Menyucikan Hati Melalui Sutra Pertobatan
Jurnalis : Erli Tan, Feranika Husodo (Heqi Utara), Fotografer : Feranika Husodo, Ridwan (Heqi Utara) Relawan bersama-sama berlatih isyarat tangan Sutra Pertobatan Air Samadhi di Jing Si Books & Cafe Pluit. |
| ||
Asura tersebar di lima alam lainnya, segala penderitaan di alam manusia selalu disebabkan oleh nafsu dan noda batin yang merupakan asura dalam batin. Bila kekuatan asura sangat besar, maka ia akan senantiasa mencemari batin kita. Di alam manusia, ada orang yang memiliki berkah, namun lengah dalam menjalani hidupnya, penuh dengan ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan, dan keraguan. Mereka hanya bisa menikmati berkah, namun batin mereka dipenuhi noda-noda, karena asura telah menguasai hakikat diri mereka yang murni dan bajik. “Asura yang berada dalam batin kita memiliki kekuatan yang besar, untuk berubah, kita harus gigih. Apa yang dimaksud dengan berubah? Berubah berarti menyesal atau bertobat (chan hui). Kita harus bertobat.” Nasihat Master Cheng Yen ini sudah kerap kali dituturkan oleh beliau baik itu melalui ceramah atau melalui program Sanubari Teduh. Master Cheng Yen mengatakan, untuk membersihkan noda batin maka dibutuhkan Dharma; untuk menemukan air, galilah ke dalam tanah; untuk melihat Dharma, galilah ke dalam batin. Ini merupakan salah satu metode pertobatan yang diajarkan sang Buddha. Jika semua makhluk dapat memurnikan pikiran, bertobat sepenuh hati dan melakukan kebajikan, maka karma buruk yang terakumulasi tidak lagi efektif. Bagaikan air yang membersihkan kotoran pada tubuh, membersihkan noda pada pakaian, dan membersihkan kotoran pada benda-benda, demikianlah Dharma menyucikan pikiran.
Keterangan :
Bersatu Hati untuk Latihan Bersama Di komunitas He Qi Utara misalnya, telah memulai latihan isyarat tangan di Jing Si Books & Cafe Pluit sejak tanggal 30 November 2011. Latihan ini rutin diadakan dan hampir setiap hari pada pukul 19.00 malam. Sehingga setiap peserta yang belajar dapat lebih cepat memahami dan menghafal setiap lagu dan gerakannya. Mengingat acara Pemberkahan Akhir Tahun tidak lama lagi, penting bagi setiap peserta untuk datang latihan setiap hari. Hari pertama latihan, dari 31 relawan yang hadir, sebagian telah cukup menguasai lagu Yi Xing Yuan Ming Zi Ran karena sudah pernah mengikuti pementasan di Hari Ayah bulan Agustus lalu. Namun bagi yang baru belajar, hendaknya tidak merasa rendah diri ataupun merasa tidak mampu. “Kita semua di sini sama-sama belajar, jangan merasa tidak bisa lalu rendah diri, karena itu mari kita hadir setiap hari, jangan bolong-bolong.” Ujar Elvy Shijie yang juga menganjurkan para relawan untuk mengajak lebih banyak teman-teman untuk datang dan sama-sama belajar. Karena dengan belajar isyarat tangan ini tentu tidak ada ruginya.
Keterangan :
Beberapa komite yang biasanya mengajar di kelas isyarat tangan seperti Ai Ru Shijie, Filan Shijie , dan Ik Si Shijie terlihat hadir dan membimbing dengan sabar dan sepenuh hati semua peserta yang datang belajar saat itu. Setiap peserta juga terlihat bersungguh-sungguh belajar. Ai Ru Shijie yang biasanya mengajar di kelas Isyarat Tangan setiap Jumat malam memberi tips dalam belajar Isyarat tangan ini, “Hafal dulu lagunya, kemudian latihan dan diulang-ulang di rumah.” Ucap Ai Ru Shijie. Untuk memperindah dan menguatkan kekompakan serta keselarasan gerakan, maka pada tanggal 11 Desember 2011, di Aula lantai 5 Sekolah Tzu Chi, diadakan latihan isyarat tangan gabungan dari He Qi Utara, He Qi Selatan, He Qi Timur, He Qi Barat, Tangerang, dan Tzu Ching dengan total yang hadir 134 orang. Terdapat Li Ping Shijie, Ai Ru Shijie, Eva Shijie, dan Elvy Shijie yang membimbing dalam latihan tersebut. Setiap kelompok terlihat sangat rapi, ada juga yang duduk membentuk lingkaran, sangat indah dan terasa kompak. Dengan ikut serta dalam pementasan ini, Master Cheng Yen mengharapkan agar tiap orang dapat Fa Ru Xin, Xin Ru Fa, Dharma masuk ke dalam hati, hati masuk ke dalam Dharma, kemudian chan hui (bertobat). Master Cheng Yen mengatakan, bukan pementasannya yang penting, tapi apakah dalam hati sudah ada Dharma. Sudah seberapa jauh kita menggali batin kita untuk mencapai sifat hakiki yang suci tanpa noda itu. Apakah sudah menemukan air Dharma yang dapat membersihkan setiap noda dalam batin kita. Dan selain menyucikan batin sendiri, juga diharapkan bisa menginspirasi orang lain menyucikan hatinya. Bila batin setiap orang tersucikan, maka masyarakat akan damai sejahtera, sehingga dunia dapat terhindar dari bencana.
| |||