Merajut Kembali Silaturahmi dengan Warga Kampung Belakang
Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi PranotoTan Soei Tjoe, Ketua He Qi Barat berinteraksi dengan salah seorang warga binaan Tzu Chi di Kampung Belakang, Kamal, Jakarta Barat. Relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Barat menjalin kembali tali silaturahmi dengan warga Kampung Belakang sekaligus memberikan Paket Lebaran kepada warga.
Jalinan jodoh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dengan warga Kampung Belakang, Kamal, Jakarta Barat sudah terajut sejak 11 tahun silam (Desember 2006), dimana saat itu Tzu Chi memulai pembangunan Program Bebenah Kampung Tzu Chi yang pertama di Indonesia di daerah ini. Sebanyak 82 rumah warga kurang mampu yang kondisinya memprihatinkan dan kurang layak huni diperbaiki sehingga menjadi lebih baik, sehat, dan bersih. Bekerja sama dengan Pemerintah DKI Jakarta, Tzu Chi mengusung Program 3S, yaitu Sehat Rumah, Sehat Ekonomi, dan Sehat Lingkungan.
Diresmikan oleh Gubernur Sutiyoso pada 18 Juli 2007, warga yang merasakan langsung perhatian dan cinta kasih relawan Tzu Chi pun tergerak untuk ikut membantu sesama melalui celengan bambu Tzu Chi. Setiap bulan sekali, relawan Tzu Chi menggalang hati warga yang dengan penuh sukacita menyambutnya. Namun, sejak dua tahun lalu, jalinan kasih ini sempat terhenti, meski kenangan akan relawan Tzu Chi masih tetap lekat dalam benak warga. Mawar adalah salah satunya, “Senang sekali, (relawan) Tzu Chi ternyata masih ingat sama kami. Saya juga nggak pernah lupa dengan wajah-wajah relawan ini,” ungkapnya sambil menunjuk Tan Soe Tjoe, relawan He Qi Barat yang sangat dikenalnya. “Saya sempat nanya-nanya dalam hati, kok relawan sekarang nggak ada lagi yang datang (galang hati) ke sini,” tambahnya.
Bingkisan Menyambut Hari Raya
Untuk menjalin kembali
silaturahmi dengan warga Kampung Belakang, Minggu, 11 Juni 2017, sebanyak 30
relawan Tzu Chi mengunjungi kembali rumah-rumah warga penerima bantuan Bedah
Rumah Tzu Chi ini. Ada 48 rumah yang dikunjungi, yang berada di wilayah RW 003,
seperti RT 01 (12 rumah), RT 06 dan 08 (6 rumah), RT 007 (17 rumah), dan RT 13
(13 rumah). Sebenarnya ada 82 rumah yang dibangun Tzu Chi kala itu, namun setelah
disurvei banyak pula yang berpindah kepemilikan ataupun pemiliknya sudah
meninggal dunia. Kali ini relawan juga memberikan bingkisan Lebaran kepada
warga, berupa: beras (10 kg), biskuit, dan 2 botol sirup untuk warga menyambut
Hari Lebaran.
Relawan Tzu Chi memberikan Paket Bingkisan Lebaran
kepada Mawar, warga RT 007/03, Kampung Belakang, Kamal, Jakarta Barat.
Kehangatan yang terjalin antara relawan Tzu Chi dan warga Kampung Belakang melampaui sekat-sekat perbedaan: suku, agama, dan ras.
“Bersyukur sekali, relawan (Tzu Chi) masih ingat dengan kita dan masih mau membantu warga di sini,” kata Mawar, Istri dari Macep. Warga yang tinggal di RT 007 ini juga sangat terkesan dengan bantuan bedah rumahnya sepuluh tahun silam. “Berkat Tzu Chi rumah saya juga jadi bagus dan nggak kebocoran lagi,” ungkapnya. Mawar dan Macep, suaminya sudah lama menjadi donatur Tzu Chi setiap bulannya semenjak rumah mereka diresmikan penggunaannya. Meski sempat vakum, namun Mawar siap dan bersedia jika relawan Tzu Chi kembali menggalang dana untuk bersumbangsih kepada sesama setiap bulannya. “Kalo ada lagi mau. Kan saya juga (dulu) dibantu, dan saya mau bantu lagi (orang yang lebih membutuhkan). Ya meski nggak gede sih, sesuai dengan kemampuan saya,” ujarnya.
