Menyusun Prosesi, Menyambut Tri Hari Besar

Jurnalis : Amy Haryatmi, Fotografer : Halim Kusin, Amy Haryatmi (He Qi Barat)

Pelatihan prosesi waisak perdana di Tzu Chi komunitas Jakarta Barat dilaksanakan pada 25 - 26 April 2015 di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat.

Persiapan jelang perhelatan Akbar Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang akan diadakan pada Minggu, 10 Mei 2015 telah mulai intensif disusun. Acara besar memperingati Hari Raya Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi sedunia ini, bertema  “Doa Bersama Jutaan Insan”. Rangkaian kegiatan pendukung pun mulai dipersiapkan. Salah satunya yang sangat penting adalah latihan prosesi. Untuk mempermudah pelatihan bagi masyarakat umum, kegiatan pun dibagi menjadi per wilayah. Seperti wilayah Jakarta Barat, diadakan pada Sabtu dan Minggu, 25 dan 26 April 2015, bertempat di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat.

Menurut penyelenggara, latihan mutlak diperlukan karena upacara sakral tersebut membutuhkan ribuan peserta dengan tekad, semangat, kerelaan dan ketulusan dalam memanjatkan doa bagi keselamatan dunia. Dalam acara  akan para peserta akan membentuk formasi daun Boddhi dan bunga Teratai.  Selama pelatihan, acara dipimpin oleh  Suherman, Linda Budiman, dan Johnny Chang. Pukul 14.00 WIB latihan pun dimulai. Agar lebih nyaman bagi peserta, panduan pelatihan dibagi dalam dua sesi.  Hari pertama pelatihan diikuti oleh 238 orang terdiri dari insan Tzu Chi, donatur, penerima bantuan Tzu Chi, mahasiswa, pelajar dan masyarakat dari berbagai kalangan.

Chen Yi Cheng (no 2 dari kiri) merasa seperti menemukan kampung halaman batin di lingkungan Tzu Chi Indonesia
Dari sekian banyak peserta, salah satunya adalah Chen Yi Cheng, seorang  relawan bebas dari Pingtung Taiwan yang turut  ambil bagian dalam formasi. Pada kesempatan tersebut, secara antusias dia memberikan tanggapannya. Menurutnya perhelatan ini tidak hanya oleh dan untuk  umat  beragama Buddha, tetapi juga untuk seluruh dunia. Doa masal dan pengharapan yang dipanjatkan bersama dari hati yang tulus adalah sumber energi kebaikan yang dahsyat. Doa untuk keselamatan dunia, bebas dari bencana.  Chen Yi Cheng sangat tertarik pada kegiatan cinta kasih Tzu Chi.  Di negeri asalnya, hampir sepuluh tahun dia menjadi donatur. Dan sebelum bertolak ke Indonesia dia pernah menjadi relawan DAAI mama di Er Tong Ban.

Ketertarikannya pada tindakan kemanusiaan Tzu Chi makin mendalam, ketika  Mamanya meninggal. Saat itu, para insan Tzu Chi dari Pingtung datang untuk berdoa dan memberikan dukungan. Ketulusan dan penghiburan  bagi dirinya yang sedang berduka membuatnya tersentuh dan sangat berterimakasih. Dia berniat, di Indonesia dia akan turut dalam barisan kemanusiaan Tzu Chi. Sayangnya sebagai pendatang,  dia belum tahu kemana harus bergabung. Namun, terkadang jodoh baik akan tiba jika memang telah saatnya.

Jalinan jodoh dapat terwujud, ketika insan Tzu Chi dari komunitas Kebon Jeruk 1 mengadakan pengumpulan dana bencana Topan Haiyan di Pasar Puri Indah, Jakarta Barat. Guru muda di Sekolah Bina Bangsa Jakarta Barat itu, bertemu dengan relawan Tzu Chi. Maka serta merta dia turut bergabung sebagai relawan bebas, sejak 2 tahun yang lalu. Ketika melakukan kegiatan Tzu Chi, dirinya merasa seperti menemukan kampung halaman batin di lingkungan Tzu Chi Indonesia, maka setiap kegiatan yang diadakan oleh komunitas Kebon Jeruk, akan selalu  diikuti.

Sebanyak 508 peserta hadir di acara latihan prosesi  yang dilaksanakan selama dua hari ini.
Adapun memaknai hari besar ibu Internasional, dia alihkan menjadi menjaga ayahnya yang berada di Taiwan. “Karena Ibu saya telah meninggal, maka untuk membalas kasih orang tua, saya hanya bisa berbakti pada ayah. Oleh karena itu pada 24 Juni 2015 nanti, saya akan kembali ke Pingtung, Taiwan, untuk merawat ayah yang sudah lanjut usia. Hanya itu yang bisa saya lakukan untuk membalas budi baik orang tua,”ujarnya dengan yakin.

Senada dengan Chen Yi Cheng, kesan yang baik pun dijabarkan oleh Herman Mulyono Saputra. “Di era yang sudah terlalu sarat oleh kerisauan ini, sangat perlu diadakan acara seperti ini. Supaya kebajikan yang sebagian sudah terkikis oleh pengaruh jaman bisa dipulihkan kembali. Supaya anak-anak juga lebih menyadari untuk berbakti pada orang tua. Dan yang tak kalah pentingnya juga mencintai alam beserta isinya. Saya sangat mengapresiasi misi cinta kasih Tzu Chi selama ini,”ucapnya.

Pada pelatihan hari kedua (26/4) sebanyak 270 orang yang hadir.  Herman, salah satu tamu undangan yang hadir  turut bergabung dalam barisan formasi. Di acara ini ia juga mengajak beberapa orang anggota keluarganya. Pengusaha Textil yang super sibuk  itu masih selalu meluangkan waktu untuk menyerap Dharma Master Cheng Yen dalam kegiatan Bedah Buku komunitas Kebon Jeruk 1. Selain itu juga rutin bersumbangsih dalam Pelestarian Lingkungan.

Bincang-bincang  menarik  dengan Herman diakhiri, ketika pelatihan sesi kedua dimulai. Bapak yang baik itu berharap, “ dengan melakukan kebajikan, maka akan menghapus noda batin”. ( kata perenungan Master Cheng Yen).


Artikel Terkait

Sungguh Hati Berlatih Prosesi Waisak

Sungguh Hati Berlatih Prosesi Waisak

19 Mei 2014 Bagaimana kita juga bisa berbuat lebih banyak kebaikan bagi sesama yang masih membutuhkan uluran tangan-tangan, sehingga semakin banyak hati manusia tersucikan, cinta kasih yang tersebar mampu menghapus dunia dari segala bencana.
Menyusun Prosesi, Menyambut Tri Hari Besar

Menyusun Prosesi, Menyambut Tri Hari Besar

27 April 2015 Acara besar memperingati Hari Raya Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi sedunia ini, bertema  “Doa Bersama Jutaan Insan”. Rangkaian kegiatan pendukung pun mulai dipersiapkan. Salah satunya yang sangat penting adalah latihan prosesi.
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -