Menyiapkan Barisan Relawan di Sekolah Ehipassiko
Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul KhotimahPara orang tua siswa Sekolah Ehipassiko BSD mengikuti kegiatan sosialisasi tentang Tzu Chi.
Aula Jing Si pagi itu ramai dengan hadirnya rombongan siswa dan orang tua siswa Sekolah Ehipassiko BSD. Mereka mengikuti kegiatan touring yang dipandu oleh relawan Tzu Chi. Tampak para orang tua antusias mendengarkan penjelasan relawan dengan seksama. Para siswa Ehipassiko dari kelompok bermain, TK A, TK B, dan SD kelas 1 hingga kelas 3 juga cukup asik mengikuti touring dan menyaksikan apa saja yang ditampilkan di dalam aula.
Indi Y. Wirawan selaku Direktur dan Kepala Sekolah Ehipassiko mengatakan pihak sekolah mengajak serta orang tua datang ke Jing Si supaya dapat mengenal Tzu Chi lebih dekat.
“Kami berharap orang tua yang mengenal Tzu Chi ini nantinya bisa ikut dalam barisan kami, sehingga barisan lebih kuat,” kata Indi Y Wirawan di Aula Jing Si yang berada di Kompleks Yayasan Tzu Chi Indonesia, Pantai Indah Kapuk Jakarta, 31 Juli 2016.
Barisan yang dimaksudkan oleh Indi adalah barisan relawan Tzu Chi yang akan ada di Sekolah Ehipassiko. Ya, Sekolah Ehipassiko berencana membentuk barisan relawan Tzu Chi yang nantinya berkiprah di sekolah itu sendiri. Adapun kegiatan yang akan diadakan di Ehipassiko cukup banyak. Misalnya kegiatan donor darah dan pelestarian lingkungan, juga kegiatan yang misi amal.
Selama ini pihak sekolah telah beberapa kali menggelar kegiatan donor darah tiap tiga bulan sekali yang bekerja sama dengan Tzu Chi. Sementara itu terkait pelestarian lingkungan, pihak sekolah berencana membangun depo daur ulang. Nantinya orang tua bisa membawa sampah-sampah yang masih bisa didaur ulang ke depo. Juga akan ada kegiatan pelestarian lingkungan lainnya yang bisa diikuti oleh siswa.
Setelah mendengarkan penjelasan tentang misi amal Tzu Chi, para orang tua diberikan formulir menjadi relawan.
Sekolah berharap, setelah mengenal Tzu Chi dan kegiatan-kegiatan Tzu Chi, para orang tua memiliki keinginan untuk bersumbangsih, baik dengan dana maupun dengan tenaga sebagai relawan Tzu Chi. Selain itu, orang tua dapat mendukung materi pembelajaran dari relawan Tzu Chi.
“Harapannya selain siswa yang mendengarkan, orang tua juga mendengarkan sehingga orang tua nanti bisa mengulang di rumah, bisa menjelaskan kembali. Karena mereka masih kecil, orang tua bisa membantu. Saat anak-anak tergerak, maka orang tua bisa mendukung,” lanjut Indi Y Wirawan.
Indi menambahkan, jumlah relawan Tzu Chi terbatas. Karena itulah ada pemikiran membentuk barisan relawan yang nantinya relawan ini berkiprah di sekolah.
Dalam sosialisasi itu, para orang tua dijelaskan tentang sejarah Tzu Chi dan kegiatan-kegiatan yang merupakan wujud dari misi-misi Tzu Chi. Relawan Tzu Chi, Ong Hok Cun yang telah bertahun-tahun berkecimpung di misi amal membagikan pengalamannya saat mendampingi para pasien.
“Di depan mata saya sekarang ada cinta kasih. Di depan mata saya sekarang banyak orang yang sangat sulit mencari. Tetapi pada saat itu saya merasa oh ternyata cinta kasih itu ada,” jelas Acun kepada para orang tua siswa.
Acun memaparkan banyaknya orang yang membutuhkan bantuan. Karena sama-sama berdiri di satu bumi yang sama, maka semua orang juga harus menjaga dan mengasihi bumi serta apa yang berada di atas bumi.
Para murid dengan gembira mengikuti sejumlah permainan edukasi, seperti mengoper bola.
Para orang tua juga menerima cindera mata.
Saat para orang tua mengikuti sosialisasi tentang Tzu Chi, anak-anak diajak bermain sejumlah permainan edukasi. Mereka mengoper bola yang membutuhkan kerja sama tim supaya mendapat poin terbaik.
Melani, orang tua dari Faren Haryanto yang kini sedang duduk di bangku kelas 1 SD Ehipassiko menilai kegiatan touring dan sosialisasi membantunya memahami kegiatan anaknya di sekolah. Ini karena pihak sekolah sering melaksanakan kegiatan yang bekerja sama dengan Tzu Chi.
“Hati saya tergugah juga menjadi relawan, cuma lihat dulu waktunya. Ini saya bawa pulang celengan bambu satu, karena di rumah sudah ada satu. Saya sudah tahu celengan bambu sejak anak saya masuk di Kelompok Bermain di Ehipassiko, jadi sudah empat tahun ini. Di sekolah anak saya sudah ikut penuangan beberapa kali.
Melani menambahkan, saat ini dirinya baru bisa menjadi relawan informasi. Yakni menginformasikan tentang Tzu Chi kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan.
Koordinator kegiatan kunjungan dari Tzu Chi Tangerang, Sukandi mengatakan setelah membagikan formulir menjadi relawan, dari sekira 120 orang tua yang datang ada 20 orang langsung mendaftar.
“Kami ada sosialisasi untuk anak TK juga SD dengan celengan bambu. Dan mereka kini melihat secara nyata inilah hasil kerja keras relawan Tzu Chi dan ini merupakan hasil donasi para donatur disumbangkan kepada orang yang benar-benar membutuhkan. Namun ada sumbangsih lain yang juga penting dan bisa dilakukan oleh para orang tua, yakni menjadi relawan, “ jelas Sukandi.
Artikel Terkait
Studi Banding ke Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi
08 Maret 2016 Pada 22 Februari 2016, Ehipassiko School Tangerang melakukan studi banding di bidang pendidikan ke Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat.Menyiapkan Barisan Relawan di Sekolah Ehipassiko
12 Agustus 2016Sekolah Ehipassiko Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang mengajak orang tua siswa berkunjung ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Selain bertujuan membangun sinergi antara sekolah dan orang tua, para orang tua diharapkan tergerak menjadi relawan.