Menyatukan Kekuatan untuk Memulai Program Bebenah Kampung Tahap 6 di Kamal Muara

Jurnalis : Clarissa Ruth, Fotografer : Clarissa Ruth

Relawan dengan semangat dan sukacita ikut serta dalam pembongkaran rumah pada Program Bebenah Kampung tahap ke-6, menunjukkan kepedulian mereka terhadap sesama.

Jalinan jodoh yang terjalin antara Tzu Chi dan warga Kamal Muara tidak pernah berhenti, Program Bebenah Kampung kembali dilakukan dan kali ini memasuki tahap ke-6.  Sabtu, 22 Februari 2025 lalu relawan Tzu Chi bersama staf Tzu Chi Hospital, perwakilan Agung Sedayu Group, dan juga mahasiswa Universitas Andalusia, ikut turun tangan membantu proses pembongkaran.

Meski cuaca saat itu mendung berujung hujan, semangat mereka untuk berbuat kebajikan tetap tak surut. Apalagi kegiatan ini merupakan kali pertama staf Agung Sedayu Grup mengikuti pembongkaran rumah dari Program Bebenah Kampung di Kamal Muara. Antusiasme mereka begitu besar, dan banyak pelajaran berharga yang mereka petik, terutama tentang pentingnya rasa syukur dalam hidup mereka.

Mahasiswa-mahasiswi Universitas Andalusia menunjukkan semangat luar biasa dan kebahagiaan saat turut berpartisipasi dalam kegiatan pembongkaran rumah warga yang akan direnovasi dalam program ini.

Evan, yang baru pertama kali turun ke lapangan untuk membantu pembongkaran rumah warga, sangat senang dan bersyukur atas kesempatan yang diberikan untuk ikut serta dalam aksi kebajikan ini.

Seperti yang dirasakan Evan Wiyarta Kusuma, walaupun sudah mengenal Tzu Chi dan pernah mengikuti kegiatan celengan bambu sebelumnya tetapi ini merupakan kali pertamanya untuk turun tangan langsung membantu warga membongkar rumah mereka yang akan dibangun kembali.

“Saya sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan Tzu Chi kepada kami. Kegiatan ini sangat menginspirasi. Kami bisa melihat langsung rumah-rumah warga yang sangat memprihatinkan dan kurang layak huni, namun kini akan dibangun kembali oleh Tzu Chi agar mereka bisa memiliki tempat tinggal yang layak. Menurut saya, Program Bebenah Kampung ini sangat baik, dan semoga ke depannya semakin banyak warga yang terbantu, sehingga Kamal Muara bisa menjadi kawasan yang lebih baik,” ungkap Evan dengan antusias.

Evan berkesempatan membantu membongkar rumah Ambo yang kondisinya lebih rendah dari jalanan, rumahnya juga kerap terendam banjir.

“Tadi saya bantu melepas pintu, membuang puing-puing, dan sempat ngobrol juga sama Pak Ambo. Beliau sangat terharu dan senang sekali bisa mendapatkan kesempatan rumahnya direnovasi oleh Tzu Chi. Saya juga sangat senang bisa menjadi bagian dari Tzu Chi, dan jika ada kesempatan lagi, saya ingin ikut dalam kegiatan Tzu Chi lainnya,” ucap Evan.

Bella, staf Agung Sedayu Grup yang baru pertama kali mengikuti kegiatan Tzu Chi, membagikan pengalamannya yang luar biasa setelah terlibat langsung dalam proses pembongkaran rumah, yang mengajarkan banyak hal tentang rasa syukur.

Selain Evan, ada pula Bella yang awalnya merasa sedikit keberatan, tapi setelah turun ke lapangan, ia menerima pelajaran berharga, rasa syukurnya pun semakin bertambah.

“Sebenarnya sebelum ikut kegiatan ini, saya sempat mau mengeluh karena hektiknya pekerjaan dan berbagai hal lainnya. Tapi setelah melihat langsung ke rumah warga, saya jadi nggak berani ngeluh. Ternyata semua keluhan yang saya punya nggak ada apa-apanya. Saya merasa hari ini bukan saya yang membantu mereka, tapi justru saya yang dibantu. Kegiatan ini menyadarkan saya bahwa kita nggak boleh ngeluh, karena ternyata hidup mereka jauh lebih memprihatinkan dibandingkan kita. Jadi, rasa syukur saya tumbuh lagi,” ungkap Bella, staf marketing Agung Sedayu Grup, dalam sharingnya.

Mempraktikkan Estafet Kebajikan
Begitu juga dengan Putri Alisia Zahra (19), mahasiswi Universitas Andalusia semester 2, yang juga pertama kalinya ikut dalam kegiatan pembongkaran rumah. Meskipun demikian, Putri tidak asing dengan Tzu Chi dan Program Bebenah Kampung ini, karena pada tahap pertama Bebenah Kampung di Kamal Muara pada tahun 2017, orang tua Putri, yakni Ibu Sulusiah, mendapat bantuan renovasi rumah dari Tzu Chi.

Putri berkesempatan membantu membongkar rumah Ibu Joha. Di sana, ia bersama beberapa mahasiswi lainnya membantu mengeluarkan barang-barang, melepas pintu, dan membuang puing-puing kayu. Ini adalah kali pertama Putri melakukan aksi kebajikan bersama Tzu Chi, dan ia merasa sangat senang. Menurutnya, ini adalah saat yang tepat untuk melanjutkan kebajikan yang dulu ia terima, kini ia bisa memberikan bantuan kepada orang lain.

Putri Zahra penuh semangat membantu membongkar rumah warga Kamal Muara, dengan harapan dapat membalas kebaikan Tzu Chi yang telah membantunya merenovasi rumah keluarganya pada tahap pertama di tahun 2017.

“Dulu kondisi rumah kami juga kurang layak, di bawah rumah itu masih ada kerang-kerang, rapuh, dan atapnya bolong. Tapi sekarang, berkat Tzu Chi, rumah saya jadi tempat yang paling nyaman, tempat saya bisa beristirahat dan merasa tenang. Saya juga sangat berterima kasih karena Tzu Chi terus membantu merenovasi banyak rumah warga di Kamal Muara ini, agar di masa tua mereka bisa memiliki rumah yang aman dan nyaman,” cerita Putri.

Putri sangat bersyukur bisa berjodoh baik dengan Tzu Chi, dan pengalaman tersebut sangat menginspirasi dirinya untuk kembali menebar kebajikan kepada orang lain. Tahun lalu, saat ia mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di Universitas Andalusia, ia memilih jurusan kebidanan. Putri berharap nanti ia bisa membantu banyak orang melalui kemampuan dan keahliannya.

“Saya jadi bersyukur atas apa yang saya dapat. Saya juga merasa, dulu saya merasakan seperti ini, tapi sekarang saya sudah bisa membantu, meski hanya dengan mengikuti kegiatan ini. Rasanya seperti timbul dorongan untuk ikut membantu banyak orang, karena saya juga pernah ada di posisi yang dibantu. Sekarang, saya bisa balik membantu dan bermanfaat bagi banyak orang. Semoga ke depannya saya bisa ikut lebih banyak kegiatan Tzu Chi dan membantu lebih banyak orang,” ungkap Putri.

Bisa Membuat Kehidupan Lebih Baik
Program Bedah Kampung Tzu Chi sangat membantu mereka yang tinggal di tempat yang tidak lagi nyaman dan aman. Warga pun sangat menerima dengan baik dan merasa sangat bahagia, termasuk Joha, yang telah lebih dari 10 tahun tinggal di rumah panggung yang terbuat dari kayu. Setiap kali hujan deras dan angin kencang, itu menjadi kekhawatiran terbesarnya karena ia selalu merasa tidak aman.

Joha merasa sangat bahagia karena akhirnya rumahnya akan dibangun kembali. Memiliki tempat tinggal yang nyaman dan aman menjadi impian yang kini akan terwujud berkat Program Bebenah Kampung.

"Di sini selalu kena banjir, kalau ada angin kencang terasa rumahnya goyang, takut, seperti mau roboh," cerita Joha dengan mata berkaca-kaca.

Namun, saat mengetahui rumahnya akan direnovasi, Joha sangat bersyukur dan terharu. Ia merasa mendapatkan rezeki yang tidak pernah ia duga sebelumnya. "Ya, Alhamdulillah ada yang mau bantu bangun rumah saya ini, dengan senang hati saya terima, saya senang sekali. Mudah-mudahan berkah, ya Allah, rumah saya mau dibangun. Terima kasih banyak Tzu Chi, relawan, dan semuanya yang sudah membantu saya," ungkap Joha dengan wajah haru.

Saat proses pembongkaran, Joha menyaksikan para relawan membongkar rumah panggungnya yang sudah rapuh dan tidak layak huni. Ia merasa sangat senang dan bersyukur, karena dalam waktu 4 sampai 6 bulan lagi, rumahnya akan berubah menjadi tempat yang nyaman untuk dihuni oleh dirinya dan ketiga anaknya.

“Semoga lancar pembangunan rumahnya, dan harapannya setelah rumah selesai dibangun, bisa aman, nggak takut lagi. Semoga juga kehidupan kami menjadi jauh lebih baik,” harap Joha.

Relawan Tzu Chi dan Agung Sedayu Grup terus berkolaborasi untuk membantu sesama, mewujudkan impian warga Kamal Muara agar dapat memiliki rumah yang layak huni dan kehidupan yang lebih baik.

Sementara itu Teksan Luis, Koordinator Program Bebenah Kampung Kamal Muara, sangat mengapresiasi para relawan dan sukarelawan yang turut membantu dalam kegiatan pembongkaran rumah ini. Ia berharap semakin banyak lagi orang yang tergerak untuk ikut serta dan bersinergi dalam melakukan kebajikan bersama.

“Seperti kata Master Cheng Yen, ‘Saat kita melihat penderitaan orang lain, kita baru bisa bersyukur atas apa yang kita miliki saat ini.’ Itulah yang dirasakan oleh para sukarelawan yang pertama kali ikut dalam kegiatan ini. Saya sangat mengapresiasi mereka, meskipun baru pertama kali turun ke lapangan, semangat mereka luar biasa. Bahkan di tengah hujan, mereka tetap bersemangat,” ungkap Teksan. “Mari kita semua bersumbangsih. Di sini masih banyak yang membutuhkan sentuhan dan bantuan dari para relawan serta donatur semua,” harap Teksan.

Editor:  Metta Wulandari

Artikel Terkait

Para Penerima Bantuan Bedah Rumah Tzu Chi di Kamal Muara Larut dalam Kebahagiaan

Para Penerima Bantuan Bedah Rumah Tzu Chi di Kamal Muara Larut dalam Kebahagiaan

19 April 2022

Jika ditanya siapa yang paling berbahagia saat ini, tak berlebihan kalau jawabannya adalah lima keluarga penerima bedah rumah Tzu Chi di Kamal Muara. Setelah berpuluh tahun berjibaku dengan penderitaan akibat banjir yang kerap menggenangi rumah mereka, kini tidak lagi.

Tumpeng yang Penuh dengan Semangat Cinta

Tumpeng yang Penuh dengan Semangat Cinta

27 November 2019

Relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Utara 1 mempersiapkan nasi tumpeng untuk acara Serah Terima Kunci Rumah Warga penerima bantuan bedah rumah Tzu Chi di Kamal, Jakarta Utara, Minggu, 17 November 2019.

Program Bebenah Kampung di Kamal Muara

Program Bebenah Kampung di Kamal Muara

28 November 2019
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali melaksanakan Program Bebenah Kampung di Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara. Berkat jalinan jodoh yang baik, 10 rumah yang tidak layak huni dibangun kembali oleh Tzu Chi. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu masyarakat memiliki rumah yang layak untuk di huni sehingga kualitas kehidupan mereka dapat meningkat.
Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -