Menyapu Duka
Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari
|
| ||
“Kejadiannya sekitar jam 12 siang dan kebetulan saya nggak mudik, jadi di daerah sini emanglagi sepi banget,” ujar Qotijah. Warga daerah Pondok Bambu, Duren Sawit memang kebanyakan merupakan warga pendatang dari Cirebon, Jawa Tengah, dan Madura yang merantau ke Jakarta untuk mencari nafkah. Dan sebagian besar warga yang menghuni RT 02/ RW 02 ini merupakan pengrajin mebel atau furniture dari kayu, hingga tak heran bahwa api dapat dengan cepat menghabiskan wilayah ini. Selain banyak barang yang berbahan baku kayu, busa dan juga tiner, terdapat pula bengkel daur ulang plastik yang semakin memudahkan api membesar. “Sehari-hari saya kerja ngumpulin plastik buat di daur ulang, jadi disini saya punya bengkel buat giling plastik (daur ulang) di sebelah sana,” tutur ibu satu anak ini sambil menunjukkan bekas mesin gilingnya yang kini sudah tinggal bangkainya saja. “Kalau sehari-hari juga banyak yang bekerja disini, banyak pemulung juga yang ngasih (jual) plastik mereka ke sini, entah botol bekas minuman, ember-ember plastik yang udah nggak kepake, atau yang lain. Sekarang mahsudah habis nggak ada sisa,” ujarnya. “Ini juga cuma bisa nyelametin ijazah, yang lain nggaksempet. Karyawan juga saya suruh nggak usah balik lagi ke sini, sudah nggak bisa kerja,” tambahnya sambil membuka boks paket bantuan dari Tzu Chi.
Keterangan :
Dirinya kemudian menyerukan ucapan syukur setelah berhasil membuka boks paket bantuan Tzu Chi. Setelah mengeluarkan dan memilah barang dari dalam boks, seklumit senyum tersungging di bibir ibu satu anak ini. “Alhamdulillah, dapet baju, sandal, ada baju buat anak juga,” timpalnya. “Makasih kepada Yayasan (Buddha Tzu Chi), semoga kebakaran tidak terulang lagi,” pungkasnya. Menyuguhkan Perhatian
Keterangan :
Kebakaran akibat konsleting listrik ini mengakibatkan 20 rumah permanen dan 85 bengkelfurniture yang juga digunakan sebagai tempat tinggal habis terbakar. “Penduduk warga Rt 02 memang cukup padat, ditambah lagi kebanyakan warga sedang mudik dan jalanan yang sempit, hingga proses pemadaman api cukup sulit untuk dilakukan,” jelas Ahmad Sahil Hakim, yang merupakan ketua Rw setempat. Menanggapi bantuan yang diberikan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi, Ahmad mengucapkan banyak terimakasih dan juga berharap bahwa warganya dapat kuat menjalani cobaan yang menimpa pada saat lebaran ini. “Kami sangat berterimakasih sekali pada yayasan Buddha Tzu Chi yang telah membantu. Kami bersyukur, kami berdoa semoga kebaikan ini dapat bermanfaat bagi warga kami dan bagi Yayasan. Kami lihat yayasan begitu perhatian bagi warga kami, hingga pemberian bantuan ini begitu singkat, cepat, tepat dan berjalan dengan sangat lancar,” tukasnya. “Saya juga berharap semoga warga dapat kuat menjalani cobaan yang menimpa pada lebaran ini,” tambahnya. Hemming Suryanto Shixiong selaku koordinator kegiatan mengaku prihatin terhadap kebakaran yang belakangan ini menimpa wilayah Jakarta. Namun dalam proses pemberian bantuan, dirinya mengaku tidak mengalami kendala yang berarti. |
| ||
Artikel Terkait
Mendukung Terciptanya Manokwari yang Bersih dan Sehat
18 Juli 2019Prihatin dengan kondisi sekitar Pasar Wosi yang kotor, Rabu, 17 Juli 2019, sekitar 50 orang relawan Tzu Chi dari Biak, Manokwari, Komunitas Budhayana Indonesia (KBI), dan relawan dari Swissbelhotel Manokwari membersihkan sampah-sampah di sekitar Pasar Wosi dan bibir pantai di seberangnya.
Berbagi Melalui Donor Darah
14 Desember 2022Para relawan Tzu Chi Palembang di komunitas Xie Li Kemuning kembali bekerja sama dengan PMI Kota Palembang mengadakan donor darah, Minggu, 11 Desember 2022.
Menggenggam Waktu dengan Berbuat Kebajikan
03 November 2022Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Pelatihan Relawan Baru di Tanjung Batu. Sebanyak 58 relawan ikut berpartisipasi pada kegiatan yang berlangsung Minggu, 23 Oktober 2022 ini.