Menyerap Metode Pembelajaran Budi Pekerti
Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati
|
| ||
Kegiatan digelar selama dua hari di Xi She Hall, Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara selama dua hari. “Salah satu unsur untuk menerapkan pendidikan budi pekerti di sekolah dengan memberikan bekal dan membagikan pengalaman metode pembelajaran budi pekerti yang sekolah Tzu Chi terapkan selama ini,” ujar Hong Tjin, Ketua Badan Koordinasi Pendidikan Buddhis Indonesia. Pelatihan Budaya Humanis Pendidikan Tzu Chi berakhir pada tanggal 22 Desember 2013. Selama dua hari mendapatkan bekal penerapan metode pembelajaran, pelestarian lingkungan, belajar bahasa isyarat tangan, bedah buku “Pedoman Guru Humanis” bahkan dalam kesempatan ini juga mempraktikkan metode pembelajaran budi pekerti. Banyak kesan positif yang bermunculan setelah mengikuti acara ini. Salah satunya Rustini, pengajar di Sekolah Dharmaloka Pekanbaru. Ia mengaku mendapatkan banyak hal baru mengenai pendidikan budi pekerti untuk anak didik. Ia pun akan menerapkan apa yang diperoleh di pelatihan ini. “Saya ingin mencontoh metode-metode yang telah diajarkan oleh sekolah Tzu Chi di sekolah saya nantinya. Jika bisa saya terapkan maka akan sangat luar biasa,” ungkap Guru Agama Buddha ini. Dengan pendidikan budi pekerti, anak-anak bisa mengamati dan mempraktikkan bagaimana seharusnya berperilaku. Selama pelatihan ini, bukan hanya metode pembelajaran yang ia dapatkan, namun tata krama dan kedisiplinan juga didapatkan. “Di sini teratur sekali dari cara makan, cara berjalan, dan lain-lain. Berbeda dengan di sekolah saya yang terkadang anak makan saja sambil berlari-larian. Di sini sangat disiplin,” tambahnya. Dalam mengajarkan budi pekerti kepada anak, Sekolah Tzu Chi juga menggunakan kata perenungan Master Cheng Yen. Bagi Rustini kata-kata perenungan ini akan mudah dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari bagi anak setelah memahami kata perenungan tersebut. Ia pun berharap agar pendidikan budaya humanis seperti ini tidak hanya diterapkan oleh sekolah-sekolah Buddhis saja melainkan sekolah non Buddhis juga.
Keterangan :
Pada pelatihan budaya humanis ini juga diikuti oleh perwakilan dari Sinarmas. Sinarmas memiliki program pendidikan “Ayo Belajar SMART” yang menitikberatkan pada pendidikan budi pekerti yang tersebar di sekolah-sekolah perkebunan. Riani Purnamasari, salah satu peserta perwakilan dari Sinarmas mengatakan bahwa dengan apa yang didapatkan pada pelatihan ini akan di aplikasikan dalam sekolah tersebut. “Dengan mengikuti kegiatan ini kami dapat menambah nilai-nilai budi pekerti. Sehingga bisa kami mengelola praktik nyata budaya humanis dalam sekolah-sekolah kami,” ucap Riani. Lebih lanjut Riani berharap agar pelatihan budaya humanis bukan hanya sekali saja, namun secara berkelanjutan. “Training seperti ini agar bisa diadakan bukan hanya sekali saja sehingga bisa mengajak guru-guru yang terjun langsung dalam pendidikan,” harapnya. Melihat antusias para peserta dan pentingnya metode pendidikan budi pekerti untuk anak-anak, maka pelatihan seperti ini akan dilakukan secara berkelanjutan. Dengan pendidikan budi pekerti, anak-anak bukan hanya belajar secara intelektual saja, namun bisa mengalami dan merasakan apa yg diperoleh sehingga bisa menyerap pendidikan tersebut. Bahkan Badan Koordinasi Pendidikan Buddhis Indonesia (BKPBI) terbuka bagi non anggota BKPBI untuk mengikuti pelatihan budaya humanis ini. | |||
Artikel Terkait
Sukacita Donor Darah Membawa Manfaat Bagi Masyarakat
29 November 2023Relawan Tzu Chi di Kota Dumai, Riau mengadakan Donor Darah di Citimall Dumai, (12/11/2023). Donor darah ini dilaksanakan rutin setahun tiga kali dan untuk tahun 2023 ini total sudah terkumpul sebanyak 167 kantong.