Macep sendiri kini beralih
profesi menjadi petani penggarap, setelah sebelumnya bekerja mengumpulkan
barang-barang bekas buangan pabrik untuk dijual kembali, seperti plastik, besi,
dan logam lainnya. “Tapi sekarang sudah sulit nyarinya, banyak pabrik-pabrik
yang dah nggak beroperasi lagi. Jadi
sekarang saya menggarap lahan kosong untuk ditanami sayuran,” terang Macep.
Sebanyak 48 Paket Lebaran dibagikan kepada warga. Paket berisi: 10 kg beras, 2 botol sirup, dan 1 kaleng biskuit.
Robert (berdiri) memberikan penjelasan dan arahan kepada para relawan yang akan melakukan kegiatan pembagian Paket Lebaran di Kampung Belakang. “Kita datangi satu per satu warga, jadi bukan sekadar membagikan paket Lebaran, tetapi kita juga bersilaturahmi dan berinteraksi dengan warga,” kata Robert.
Hal yang sama juga diungkapkan Rohim, warga lainnya. “Kalo ada lagi (penggalangan dana cinta kasih) saya mau ikut juga, untuk bantu-bantu orang lain,” terang Rohim, “dulu kita juga kan dibantu, jadi gantian (sekarang) kita bantu orang lain. Ya meski kecil sih, sesuai kemampuan kita aja.” Sama seperti rumah keluarga Macep dan Mawar yang masih kokoh berdiri, Rohim pun cukup senang dengan kondisi rumahnya yang telah dibangun Tzu Chi sebelas tahun silam. “Alhamdulillah, sampe sekarang saya bisa tenang, nggak kebocoran lagi. Semua masih bagus, paling pintunya aja yang sudah diganti,” terang pria yang sehari-hari bekerja sebagai pengumpul barang-barang daur ulang ini. Dan kini, kebahagiaan yang sama datang kembali dengan diterimanya Paket Lebaran Tzu Chi untuk Rohim dan keluarga. “Bersyukur sekali, alhamdulillah, relawan masih ingat dan perhatian dengan kita,” terang Rohim di sela-sela kesibukannya bekerja, memilah plastik dan besi.
Merajut Kembali Tali Silaturahmi
Bagi Tan Soei, relawan Tzu Chi yang juga Ketua komunitas relawan He Qi Barat, masyarakat Kampung Belakang sudah seperti keluarga. Dan ini terbukti, sepanjang perjalanan, banyak warga yang menyapa dan bahkan memeluknya. “Kita dah lama nggak mengunjungi warga, sekarang kita silaturahmi kembali dengan warga binaan Tzu Chi ini sambil membawa Paket Lebaran untuk mereka,” kata Tan Soei Tjoe. Melihat antusias warga, Soei Tjoe pun berniat menggalakkan kembali kunjungan kasih ke rumah-rumah warga setiap bulan sekali sambil menggalang hati warga untuk bersumbangsih melalui Tzu Chi. “Kita sambut, karena warga juga sangat bersemangat,” ungkapnya.
Robert, relawan Tzu Chi yang juga koordinator kegiatan pembagian Paket Lebaran ini pun merasakan hal yang sama. Bahkan, saat melakukan survei pada hari Selasa, 6 Juni 2017 lalu, ia diantar oleh salah seorang warga yang berinisiatif membantunya “melacak” rumah-rumah warga binaan Tzu Chi ini. “Yang kita saksikan (sendiri), mereka (warga) sangat antusias. Dan sebelumnya saat kita survei, mereka sempat komplain, kenapa dah lama nggak datang,” terang Robert. Karena itulah, menurut Robert, kegiatan hari ini menjadi suatu momentum untuk membangkitkan kembali dan menyambung tali silaturahmi yang telah terputus. Kita perlu jalin kembali kebersamaan kita, untuk mengatahui kondisi mereka dan juga membangkitkan cinta kasih mereka,” ungkapnya.
Editor: Arimami Suryo A.