Menyebarkan Cinta Kasih dan Menggarap Ladang Batin
Jurnalis : Kho Ki Ho (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Kho KI Ho, Mawie Wijaya, Ervyna (Tzu Chi Pekanbaru)Relawan melakukan gerakan meditasi jalan (Pradaksina) supaya pikiran bisa terfokus untuk mengikuti pelatihan.
Yayasan Buddha Tzu Chi Pekanbaru melaksanakan pelatihan Relawan Abu Putih pada Minggu, 18 Maret 2018 di Kantor Tzu Chi Perwakilan Pekanbaru. Relawan mulai berdatangan pukul 07.30 WIB untuk melakukan registrasi. Acara pelatihan pun dimulai tepat pukul 08.10 WIB dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, diikuti dengan penghormatan pada Master Cheng Yen, menyanyikan lagu Mars Tzu Chi, dan membaca 10 sila Tzu Chi.
Tema pada pelatihan kali ini adalah menyebarkan cinta kasih dan menggarap ladang batin. “Tujuan pelatihan ini supaya relawan lebih memahami visi dan misi Tzu Chi. Memahami budaya humanis Tzu Chi supaya ketika terjun ke masyarakat (bersumbangsih), relawan memahami cara dan tujuannya. Setelah memahami baru melakukan supaya tidak terjadi kesalahan,” ujar Valentina Angela yang bertanggung jawab untuk kegiatan pelatihan kali ini.
Materi pelatihan Relawan Abu Putih ini meliputi sejarah singkat kehidupan Master Cheng Yen hingga mendirikan Tzu Chi. Lalu tentang budaya humanis Tzu Chi, Misi Amal, dan Misi Pelestarian Lingkungan.
Sebelum memasuki materi pelatihan, relawan melakukan
gerakan meditasi jalan (Pradaksina) supaya pikiran bisa terfokus untuk
mengikuti pelatihan. Pradaksina ini terdiri dari gerakan beranjali, bersikap Samadhi,
dan gerakan berjalan mengitari. Beranjali bermakna menjalankan kehidupan dengan
jalan tengah (tidak ekstrem/fanatik) serta mengkonsentrasikan pikiran (bebas
dari kerisauan) sehingga sadar tentang apa yang sedang dilakukan apakah benar
atau salah. Gerakan berjalan melambangkan kita harus terjun ke
masyarakat untuk menolong semua makhluk tetapi tidak berbenturan dengan orang,
melainkan harus bekerja sama dengan harmonis. Dengan memelihara pikiran
terkonsentrasi, maka bisa lebih terhindar dari kesalahan. Dengan hidup dalam Samadhi
maka batin bisa tenang dan leluasa, bebas dari kerisauan.
Penampilan isyarat tangan yang sangat ceria membuat peserta pelatihan terhibur.
Senyum peserta pelatihan mendengarkan sharing Kata Perenungan Master Cheng Yen oleh Mawie Wijaya.
Mettayani menyampaikan materi tentang perjalanan singkat hidup Master Cheng Yen dari kecil hingga mendirikan Tzu Chi, filosofi, dan prinsip Master Cheng Yen. Tzu Chi bisa ada karena adanya tekad dari Master Cheng Yen. Beliau memiliki fisik yang lemah tetapi memiliki tekad yang kuat.
“Master Cheng Yen memiliki tiga tidak memohon, yakni: Saya tidak memohon tubuh yang sehat, tetapi agar diberi kejernihan pikiran. Saya tidak memohon segala sesuatu sesuai harapan, namun memohon agar diberi tekad dan keberanian untuk bertahan, dan Saya tidak memohon keringanan dalam tanggung jawab, namun memohon agar diberi tambahan kekuatan untuk memikul lebih banyak tanggung jawab,” jelas Mettayani tentang Master Cheng Yen.
Sementara itu keindahan budaya humanis Tzu Chi disampaikan oleh Valentina Angela, meliputi tata cara berpakaian, penampilan, dan tata cara makan. “Jangan merasa bahwa hanya saya sendiri tidak rapi tidak apa-apa. Karena keindahan kelompok itu merupakan pelatihan diri setiap individu yang ada di dalamnya. Jika ada satu orang tidak rapi, maka akan terlihat tidak rapi kelompok tersebut,” tutur Valentina Angela.
Berawal dari Misi Amal
Sebelum memasuki materi Misi Amal, Mawie Wijaya mengajak peserta
melakukan gerakan Ice breaking.
Berawal dari Misi Amal, Tzu Chi berdiri. Menyebarkan cinta kasih dan menggarap ladang batin melalui Misi Amal, materinya disampaikan oleh Mawie Wijaya, Wakil Ketua Tim Amal Tzu Chi Pekanbaru. Tujuan dari Misi Amal adalah memberikan kebahagiaan dengan hati welas asih dan melepaskan penderitaan yang ada.
“Tzu Chi tidak hanya memberikan bantuan secara materi saja, tetapi juga membimbing dan membangkitkan welas asih penerima bantuan dengan ikut membantu orang lain sesuai kemampuannya. Relawan yang terjun ke Misi Amal juga merasakan manfaat seperti ketika melihat penderitaan maka akan timbul rasa syukur,” ujar Mawie Wijaya.
Nilai dari keberhasilan
suatu kasus (bantuan) adalah ketika penerima bantuan bisa lepas dari
penderitaan. Ketika penerima bantuan bisa menjadi orang yang membantu orang
lain, dan yang paling besar nilainya adalah ketika relawan yang menangani
bantuan ini kebijaksanaannya bertambah.
dr. Flemming berbagi tentang misi pelestarian lingkungan Tzu Chi, dimulai dengan membaca pantun.
Sadar akan Pelestarian Lingkungan
Makan buah jeruk rasanya asam
Sama rasanya dengan buah mangga
Ayo semua kita lestarikan alam
Agar bumi selalu terjaga
Pantun di atas mengawali
materi tentang pelestarian lingkungan yang merupakan salah satu misi Tzu Chi
yang disampaikan dr. Flemming. Kerusakan alam akibat ulah manusia mengakibatkan
terjadi berbagai bencana alam. Sejak tahun 1990, Master Cheng Yen mengimbau
semua orang untuk melakukan pelestarian lingkungan. Titik berat pelestarian
lingkungan bukanlah terletak pada nilai uang yang terkumpul, makna terpenting
adalah kesadaran akan pelestarian lingkungan.
Poppy, peserta yang mengikuti Pelatihan Abu Putih untuk pertama kalinya.
Pelatihan Relawan Abu Putih ditutup dengan foto bersama.
Sebanyak 56 peserta pelatihan kali ini terlihat bahagia setelah mengikuti pelatihan dari pagi hingga sore. Salah satu peserta adalah Poppy. “Sebagai seorang umat muslim, saya merasa apa yang disampaikan di pelatihan kali ini sejalan dengan apa yang diajarkan dalam agama saya,” kata Poppy yang juga mengaku cukup tergetar hatinya mendengarkan tiga tidak memohon dari Master Cheng Yen.
Hong Thay, Ketua Tzu Chi Pekanbaru menyampaikan pesan cinta kasih di akhir pelatihan. Ia menyampaikan kepada relawan untuk selalu mengingat niat awal dan menggenggam waktu dengan baik untuk bersumbangsih.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Menyebarkan Cinta Kasih dan Menggarap Ladang Batin
23 Maret 2018Pelatihan Relawan Abu Putih yang digelar oleh Tzu Chi Pekanbaru berlangsung cukup meriah. Sebanyak 56 peserta mengikuti rangkaian materi dengan perasaan bersyukur, juga bahagia.