Menyucikan Batin Dalam Perayaan Waisak

Jurnalis : Nuraina Ponidjan 傅麗蓉(Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan 陳俊賓, Gunawan Halim, Lily Hermanto, Lukman, Jusin Martin Tzu Ching(Tzu Chi Medan)

Para komite dari Tzu Chi Medan sedang mengangkat persembahan dalam Peringatan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional , Hari Tzu Chi Sedunia di depan Rupang Buddha.

Minggu, 8 Mei 2016, dalam rangka memperingati Hari Waisak, Hari Ibu International dan Hari Tzu Chi Sedunia yang ke-50. Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kantor perwakilan Medan mengadakan prosesi pemandian Buddha rupang bertempat di Hermes Place Convention Stella Hall lantai 2, Jl. Mongosidi No 45, Medan. Sebanyak 5 orang anggota Sangha turut hadir dalam memimpin 274 orang relawan dan 611 orang pengunjung dalam prosesi Waisak kali ini.

Perayaan Waisak 2016 ini dihadiri oleh Walikota Medan, Drs.H.T.Dzulmi Eldin S,M.Si beserta 19 orang pemuka agama. Peringatan Waisak merupakan perasaan berterima kasih pada budi luhur Sang Buddha, orang tua, dan semua makhluk. Melalui prosesi pemandian Buddha Rupang yang hikmat dan agung, semua orang membersihkan batin sendiri. Semua peserta secara teratur dan berurutan mengatupkan kedua belah tangan di depan dada (sikap Anjali) dengan hati yang tulus, mengambil bunga yang melambangkan semerbak moral, semerbak Dharma dan semerbak batin Sang Buddha, serta mendoakan diri sendiri, keluarga dan semua makhluk agar senantiasa diberkahi dengan keselamatan dan keberuntungan. 

Hadir ditengah penjamuan Waisak, hadir Fitri Awun, salah satu relawan Tzu Chi Medan yang beragama Islam, dengan penuh keyakinan mengikuti prosesi Waisak. "Saya hanya berpikir positif karena apa yang saya lakukan dan apa yang kita pelajari pun tidak menyimpang dengan agama, masuk ke Tzu Chi itu bukan belajar agama tetapi belajar menjadi manusia yang lebih baik dari seorang guru yaitu Master Cheng Yen,"ungkapnya.

Walikota Medan, Drs.H.T.Dzulmi Eldin S,M.Si (batik coklat) beserta 19 orang pemuka agama dan 5 orang anggota Sangha turut hadir dalam acara Waisak 2016.


Para peserta Peringatan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia mengikuti prosesi pemandian Rupang Buddha.

Dalam prosesi pemandian Buddha Rupang Tzu Chi, ketika telapak tangan hadirin menyentuh air semerbak dan tubuh dibungkukkan 90 derajat ini melambangkan penghormatan paling tulus dan bersujud di kaki Sang Buddha. Hal tersebut bermakna bahwa kita sedang membersihkan batin kita sendiri, dengan demikian diharapkan kita bisa meningkatkan ketulusan hati masing-masing, selalu bermawas diri untuk tidak melanggar sila dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita akan selalu bisa menjaga kejernihan batin, mengikis keangkuhan dan kerisauan diri.

Perayaan Waisak ini juga dihadiri Drs. H.Amhar Nasution MA, salah seorang perwakilan MUI. Ia mengungkapkan dalam kegiatan beragama, kita harus saling menghormati dan menurutnya Yayasan Buddha Tzu Chi merupakan wujud 3 pola yaitu ajaran tentang kejujuran, kerendah hati dan sopan santun, pola kedua adalah memperingati Hari Ibu dimana Ibu adalah tauladan bagi kita maka kita harus menghormati Ibu dan berbakti pada Ibu. Pola ketiga adalah pola jamaah dimana keyakinan umatnya terhadap  Buddha. “Wujud 3 pola tersebut bagus karena bisa melahirkan sebuah kepribadian yang luhur, sehingga membangkitkan sebuah moral menghormati makhluk lain walaupun berbeda agama berbeda.", tandasnya.


Tzu Chi Kantor Perwakilan Medan mengadakan kegiatan Peringatan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional , Hari Tzu Chi Sedunia pada hari Minggu, 08 Mei 2016.

Hal serupa juga diungkapkan H. Amiruddin Ms,MA,MBA,PhD, seorang pemuka agama Islam yang hadir sebagai undangan. Ia mengungkapkan bahwa perayaan Waisak 2016 lebih fokus ke alam dimana manusia bersaudara kembar dengan alam. ”Dalam peringatan Waisak ini, kami melihat Yayasan Buddha Tzu Chi sudah dapat mengarahkan umatnya atau relawannya supaya menjaga batin dalam hubungan dengan Tuhan, alam dan sesama manusia, untuk itu maka kami dari  tokoh agama Islam mengucapkan Selamat Hari Waisak sekaligus merasa ada mitra didalam berbuat kebajikan," ungkapnya.

Prosesi pemandian Buddha Rupang berakhir dengan ritual salam tulus paling hormat terhadap Sang Buddha. Insan Tzu Chi berharap dengan prosesi pemandian Buddha Rupang yang mencerminkan keindahan budaya humanis keagamaan ini bisa memasukkan air Dharma yang jernih ke dalam hati, sehingga dapat menginspirasikan hati kebajikan pada semua.

Demikian juga apa yang dituturkan oleh Aminah selaku koordinator acara peringatan Waisak 2016 di Tzu Chi Medan. "Tujuan penjamuan Waisak ini adalah mensucikan batin manusia, masyarakat damai sejahtera dan dunia  terbebas dari bencana dan dengan mensucikan batin manusia berarti mensucikan batin kita sendiri dan harapannya semua manusia dapat berbuat kebaikan sehingga semua makhluk hidup bisa lebih bahagia.” tutupnya.


Artikel Terkait

Menyucikan Batin Dalam Perayaan Waisak

Menyucikan Batin Dalam Perayaan Waisak

13 Mei 2016
Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Perwakilan Medan mengadakan prosesi pemandian Rupang Buddha tempat di Hermes Place Convention Stella Hall lantai 2, Jl. Mongosidi No 45, Medan. Sebanyak 5 orang anggota Sangha turut hadir dalam memimpin 274 orang relawan dan 611 orang pengunjung dalam prosesi Waisak.
Waisak 2016 : Mewujudkan Keharmonisan dan Ketentraman

Waisak 2016 : Mewujudkan Keharmonisan dan Ketentraman

23 Mei 2016

Pada tanggal 15 Mei 2016, insan Tzu Chi Kantor Penghubung Padang menyelenggarakan peringatan Waisak di Hotel Mercure Padang. Jumlah peserta yang hadir mencapai 300 orang yang terdiri dari 50 relawan Tzu Chi, tokoh-tokoh agama, dan masyarakat umum yang ada di kota Padang.

Waisak 2016: Mengingat Jasa Orang Tua

Waisak 2016: Mengingat Jasa Orang Tua

09 Mei 2016

Hari ini diperingati juga sebagai Hari Ibu. Saya sangat berterima kasih pada Mama yang telah mempertaruhkan jiwa raganya untuk melahirkan dan bekerja keras membesarkan kami,” kata bungsu dari tiga bersaudara ini. Mama Violin adalah Nia, seorang relawan Komite Tzu Chi.

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -