Menyucikan Hati Melalui Pelestarian Lingkungan
Jurnalis : Rosy Velly Salim (He Qi Pusat), Fotografer : Rianto Budiman (He Qi Pusat)Minggu, 15 Maret 2014, Tzu Chi komunitas He Qi Pusat melakukan kegiatan pemilahan barang-barang daur ulang. Banyak warga dari sekitar taman, tempat dilaksanakannya kegiatan, turut serta melakukan pemilhan sampah.
Banjir yang sering kali melanda Jakarta merupakan salah satu dampak dari ketidakselarasan empat unsur alam. Selain itu, gaya hidup masyarakat yang belum ramah lingkungan juga menambah dampak yang kurang baik bagi lingkungan. Untuk mengurangi dampak tersebut maka relawan Tzu Chi melakukan aksi pelestrian lingkungan. Seperti yang dilakukan relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat, Xie li Sunter pada Minggu, 15 Maret 2014. Kegiatan pelestarian lingkungan diadakan di dua lokasi di Taman RW. 04, Sunter Metro dan Taman Damai, Sunter Jaya. Sebanyak 21 relawan hadir pada kegiatan ini, dengan membagi relawan menjadi 2 tim untuk Sunter Metro dan Sunter Jaya, kegiatan pelestarian lingkungan ini dijalankan.
Di bawah tenda Tzu Chi, para relawan memulai melakukan pemilahan barang-barang seperti botol, kardus, kaleng, majalah, buku, baju. Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh relawan, namun banyak warga setempat juga turut datang untuk ikut bersama memilah dan berbincang bersama para relawan.
Kegiatan pelestarian lingkungan ini merupakan kegiatan pelestarian lingkungan pertama yang diadakan di Taman Damai, Sunter Jaya. Robert Ko Shixiong, koordinator kegiatan, mengemukakan bahwa melalui kegiatan pelestarian lingkungan ini diharapkan dapat menjalin jodoh baik dan menjaring relawan untuk menunjang misi-misi Tzu Chi. Selain itu kegitan ini juga diharapkan dapat menggugah hati warga setempat untuk ikut serta menanamkan pola hidup ramah lingkungan untuk mengurangi pemanasan global.
Salah satu warga yang ikut dalam kegiatan ini adalah Lanny. Ia merespon baik akan kegiatan yang berlangsung. “Sebelumnya saya belum mengerti utuh cara memisahkan dan memilah sampah, hanya mengumpulkan dan menyumbangkan saja barang yang bisa didaur ulang. Sekarang sebelum dibawa untuk disumbangkan akan dipilah dulu,” katanya. Ia menyampaikan harapannya agar kegiatan pelestarian lingkungan di Sunter dapat terus ada dan berkembang karena menurutnya kawasan sunter besar dengan dihuni oleh banyak warga. “Kalau setiap warga dapat menerapkan pola gaya hidup ramah lingkungan, sampah baru akan berkurang,” tambahnya.
Dalam kegiatan pelestarian lingkunngan ini juga diadakan pameran produk-produk Jing Si yang cukup banyak menarik minat para warga yang datang.
Warga RW 04 kelurahan Sunter Jaya yang datang dalam kegiatan pelestarian lingkungan ini sedang mendengarkan dengan saksama penjelasan dari Noni Thio shijie tentang pelestarian lingkungan.
Warga lain, Eveline Koordi (31) yang membawa serta anaknya, Bryan (3), merasa senang untuk ikut dalam kegiatan. “Ini pertama kali saya bisa ikut daur ulang. Dari apa yang dijelaskan oleh Robert Shixiong bahwa sampah tersebut diolah menjadi uang yang hasilnya untuk membantu orang susah. Di situlah saya tersentuh. Jika ada waktu, saya akan ikut kembali dan mulai memisahkan sampah dari rumah untuk dibawa ke sini,” ujar Eveline. “Saya akan bawa botol isi ulang sendiri, dan tas yang bisa dilipat dipakai ulang daripada memakai plastik jika ke supermarket,” tambahnya.
Menyebarluaskan Konsep Pelestarian Lingkungan
“Kegiatan ini dapat terwujud karena dukungan Shixiong Shijie sekalian semuanya,” tutur Robert ko Shixiong. Masing-masing relawan mengerjakan tugas seperti melakukan sosialisasi untuk warga. Sosialisasi ini berisi berbagai macam cara untuk melestarikan lingkungan seperti melakukan penghematan energi, listrik, air dan mengubah gaya hidup yang ramah lingkungan (go green) dan menerapkan konsep reduce, reuse, recycle. “Cara mudah untuk melestarikan lingkungan adalah dengan melakukan pemilahan sampah yang masih bisa didaur ulang dan yang tidak,” jelas Noni Thio Shijie dalam memberikan sosialisasi. “Yang kita harapkan adalah bumi lebih bersih, membantu mengingatkan dan mengerakan hati warga, jadi tidak dipersoalkan barang daur ulang mau diserahkan ke Tzu Chi atau pemulung,” tambahnya.
Dalam sesi sosialisasi, banyak warga yang tampaknya tertarik. Salah satunya, Ibu Kartini (44) dan Ibu Ira (28) yang bertanya mengenai tips mudah untuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan. Mereka merupakan aktifis bidang lingkungan hidup dari Gereja Paroki, yang turut hadir dan terkesan oleh kegiatan-kegiatan positif yang secara konsisten dilakukan oleh Tzu Chi. “Harapannya, ada acara yang berdaya pikat bagi semua umur dan kreatif untuk mengubah pola pikir yang serba instan dijaman sekarang,” ujar mereka saling melengkapi.
Pada akhir acara para warga diajak untuk menyanyikan dan memeragakan isyarat tangan lagu “Satu Keluarga” dengan diringi oleh gesekan biola dari dua orang Boddhisatwa cilik Tzu Chi.
Tiada gentar dan menyerah, secara konsisten insan Tzu Chi di seluruh dunia menggaungkan pelestarian lingkungan melalui konsep 5R (Rethink, Reduce, Reuse, Repair & Recyle) dan pola hidup ramah lingkungan. Harapannya masih sama yaitu untuk membentuk lingkaran kebaikan, menyucikan hati manusia, dunia bebas dari bencana.
Artikel Terkait
Menyucikan Hati Melalui Pelestarian Lingkungan
20 Maret 2015 Gaya hidup masyarakat yang belum ramah lingkungan menambah dampak yang kurang baik bagi lingkungan. Untuk mengurangi dampak tersebut maka relawan Tzu Chi melakukan aksi pelestrian lingkungan.Bersatu Hati Menjadi Pelindung Bumi
11 Desember 2014 Dalam upaya melestarikan lingkungan, seluruh insan Tzu Chi secara berkala mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilahan sampah dan juga daur ulang.Bersumbangsih Untuk Bumi
17 Juni 2014Hari libur nasional, dimanfaatkan oleh insan Tzu Chi He Qi Pusat, Xie Li Sunter untuk mengemban dan melaksanakan misi pelestarian lingkungan demi menyelamatkan bumi.