Menyambut Pulangnya Keluarga Besar Tzu Chi

Jurnalis : Nuraina Ponidjan (傅麗蓉 ) (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan ( 陳俊賓) (Tzu Chi Medan)

Tony Honkley, selaku pembawa acara menyapa para penerima bantuan Tzu Chi yang datang dan memberikan semangat kepada mereka untuk terus melangkah maju.

Setiap tahun pada akhir tahun penanggalan lunar, relawan Tzu Chi selalu mengundang para Gan En Hu (sebutan untuk penerima bantuan Tzu Chi) untuk pulang ke rumah sendiri yaitu rumah Tzu Chi. Biasanya mereka akan berkumpul di Kantor Tzu Chi Medan, tetapi mengingat banyaknya tamu yang datang dan untuk memudahkan mereka mencapai lokasi maka kegiatan kali ini diadakan di tiga tempat: Kantor Tzu Chi Medan (Cemara Asri), Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Mandala, dan Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Titi Kuning, Medan.  

Untuk wilayah Depo Pelestarian Lingkungan Mandala, mempertimbangkan luas gedung yang tidak akan memadai untuk menampung 206 orang Gan En Hu  bersama keluarga mereka  (diperkirakan sebanyak 400 orang lebih) maka relawan pun mencari tempat di sekitar depo yang layak digunakan untuk menyambut mereka. Relawan sangat bersyukur karena Susi, pemilik Pujasera Rose Garden menawarkan tempatnya dan relawan dengan senang hati menyambut niat baik dari Susi. "Senang sekali saya dapat membantu Tzu Chi, apalagi ini acara yang bisa membahagiakan orang lain dan kapan saja Tzu Chi memerlukan tempat ini, akan saya berikan," ungkap Susi. Beliau juga ikut berdonasi sebagai bentuk dukungan untuk Tzu Chi.

Lebih dari 400 orang hadir dalam acara gathering penerima bantuan Tzu Chi.

Kehangatan Keluarga Tzu Chi

Minggu, 10 Januari 2016, sejak pukul 7 pagi, para relawan sudah sibuk mendekorasi ruangan di Pujasera Rose Garden,  Jl. AR Hakim, Medan. Ruangan didekorasi seindah mungkin agar para penerima bantuan Tzu Chi ini merasa nyaman dan merasa disambut hangat seperti keluarga sendiri.

Sekitar pukul 9 pagi, semua ruangan sudah selesai didekorasi dan para penerima bantuan sudah mulai berdatangan. Barisan relawan termasuk Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi) menyambut mereka. Satu jam kemudian acara dibuka oleh Tony Honkley, relawan yang menjadi  pembawa acara. "Saudara kami tercinta, selamat pulang ke rumah sendiri dan semoga Bapak, Ibu, dan adik-adik sekalian bisa terhibur layaknya seperti di rumah sendiri," kata Tony menyapa para penerima bantuan yang hadir.

Sharing dari Romadi (baju abu), ayah dari Muhammad Irfan yang terkesan dengan bantuan Tzu Chi yang universal.

Mengawali acara hari itu, seluruh ruangan hening dan semua mata tertuju untuk menyaksikan Ceramah Master Cheng Yen. Selesai mendengar Ceramah Master Cheng Yen, Lina Naga mengajak semua orang yang hadir untuk bersama-sama menjaga kelestarian bumi. "Saudara kami terkasih, pelestarian lingkungan dapat kita lakukan di rumah sendiri. Sampah yang masih bisa didaur ulang, jangan dibuang, tetapi kumpulkan dan bisa bawa ke Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi. Dengan demikian kita telah ikut menyelamatkan bumi kita," ucap Lina Naga mengimbau. Tak lupa juga para penerima bantuan dihibur dengan peragaan isyarat tangan oleh Bodhisatwa Cilik dari Kelas Kata Perenungan Depo Mandala.

Bapak Romadi, ayah dari Muhammad Irfan yang mendapat bantuan biaya operasi memberikan sharing kepada para tamu undangan yang hadir di kesempatan tersebut. "Syukur alhamdulillah, di tengah kebingungan, saya bertemu dengan Yayasan Buddha Tzu Chi sehingga anak saya bisa menjalani operasi dan saya sendiri melihat bagaimana Tzu Chi membantu orang tanpa pamrih dan tidak membedakan agama, dari situ timbul dorongan di hati saya untuk menjadi relawan Tzu Chi, walaupun hanya tenaga yang bisa saya sumbangkan," ungkap Romadi.

Selepas acara, para relawan juga memberikan parcel kepada para penerima bantuan Tzu Chi

Setelah serangkaian acara, para relawan menyuguhkan makan siang dan kemudian relawan dengan kostum Dewa Rezeki membagikan angpau kepada penerima bantuan. Untuk anak asuh, relawan juga membagikan peralatan sekolah dan makanan ringan. Acara ditutup dengan bersama-sama memeragakan isyarat tangan "Satu Keluarga". Kemudian para penerima bantuan dipandu oleh relawan untuk mengambil parsel dan kembali ke rumah mereka masing-masing.

"Saya selaku koordinator acara merasa bahagia sekali karena melihat kebahagiaan yang terpancar dari raut wajah para penerima bantuan dan juga tak lupa saya ucapkan ribuan terima kasih kepada para relawan yang telah bekerja cukup lelah beberapa hari ini sehingga acara ini bisa berjalan dengan lancar,"  tutur Imelda dengan wajah gembira.

Kehidupan manusia bagaikan panggung sandiwara, ada orang yang hidupnya susah dan harus bekerja keras seumur hidup, ada yang awalnya menderita namun kemudian hidup senang, juga ada yang hidup senang pada awalnya tetapi menderita kemudian. Bagaimanakah kita memutuskan siapa yang paling berbahagia? Menurut Master Cheng Yen, "Hanya orang yang penuh dengan cinta kasih yang paling berbahagia."


Artikel Terkait

Bingkisan Imlek untuk Para Penerima Bantuan Tzu Chi

Bingkisan Imlek untuk Para Penerima Bantuan Tzu Chi

05 Februari 2021

Menjelang perayaan Hari Raya Imlek yang jatuh pada 12 Februari 2021, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun membagikan bingkisan Imlek kepada para penerima bantuan Tzu Chi. Kegiatan ini dilakukan relawan selama empat hari, 1-4 Februari 2021.

Penerima Bantuan Tzu Chi Mendapatkan NIB dari Kementrian Investasi dan BKPM

Penerima Bantuan Tzu Chi Mendapatkan NIB dari Kementrian Investasi dan BKPM

14 Desember 2023

Memperingati Hari Disabilitas 2023, Kementrian Pertahanan RI, Kementrian Investasi/BKPM, dan BPJS Ketenagakerjaan menerbitkan surat Nomor Induk Berusaha (NIB) kepada penyandang disabilitas sebagai pelaku usaha kecil.

Semangat Untuk Siti Aminah

Semangat Untuk Siti Aminah

18 Februari 2021

Wajah Siti Aminah (63) langsung ceria saat mendapati relawan Tzu Chi berada di depan pintu rumahnya dan mengucapkan salam. “Silahkan masuk. Maaf lantainya basah, habis banjir kemarin,” kata Siti Aminah dari atas kursi rodanya. Relawan pun segera masuk rumahnya yang terletak di wilayah Kamal, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu, 17 Februari 2021. 

Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -