Kunjungan relawan Tzu Chi Medan menuju kediaman Nenek Abidzar setelah Abidzar pulang dari Jakarta.
Setelah hampir dua bulan menjalani pengobatan di Tzu Chi Hospital Jakarta, Abidzar (atau yang akrab disapa Abi) akhirnya kembali ke Medan bersama keluarganya untuk menjalani pemulihan pasca-operasi. Pada 12 Oktober lalu, Abi menjalani prosedur pemasangan Distraktor (distraction osteogenesis mandibular), sebuah tindakan medis yang diperlukan bagi penderita hipoplasia mandibula, di mana pertumbuhan rahang bawah tidak berkembang dengan sempurna.
Kepulangan Abi dan keluarganya pada Kamis, 17 November, disambut dengan sukacita oleh para relawan Tzu Chi yang telah mendampingi sejak awal keberangkatan mereka ke Jakarta pada 23 September lalu hingga pelaksanaan operasi. Tidak hanya relawan Tzu Chi Medan, seperti Juniaty dan Desnita yang mengantar Abi selama pengobatan, namun relawan di Jakarta dan Tzu Chi Hospital juga menunjukkan kepedulian yang besar terhadap Abi dan keluarganya, memberikan dukungan penuh dengan kasih sayang.
Erni Lestari Handayani, menyambut kedatangan relawan dengan penuh kehangatan. Ia bercerita tentang perkembangan Abi pascaoperasi dengan perasaan haru.
Untuk menyambut kepulangan Abi, pada Kamis, 21 November, relawan Tzu Chi Medan mengunjungi rumah Nenek Abi di Jalan Aluminium I. Kedatangan mereka disambut dengan hangat oleh ibu Abi, Erni Lestari Handayani. Begitu melihat para relawan, Abi dengan sopan langsung mencium tangan setiap relawan, sebuah sikap yang membuat hati mereka terharu. Di hadapan para relawan, Abi juga menunjukkan kemahirannya menyusun mainan menara dan mengenal berbagai warna dengan fasih.
Kesabaran Ibu Erni dalam Mendampingi Abi Pascaoperasi
Sejak pengaktifan alat Distraktor pada 16 Oktober, skrup pada alat tersebut harus diputar setiap hari untuk mendorong pertumbuhan rahang bawah Abi. Setiap hari, sekrup diputar satu milimeter hingga mencapai angka yang ditentukan dokter. Tujuan dari pemutaran ini adalah agar rahang bawah Abi bisa tumbuh dan bertemu dengan rahang atas, sehingga ia bisa mengunyah makanan dengan leluasa dan mencapai berat badan yang ideal bagi anak seusianya.
Semua relawan bertepuk tangan gembira melihat Abi menyusun menara mainan dengan cepat.
Saat berkunjung, Erni menceritakan bahwa skrup di sebelah kiri sudah tidak bisa diputar lagi, yang berarti pertumbuhan rahang bawah Abi hampir sempurna. Sementara skrup sebelah kanan tinggal sedikit lagi untuk diputar. “Saya sangat senang melihat kondisi Abi membaik setelah penantian panjang,” ujar Erni dengan haru. Mendengar kabar baik tersebut, para relawan pun merasa gembira.
Namun, perjuangan Erni belum berakhir. Pada bulan April mendatang, setelah Hari Raya Idul Fiitri, Abi dan keluarga akan kembali ke Jakarta untuk tindakan operasi pelepasan Distraktor.
Seiring berjalannya waktu, Erni harus menghadapi perubahan emosi Abi pasca-operasi. "Abi menjadi mudah emosi, sering memukul dan menjambak saya saat skrup diputar karena menahan rasa sakit," ungkap Erni, sambil meneteskan air mata. Walaupun dokter memberikan obat penghilang rasa sakit, Erni lebih memilih untuk tidak tergantung pada obat.
Abi mulai belajar mengonsumsi makanan walaupun terlihat masih agak susah membuka mulut dengan lebar. Tetapi Ibunda Abi dengan sabar menyuapi Abi.
Meskipun begitu, Erni tetap tegar. Ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada relawan Tzu Chi yang selalu ada untuknya, terutama Juniaty, yang setia mendengarkan curhatannya. "Saya sangat berterima kasih. Mereka mungkin bukan saudara saya, tetapi mereka selalu mendampingi saya dalam kondisi sulit ini. Tanpa mereka, kami tidak tahu harus membawa Abi ke mana untuk pengobatan," kata Erni, sambil terisak.
Erni berharap, suatu hari nanti Abi bisa mengonsumsi makanan dan minuman secara normal. Ia juga berharap Abi dapat diterima dengan baik oleh masyarakat meskipun dengan kondisinya sekarang. "Abi adalah anak yang penuh kelebihan dan akan menjadi berkat bagi banyak orang," tuturnya penuh keyakinan.
Celengan Bambu Wujud Rasa Syukur
Selain itu, Erni juga ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada relawan Tzu Chi Jakarta atas pendampingan mereka selama pengobatan Abi di sana. Ia merasa sangat bersyukur diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan berbagi, salah satunya melalui celengan bambu yang dibawa pulang dari Jakarta. Abi terlihat antusias saat memasukkan uang koin ke dalam celengan bambu, sebuah momen yang menyentuh hati para relawan. Dengan tindakan ini, Abi dan keluarganya mengamalkan ajaran orang tuanya untuk membantu sesama dengan penuh kasih sayang.
Abi terlihat sangat antusias memasukkan uang kedalam celengan bambu.
Sebelum pamit pulang, para relawan bersama-sama menyanyikan lagu dan memotong kue untuk Abi. Erni dengan sabar menyuapkan potongan kecil kue kepada Abi, yang masih kesulitan membuka mulut lebar-lebar.
Kegembiraan atas kepulangan Abi juga dirasakan oleh relawan pendamping, Juniaty. "Kami sangat senang melihat kondisi Abi yang kini jauh lebih sehat dan perkembangannya sangat baik setelah operasi," ujarnya. Juniaty, yang ikut merasakan perasaan orang tua Abi selama proses operasi dan pemulihan, juga menyampaikan terima kasih kepada keluarga Abi karena telah memberi kesempatan bagi para relawan untuk mendampingi mereka dengan penuh kasih.
Sebelum pamit pulang, para relawan melakukan berfoto bersama dengan Abi dan Keluarga.
Sebagaimana kata Master Cheng Yen, "Cinta kasih yang tulus dapat menghangatkan hati semua orang yang sedang menderita dan bersedih." Itulah yang dirasakan oleh seluruh pihak yang terlibat dalam perjalanan panjang Abidzar menuju pemulihan.
Editor: Metta Wulandari