Menyelamatkan Dunia dengan Cinta Kasih yang Murni

Jurnalis : Henny Yohannes (He Qi Utara 2), Fotografer : Henny Yohannes (He Qi Utara 2)

Lebih dari 1.200 partisipan dari relawan Tzu Chi, donatur, dan masyarakat umum mengikuti Gathering Soft Opening Tzu Chi Hospital secara online melalui ZOOM dan Youtube pada 24 April 2021.

“Di langit yang terindah adalah bintang-bintang, di dunia yang terindah adalah cinta kasih.” Demikian kalimat pembukaan dari Wen Yue selaku pembawa acara pagi itu di kegiatan Gathering Soft Opening Tzu Chi Hospital 24 April 2021. Kegiatan ini diadakan secara online melalui ZOOM dan Youtube, diikuti lebih dari 1.200 partisipan dari relawan Tzu Chi, donatur, dan masyarakat umum.

Wen Yue memulai dengan memaparkan sumbangsih Tzu Chi Indonesia selama pademi. Tahun 2020 Tzu Chi Indonesia bergerak cepat mengatasi wabah Covid-19. Tzu Chi Indonesia bersama Pengusaha Peduli NKRI menggalang dana guna memenuhi kebutuhan alat kesehatan bagi tenaga medis Indonesia. Dari dana yang terkumpul, telah memberikan bantuan 7 juta buah masker, 1 juta test kid covid, 355 unit ventilator, 127 ribu baju pelindung (APD set) untuk tim medis seluruh Indonesia di 1.096 rumah sakit dan puskesmas. Upaya lainnya untuk penyembuhan Indonesia, Tzu Chi juga berkolaborasi dengan pemerintah, TNI, dan Polri dalam penyaluran bantuan paket sembako di seluruh Indonesia. Hal ini mendapatkan respon luar biasa dari semua lapisan masyarakat.

Imlek Nasional tahun 2021, Tzu Chi Indonesia bekerjasama kembali dengan Pengusaha Peduli NKRI dan organisasi masyarakat lainnya dengan dukungan TNI dan Polri secara bertahap untuk menyalurlan 1 juta paket beras cinta kasih dan masker yang tersebar di 6 provinsi di Pulau Jawa. April 2021, Tzu Chi Indonesia juga bergerak cepat menyalurkan bantuan darurat ke Nusa Tenggara Timur, seperti genset, tikar, selimut, sarung, makanan instan, pakaian, serta mendirikan posko kesehatan.

Dunia Tzu Chi yang Indah
 

Wen Yue membuka acara dengan memaparkan kontribusi Tzu Chi Indonesia sejak pandemi Covid-19 tahun lalu.

Dalam kata sambutannya, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Franky O.Widjaja menyampaikan, “Kenapa Tzu Chi ini begitu banyak penggemarnya, dan juga bisa dipercaya? Karena setiap rupiah yang didonasikan kepada Tzu Chi itu pasti sampai kepada yang membutuhkan, ini merupakan suatu kepercayaan yang baik sekali dan juga ditaati oleh semua insan Tzu Chi yang telah melaksanakan selama 28 tahun di Indonesia,” jelasnya.

Franky menyampaikan bahwa Master Cheng Yen sering mengatakan negara yang terdapat banyak cinta kasih akan terhindar dari bencana. Franky mengajak semua orang agar lebih menyatukan tekad dan kekuatan lagi untuk berbuat lebih banyak. Ia berharap semua orang bisa bersumbangsih baik tenaga, pikiran maupun materi untuk membantu yang membutuhkan. Ia juga memberi apresiasi kepada semua tim dokter, donator, para relawan, dan semua orang yang terlibat sehingga Tzu Chi Hospital yang akan soft opening tanggal 19 Juni 2021 nanti bisa terwujud. Franky juga sangat bersyukur kepada Master Cheng Yen dengan adanya Tzu Chi, “Dunia Tzu Chi yang diciptakan ini sangat-sangat indah, dan juga semoga melalui katalis ini Indonesia dapat labih aman dan tentram lagi. Gan en,“ ucapnya menutup pembicaraan.

Tzu Chi Hospital - Compassion With Excellent
 

Franky O.Widjaja dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa Master Cheng Yen sering mengatakan negara yang terdapat banyak cinta kasih akan terhindar dari bencana. Franky mengajak semua orang agar lebih menyatukan tekad dan kekuatan lagi untuk berbuat lebih banyak.

Dari sisi pembangunan Tzu Chi Hospital, Eka Tjandranegara selaku Ketua Tim Project Pembangunan Tzu Chi Hospital menyampaikan, sejak peletakan batu pertama 31 Mei 2015 hingga saat ini, sudah genap 6 tahun. Pembangunan ini sempat tertunda 1 tahun karena penyempurnaan desain. Bulan Mei 2021 pembangunan Tzu Chi Hospital telah selesai dan akan diserah terima ke pihak managemen Tzu Chi Hospital.

Eka juga mengenang saat awal pembangunan Tzu Chi Hospital, ”Master Cheng Yen berpesan: Rumah sakit Tzu Chi adalah perwujudan dari cinta kasih banyak orang, bangunan rumah sakit Tzu Chi selain harus kokoh, harus berkonsep ramah lingkungan. Tujuan utama pembangunan utamanya adalah untuk menolong banyak orang. Hal ini menjadi landasan untuk tim project pembangunan,” ungkap Eka.

Selanjutnya Prof. DR. Dr. Satyanegara, Sp.BS menjelaskan, ada dua latar belakang berdirinya Tzu Chi Hospital, yaitu masih banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri, dan masih banyak masyarakat yang belum mendapat pelayanan kesehatan secara maksimal dan merata. Slogan Tzu Chi Hospital adalah High Technology dan High Touch. Dengan kecanggihan alat-alat kesehatan yang terdapat di Tzu Chi Hospital maka bagian SDM merekrut ahli-ahli di bidangnya yang dapat melayani dengan penuh rasa cinta kasih. Visi Tzu Chi Hospital adalah menjadi rumah sakit rujukan yang ideal dan dapat menjadi contoh baik dalam dunia kedokteran. Misinya adalah: Menyelamatkan kehidupan, menjaga kesehatan dengan menjunjung tinggi semangat cinta kasih. Dan value dari Tzu Chi Hospital adalah: ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan.

Prof. DR. Dr. Satyanegara, Sp.BS menjelaskan motto Tzu Chi Hospital yaitu high technology dan high touch

Untuk mewujudkan visi misi yang baik ini, Tzu Chi Hospital mempunyai konsep high tech dan high touch. Di sini Dr. Gunawan Susanto selaku Direktur Utama Tzu Chi Hospital menjelaskan, high tech yang dimaksud itu mencakup sarana maupun prasarana seperti natural lighting, fresh air, penghijauan. Kemudian high tech untuk fasilitas pemeriksaan adalah seperti CT scan 4 dimensi, MRI, Robotic Mammography, kamar operasi Hybrid, alat Urodynamic dan uroflowmetri, Mr Guide Focused Ultrasound untuk Parkinson’s themor patient dan Myoma uterine patients, Robotic Lokomat, Luna Robotic EMG, Armmotus M2, Robotic Da Vinci. Kemudian ada high technology informasi yaitu tidak akan ada pencatatan manual lagi, semua secara otomatis masuk ke dalam rekam medis. Terakhir ada hight tech sumber daya manusia, contohnya ada 14 profesor teman-teman dari Prof. DR.Dr. Satyanegara yang memiliki visi yang sama dengan Tzu Chi Hospital dan siap membantu.

Lalu High Touch yang dimaksud adalah, berdasarkan pemikiran bahwa orang sakit walaupun yang sakit adalah fisiknya tetapi jiwa dan mentalnya dapat terganggu, karena stress memikirkan penyakitnya. Maka hal ini harus ditangani juga yaitu dengan cara memberikan empati melalui petugas rumah sakit. “Tzu Chi memiliki budaya humanis yang mempunyai arti empati. Karena itu maka akan dilakukan training berkelanjutan untuk petugas-petugasnya,” kata dr. Gunawan Susanto.

Dr. Gunawan Susanto menjelaskan 5 layanan unggulan di Tzu Chi Hospital.

Dr. Suriyanto selaku Direktur Medis Tzu Chi Hospital juga memaparkan dengan adanya teknologi yang canggih, gedung yang megah, Tzu Chi Hospital juga harus memberikan pelayanan yang hidup, “Yang ada rohnya dalam pelayanan itu (Compassion with excellence), kita jabarkan yaitu berwelas asih, berbudaya humanis dan dengan kesungguhan hati akan memberikan pelayanan yang menyeluruh kepada pasien secara utuh. Sehingga pasien bisa merasakan kedamaian, tidak takut, dan merasa seperti di rumah sendiri, sehingga tujuan dari penyembuhan bisa tercapai seutuhnya,” jelasnya.

“Satu keping yang melengkapi pelayanan di Tzu Chi Hospital yang tidak kita temukan di rumah sakit lain yaitu peran dari relawan pemerhati rumah sakit (peran non medis), inilah keping untuk melengkapi budaya humanis Tzu Chi Hospital. Di sini para relawan ini membantu dengan sepenuh hati, ketulusan dan tanpa pamrih,” kata dr.Suriyanto. Ia juga menjelaskan bahwa Tzu Chi Hospital memiliki pelayanan unggulan yaitu Palliative Care, yang menempatkan pasien agar merasa seperti di rumah sendiri.

Sumbangsih dari Banyak Orang
 

Dr. Suriyanto mengatakan bahwa keping yang melengkapi pelayanan di Tzu Chi Hospital yang tidak ditemukan di rumah sakit lain adalah peran dari relawan pemerhati rumah sakit.

Rampungnya pembangunan Tzu Chi Hospital adalah karena dukungan orang banyak, termasuk para donatur yang mendonasikan uangnya. Salah satunya adalah Kuncoro Wibowo. Ia merasakan suka cita, bahagia, dan kedamaian hati yang luar biasa sejak ikut bersumbangsih di Tzu Chi.

“Tzu Chi dibangun dari kekuatan cinta kasih universal, cinta kasih membuat kita saling menghormati, dan menjunjung kesetaraan. Tzu Chi Hospital akan menjadi rumah sakit yang bagus, karena dilengkapi dengan peralatan yang beberapa di antaranya pertama terdapat di Indonesia maupun se-Asia Tenggara. Dan Tzu Chi Hospital memiliki pelayanan berbudaya humanis dengan cinta kasih dan welas asih, jadi nanti setelah beroperasinya Tzu Chi Hospital ini kita tidak perlu lagi berobat ke negara tetangga tetapi cukup datang ke PIK aja,” kata Kuncoro.

Donatur lainnya, Awaluddin Tanamas yang sudah 20 tahun bergabung di Tzu Chi merasa sangat bahagia dan bersyukur karena mendapatkan ajaran dari Master Cheng Yen yang hingga kini masih menjadi panutan hidupnya. Ia merasa hidupnya menjadi suka cita dan penuh makna. Tahun 2004 Awaluddin berkesempatan menjadi relawan bersama TIMA (Tzu Chi international Medical Association) melakukan baksos rutin setiap bulan.

“Awal mula melakukan baksos sangatlah susah karena peralatan medis kita tidak punya, bisa dikatakan satu obeng pun kita tidak punya. Dulu saat baksos kita pinjam alat-alat medis ke rumah sakit terdekat. Sekarang kita memiliki rumah sakit yang memiliki peralatan serba canggih yang semuanya seperti mimpi jadi kenyataan,” katanya. “Tzu Chi Hospital selain memiliki hardware dan software yang baik namun yang berbeda dari rumah sakit ini adalah rumah sakit ini berlandaskan filosofi shou hu sheng ming (menghargai jiwa), shou hu jian kang (mengutamakan kehidupan), dan shou hu ai (mewariskan cinta kasih),” lanjutnya.

Bukan Mencari Keuntungan, tetapi Melayani
 

Sugianto Kusuma mengatakan bahwa Master Cheng Yen pernah berpesan padanya saat ia memohon restu untuk membangun Tzu Chi Hospital, yaitu rumah sakit ini bukan untuk mencari keuntungan, tapi untuk melayani orang.

Kegiatan gathering ini ditutup dengan pesan cinta kasih dari Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma atau Aguan. “Master Cheng Yen berpesan kepada saya: Guan, ingat, rumah sakit ini bukan untuk kita cari keuntungan, tapi untuk kita melayani, dengan memakai motto kita shou hu sheng ming, shou hu jian kang, dan shou hu ai,” ungkapnya.

Pada kesempatan ini Sugianto juga membuka kesempatan bagi masyarakat untuk menanam berkah kesehatan melalui donasi bagi Tzu Chi Hospital di No.Rek. BCA 8650 026 285 (a.n. Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia). Menurutnya, masih ada beberapa alat canggih yang masih belum dibeli, makanya kotak donasi masih terbuka bagi semua teman-teman yang masih ingin atau yang masih belum berdonasi.

“Saya benar-benar terima kasih kepada Shixiong Shijie tim Tzu Chi Indonesia yang begitu kompak dan kerjasamanya, kedua kepada pimpinan kita Su Mei Shijie yang bekerja keras, sampai sekarang pandemi Covid pun dia tidak pulang ke Taiwan, dia tetap di Indonesia. Ketiga, saya juga sangat terima kasih kepada Franky Shixiong dan Anthony Salim Shixiong, termasuk Agung Sedayu kakak saya, dan semua donatur,” ucapnya.

Editor: Erli Tan

Artikel Terkait

Menyelamatkan Dunia dengan Cinta Kasih yang Murni

Menyelamatkan Dunia dengan Cinta Kasih yang Murni

26 April 2021

Gathering Soft Opening Tzu Chi Hospital diadakan secara online melalui ZOOM dan Youtube pada 24 April 2021, yang dikuti lebih dari 1.200 partisipan dari relawan Tzu Chi, donatur, dan masyarakat umum.

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -