Merajut Kembali Asa Mahasiswa AKN

Jurnalis : Nuraina Ponidjan (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan, Zusin (Tzu Chi Medan), Tanjung Halim (Tzu Chi Lhoksuemawe)

doc tzu chi indonesia

Prosesi peletakkan batu pertama pembangunan kembali kampus Akademi Komunitas Negri (AKN) Pidie Jaya, Aceh diadakan pada Senin, 12 Februari 2018.

Gempa yang mengguncang Aceh pada 7 Desember 2016 telah berdampak rusaknya berbagai infrastruktur dan fasilitas publik. Tak terkecuali gedung perkuliahan kampus Akademi Komunitas Negeri (AKN) Pidie Jaya yang saat itu sedang dibangun pun roboh. Akibatnya proses belajar terganggu. Setahun pascagempa, belum ada pembangunan kembali gedung perkuliahan yang berlokasi di Gampong Baro, Kec. Bandar Dua, Kab. Pidie Jaya Aceh ini lantaran terbentur dana.

Bupati Pidie Jaya, H. Aiyub Abbas menghubungi Ketua Tzu Chi Medan, Mujianto untuk meminta kerja sama dalam pembangunan kembali ruang perkuliahan tersebut. Sejalan dengan Misi Pendidikan Tzu Chi, perrmintaan kerja sama tersebut langsung di proses dan diputuskan akan dibangun. Peletakkan batu pertama akan dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2018.

Sabtu, 9 Februari 2018 sebanyak delapan orang relawan Tzu Chi Medan beserta dua orang staf DAAI TV Medan terlebih dahulu berangkat ke Pidie Jaya melalui perjalanan darat karena harus membawa sejumlah perlengkapan. Jarak tempuh sejauh 355 km dari Medan ke Lhokseumawe dengan waktu tempuh delapan jam perjalanan. Para relawan berangkat dari Medan pukul 10.30 WIB dan tiba di Lhokseumawe pukul 18.30 WIB. Pada malam harinya para relawan Tzu Chi Medan bersama relawan Lhoukseumawe bersama-sama membahas acara peletakkan batu pertama tersebut.

Keesokkan harinya, para relawan Tzu Chi Medan dan 6 orang relawan Lhokseumawe menuju Pidie Jaya dengan menempuh perjalanan sejauh 294 km selama 3 jam. Sesampainya di Pidie Jaya, 3 orang relawan Bireun dan 3 orang relawan dari RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) juga turut membantu mempersiapkan acara ini. Walau terik matahari serasa membakar bumi namun relawan tetap bersemangat bekerja ditemani canda tawa dan senda gurau sehingga tidak terasa semua persiapan acara selesai satu per satu.

doc tzu chi indonesia

Prosesi peletakkan batu pertama dilakukan dua sesi yaitu sesuai adat dan budaya Aceh yaitu Tepung Tawar (Peusijuk) dan sesuai kebiasaan di Tzu Chi dengan melakukan penyekopan sebanyak 3 kali.

doc tzu chi indonesia

Usai melakukan penyekopan peletakan batu pertama dilanjutkan dengan penanaman pohon jeumpa yakni bunga yang terkenal di Aceh.

Peletakan Batu Pertama

Senin, 12 Februari 2018 peletakkan batu pertama kampus Akademi Komunitas Negri (AKN) Pidie Jaya dihadiri Bupati Pidie Jaya H. Aiyub Abbas, Wakil Bupati H. Said Mulyadi SE, M. Si, Kajari Pidie Jaya Abdul Muin SH, Danyonif 113/JS Mayor Inf Yudhi HP, Wakil ketua DPRK Pidie Jaya Fakruzaman Hasballah, Asisten I Pemda Kab. Pidie Jaya Drs Ridwan, Ketua Tzu Chi Medan Mujianto, Komandan Komando Distrik Militer 0102/Pidie Letkol Arh Donny Indiawan SIP, para tokoh masyarakat Kecamatan Bandar Dua, unsur Muspika dan Muspida, siswa-siswi SMK 1 Kec. Bandar Dua dan siswa-siswi SMA Meureudu, beserta 41 orang relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Medan, Lhokseumawe, Bireun, dan Banda Aceh.

Acara diawali dengan tarian selamat datang oleh anak-anak kelompok seni tari di bawah bimbingan Akademi Komunitas Negeri (AKN) dan Ketua Tzu Chi Medan Mujianto membuka acara peletakan batu pertama ini.

“Pendidikan sangatlah penting karena menyangkut kehidupan masa depan generasi penerus bangsa, generasi yang cerdas dan peduli serta yang akan meneruskan estafet para pendiri bangsa. Untuk itu Yayasan Buddha Tzu Chi Medan akan membantu terlaksananya pembangunan ruang perkuliahan kampus AKN ini,” kata Mujianto dalam sambutannya. 

Dengan perasaan bahagia, Bupati Pidie Jaya, H. Aiyub Abbas mengungkapkan rasa syukurnya. “Terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah bersedia membangun kembali ruang kuliah AKN ini. Semoga bermanfaat bagi anak-anak Pidie Jaya yang biasanya kuliahnya harus ke Banda Aceh,” ucap H. Aiyub Abbas.

doc tzu chi indonesia

Penandatangan kerjasama antara Tzu Chi Medan dan Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya dalam pembangunan kembali ruang perkuliahan kampus Akademi Komunitas Negeri (AKN).

doc tzu chi indonesia

Ketua Tzu Chi Medan, Mujianto (kanan) memberikan cindera mata kepada Bupati Pidie Jaya, H. Aiyub Abbas usai peletakan batu pertama.

Prosesi peletakkan batu pertama pun dilakukan dua sesi. Sesi pertama acara dilakukan sesuai adat dan budaya Aceh yaitu Tepung Tawar (Peusijuk) yang dilakukan oleh pemuka agama yang memiliki makna untuk meminta keberkahan kepada sang Pencipta dan memohon keselamatan.

Acara dilanjutkan sesi kedua sesuai dengan prosesi yang biasa dilakukan relawan Tzu Chi. Dalam prosesi ini diikuti sebanyak 36 orang yang terdiri dari para relawan Tzu Chi bersama dengan para tokoh agama dan pejabat pemerintah melakukan penyekopan sebanyak 3 kali di mana setiap sekop mengandung makna: sekop pertama semoga batin manusia tersucikan, sekop kedua masyarakat damai dan sejahtera, sekop ketiga dunia terbebas dari bencana. Usai melakukan penyekopan peletakan batu pertama pembangunan gedung perkuliahan kampus AKN, dilanjutkan dengan penanaman pohon jeumpa yakni bunga yang terkenal di Aceh. Acara pun diakhiri dengan doa bersama.

“Serangkaian acara berjalan dengan lancar dan kita harapkan pembangunan kampus ini ke depannya juga akan berjalan dengan lancar di lahan seluas 5.113,5 meter persegi dan karena daerah Pidie Jaya rawan gempa maka gedung yang akan dibangun nantinya mengikuti standart anti gempa dan selesai sesuai dengan waktu yang direncanakan yaitu satu setengah tahun,” ujar Desnita, koordinator pembangunan. “Semoga dengan adanya kampus Akademi Komunitas Negeri (AKN) ini nantinya berguna bagi masyarakat Pidie Jaya dalam menimba ilmu,” sambungnya.

Editor: Yuliati


Artikel Terkait

Merajut Kembali Asa Mahasiswa AKN

Merajut Kembali Asa Mahasiswa AKN

13 Februari 2018
Prosesi peletakkan batu pertama pembangunan kembali kampus Akademi Komunitas Negri (AKN) Pidie Jaya, Aceh pascagempa yang terjadi pada 7 Desember 2016 lalu. Pembangunan diperkirakan selesai dalam waktu satu setengah tahun.
Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -