Persaudaraan Muda Mudi Wihara Borobudur Medan bersama dengan relawan Tzu Chi Medan melakukan pembelajaran dan pemilahan barang daur ulang di Depo Pelestarian Lingkungan Mandala.
Pada Minggu, 12 Juni 2022, Depo Pelestarian Lingkungan Mandala Tzu Chi Medan yang berlokasi di Jl. Pukat VII gg. Indah No. 17 Medan mendapat kunjungan dari Persaudaraan Muda Mudi Wihara Borobudur, Medan. Mereka ingin mengenal Tzu Chi lebih dekat sekaligus belajar cara melakukan pelestarian lingkungan melalui daur ulang barang-barang yang masih bisa dimanfaatkan kembali. Kegiatan ini diikuti oleh 21 orang pemuda wihara dan 16 relawan yang sangat gembira menyambut kedatangan mereka.
Tony Honkley, relawan Tzu Chi Medan dalam kesempatan ini secara langsung memberikan penjelasan secara seksama kepada para pemuda wihara tentang konsep pelestarian lingkungan di Tzu Chi. Tak ketinggalan, ia juga menjabarkan tentang tentang pentingnya konsep 5R (Rethink – berpikir ulang, Reduce - mengurangi, Repair - memperbaiki, Reuse – menggunakan kembali, Recycle – mendaur ulang).
“Jadi jangan cuma paham tentang daur ulang di akhir proses, tapi sebaiknya paham dari awal. Makanya sebelum membeli sesuatu, mari kita berpikir kembali apakah barang yang akan kita beli adalah kebutuhan atau keinginan. Dengan begitu, kita juga tahu dan nantinya bisa berusaha memperpanjang usia pemakaian suatu barang,” jelasnya.
Tony Honkley menjelaskan sekilas sejarah Tzu Chi dan pelestarian lingkungan kepada Persaudaraan Muda Mudi Wihara Borobudur Medan.
Lebih lanjut Tony Honkley menjelaskan bahwa bahan-bahan non-organic (plastik, styrofoam, kertas, botol kaca, dan lainnya) yang tidak terurai dengan baik dapat dengan mudah dan mempercepat kerusakan lingkungan. Sehingga dengan mengurangi penggunaannya akan membantu menjadikan Bumi menjadi lingkungan tempat tinggal yang jauh lebih baik lagi.
“Kami berharap Tzu Chi tidak sendirian dalam melakukan pelestarian lingkungan ini, sebaliknya mari menjadi kunang-kunang, berkontribusi bersama masyarakat untuk melestarikan lingkungan,” kata Tony Honkley. “Jadi, dengan sosialisasi ini, yuk sama-sama melestarikan dan menjaga Bumi kita,” ajaknya.
Mendapat kesempatan untuk berkunjung ke depo pelestarian lingkungan Tzu Chi Medan, Persaudaraan Muda Mudi Wihara Borobudur Medan sangat sukacita. Selama ini Wihara Borobudur Medan telah mendonasikan barang daur ulang kepada Tzu Chi yang dijemput langsung oleh mobil daur ulang Tzu Chi. Barang yang didonasikan itu berupa botol plastik, botol kaca, kantong plastik, kertas, buku bekas, dan lainnya. Dengan jalinan jodoh inilah mereka ingin mengetahui bagaimana pengelolaan barang daur ulang yang telah mereka donasikan.
“Dari kegiatan hari ini, kami belajar bagaimana pengelolaan barang daur ulang yang benar. Kami juga mendapatkan kesempatan bersama relawan untuk memilah barang daur ulang,” kata Harianto, perwakilan Muda Mudi Persaudaraan Wihara Borobudur.
Di akhir acara, Harianto, perwakilan Persaudaraan Muda Mudi Wihara Borobudur Medan menerima suvenir berupa Buku Master Cheng Yen dan Tzu Chi menerima sebuah tanaman dari mereka.
Harianto melanjutkan, sosialisasi ini menyadarkannya betapa sampah ternyata menjadi masalah yang besar untuk lingkungan. Sehingga menurutnya, perlu kesadaran bersama untuk mengurangi barang yang menjadi sumber sampah, apalagi ternyata pengelolaan sampah tidak semudah yang ia bayangkan.
“Menurut saya, melestarikan lingkungan itu sangat penting karena bukan hanya kita yang hidup di dunia ini, tetapi dunia ini akan kita wariskan kepada generasi mendatang. Tidak mungkin kita mewariskan Bumi yang sudah rusak kepada mereka,” tuturnya. Harianto pun berharap, semakin banyak masyarakat yang terbuka dan menjadi bijaksana dalam mengelola sampah.
Semoga kita bisa lebih bijaksana dalam mengelola barang daur ulang. Kita akan tetap mengumpulkan barang daur ulang untuk dibawa ke depo pelestarian lingkungan Tzu Chi.
Sementara itu, relawan berharap berbagai ilmu dan informasi yang telah dibagikan dapat dipraktikkan di rumah dan di lingkungan mereka masing-masing. Akan lebih baik lagi apabila para peserta bersedia membagikan pengetahuan mereka ke lebih banyak masyarakat lagi sehingga cinta kasih kepada lingkungan melalui aksi daur ulang sampah akan semakin meluas.
Editor: Metta Wulandari