Walau pada 2013 silam ia tidak bisa ikut program “Bebenah Rumah” Tzu Chi karena keterlambatan menyerahkan surat-surat, ia pun mengapresiasi kegiatan kali ini. “Terima kasih atas kegiatan ini. Kebetulan sudah tidak ada minyak goreng di rumah, karena ada bingkisan Lebaran ini, uang untuk beli minyak goreng bisa digunakan untuk keperluan lain,” ungkap Siti Jenab yang kesehariannya bekerja sebagai buruh cuci dan gosok tersebut.

Menjelang hari Kemenangan, Siti Jenab pun ingin berbagi dengan sesama dan menjalin tali silaturahmi dengan saudara. Lima hari setelah Idul Fitri, salah satu saudaranya akan mengadakan hajatan di Kulon. Siti juga akan memanfaatkan bingkisan Lebaran yang ia terima tersebut agar tidak menyusahkan saudaranya nanti. “Saya akan membawa mi instan ini ke Kulon, makan bersama keluarga, tidak merepotkan saudara disana,” tutur Siti Jenab.


Dengan bantuan relawan Tzu Chi, Siti Jenab (32) memasukan bingkisan Lebaran ke dalam karung yang telah disediakan relawan. 

Rasa terima kasih juga dirasakan Solehat (55), warga Karang Anyar RT 003/012 atas bingkisan Lebaran yang diberikan Tzu Chi. “Senang dapat paket Lebaran ini. Dapat menyambung hidup,” kata Solehat. Keseharian Solehat sendiri bekerja sebagai buruh konveksi untuk menanggung biaya hidup keluarganya karena suaminya sudah tidak bekerja lagi. Solehat juga bersyukur karena anak-anaknya juga mengerti keadaan ekonomi keluarga, momen Lebaran juga membuatnya ingin mudik ke kampung halaman. “Orang tua masih ada di kampung, tetapi tahun ini belum tentu bisa pulang bersilaturahmi. Bila ada rejeki, mungkin bisa pulang, bila tidak ada, ya Lebaran di Jakarta,” tutup Solehat.

Lain halnya dengan oma Hasana (67). Walau sudah berusia lanjut, ia masih kuat berjalan dan antri untuk mengambil bingkisan Lebaran Tzu Chi di Kantor Kelurahan Karang Anyar. Keseharian oma Ana (panggilan akrabnya) tinggal bersama 2 keponakan dan adiknya yang bekerja sebagai asisten rumah tangga. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, ia dibiayai oleh anaknya yang tinggal di Ciputat. “Saya kaget dan gembira dapat bingkisan Lebaran dari Tzu Chi tahun ini. Biasanya dapat beras dari tetangga. Kalau tahun kemarin, dapat bantuan dari kelurahan setempat,” tutur lansia yang memiliki 3 cucu tersebut.


Oma Hasana (berkacamata) mengambil bingkisan Lebaran dari Tzu Chi di Kantor Kelurahan Karang Anyar, Jakarta Pusat.

Walau sudah berusia lanjut, oma Ana tetap menjalankan puasa, menahan haus, dan menahan lapar, hingga bergembira menjalankan ibadah di bulan Ramadan sampai Idul Fitri. “Gembira, bisa bertemu dengan anak cucu, dan bersilaturahmi bersama saudara. Kita bisa saling maaf-maafan di hari Kemenangan nanti,” jelas oma Ama tentang hari raya Idul Fitri. Oma Ana juga sering mendapat kiriman baju baru, mukena baru, serta dukungan materi dari beberapa familinya. “Keluarga besar di Tangerang juga membantu saya dengan memberikan uang transport dari Jakarta ke Tangerang untuk Lebaran nanti,” kata oma Ana dengan senang.   

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Menyambut Kemenangan Nan Fitri

Menyambut Kemenangan Nan Fitri

07 Juni 2018
Pada Minggu, 3 Juni 2018, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memberikan bingkisan Lebaran bagi warga Karang Anyar, Jakarta Pusat.  Sebanyak 553 bingkisan dibagikan kepada warga yang kurang mampu di wilayah tersebut.
Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -