Merajut Tali Kasih dengan Masyarakat Bagansiapi-api

Jurnalis : Mettayani (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Mettayani (Tzu Chi Pekanbaru)
 

foto
Menyambut hangat warga yang hendak mendapatkan pengobatan dan perhatian penuh kasih dari tim dokter dan relawan Tzu Chi

Semangat Insan Tzu Chi tak akan pernah pudar dalam hal menyebarkan cinta kasih dan mengurangi penderitaan umat manusia juga semua makhluk. Hal ini karena di hati setiap manusia memiliki Hati Buddha yang perlu untuk terus dibangkitkan.

 

Semangat inilah yang menjadi dorongan kuat insan Tzu Chi Pekanbaru untuk merajut tali kasih dan jalinan jodoh dengan masyarakat di Bagansiapi-api. Meskipun jarak yang mesti ditempuh untuk mencapai daerah ini cukup jauh dan melelahkan (perjalanan ditempuh via darat selama + 8 jam), namun semua rasa lelah ini sirna di kala kita melihat senyuman kebahagiaan masyarakat Bagansiapi-api yang mendapatkan manfaat dari kegiatan baksos ini secara fisik maupun batin.

Sabtu pagi yang cerah, insan Tzu Chi yang ikut dalam rombongan baksos telah berkumpul di Kantor Penghubung Tzu Chi Pekanbaru dengan wajah senyuman bahagia. Sungguh satu awal perjalanan yang menyenangkan dan di wajah masing-masing relawan tersirat satu harapan, semoga kegiatan kali ini sungguh dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Bagansiapi-api. Sekitar pukul 08.30 WIB bus dan beberapa mobil relawan mulai bergerak meninggalkan kota Pekanbaru menuju Bagansiapi-api (Ibukota Kabupaten Rokan Hilir – salah satu kabupaten di Propinsi Riau).

Sekitar pukul 17.00 WIB rombongan tiba di Bagansiapi-api dan langsung menuju lokasi baksos untuk mengadakan koordinasi lebih lanjut dengan Lurah setempat untuk pelaksanaan Baksos pada hari Minggu, 3 November 2013. Pak Hariadi Thamrin selaku Lurah Bagan Hulu, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir menyambut ramah rombongan dan memberikan dukungan penuh untuk kegiatan baksos ini dan segera mengkoordinir staff kelurahan untuk mendukung kegiatan baksos ini. Sungguh satu awal kerjasama yang baik dan semoga dapat berlanjut terus.

Saling Memperhatikan
Sesampainya di Bagan, beberapa relawan mengadakan kunjungan kasih ke rumah Apek (penerimaan bantuan bedah rumah Tzu Chi). Begitu mendengar relawan Tzu Chi datang, senyuman bahagia terpancar dari wajahnya yang sudah tua dimakan usia dan kegetiran hidup. Tak henti-hentinya Apek mengatupkan kedua telapak tangan bersikap anjali terus mengucapkan “Gan en” atas bantuan yang diberikan. “Terima kasih, terima kasih, sekarang jantung saya tidak berdebar-debar lagi kalau ada angin dan hujan karena rumah saya sekarang sudah bagus dan tidak bocor dan goyang saat ditiup angin saat hujan. Ayo ajak relawan yang lain datang lihat rumah saya,” ajak Apek begitu tahu total rombongan ada 20-an orang sementara yang datang baru beberapa orang.

foto  foto

Keterangan :

  • Warga yang berdatangan semakin banyak. Agar tidak lelah menunggu dengan berdiri dan supaya antrian pun bisa tetap rapi, relawan Tzu Chi berinisiatif untuk membuat antrian dengan cara duduk di kursi (kiri).
  • Pak Syahruddin, salah seorang pasien yang datang berobat dengan keluhan nyeri pinggang, menyampaikan rasa haru dan kekagumannya terhadap Tzu Chi dan Master Cheng Yen (kanan).

Sungguh terharu dan bahagia hati ini kala melihat luapan kebahagian dari keluarga Apek. Apek begitu bahagia dan ingin segera berbagi kebahagiaan dengan adik tercinta yang berdomisili di Jakarta yang juga hidup pas-pasan dengan mengirimkan foto rumahnya yang baru. Bantuan yang diberikan sungguh dapat memberikan ketenangan hidup dan batin bagi Apek sekeluarga.

Sosialisasi Baksos
Sebagian relawan bergerak membagikan selebaran baksos ke masyarakat agar informasi baksos dapat lebih tersebar luas. Berbagai respon masyarakat muncul saat selebaran dibagikan. Ada yang menyambut baik dan ada pula yang menolak menerima selebaran ini. Saat membagikan selebaran ke taman kota banyak yang tidak mau. Ternyata masyarakat di Kota Bagansiapi-api kurang kenal dengan sebutan Yayasan Buddha Tzu Chi dan mereka lebih kenal dengan istilah “Da Ai” karena umumnya masyarakat disini menonton siaran DAAI TV. Bagi yang semula menolak menerima selebaran baksos, setelah mendapatkan penjelasan dari relawan bahwa kegiatan kita adalah lintas agama dan Tzu Chi itu adalah sama dengan yang mereka tonton di TV selama ini, selebaran tersebut lalu diterima dengan suka cita. Bahkan ada masyarakat yang menyangka rombongan relawan ini berasal dari Taiwan karena mereka banyak menonton Da Ai TV Taiwan.

Membantu Sepenuh Hati
Minggu pagi langit di kota Bagan sedikit mendung namun mendungnya langit tak menyurutkan semangat relawan untuk berbagi tali kasih di baksos yang akan segera dilakukan. Sebelum pukul 8 pagi semua relawan sudah sampai di lokasi baksos yaitu kantor Kelurahan Bagan Hulu Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir. Semua relawan telah siap sedia di masing-masing pos dengan senyuman tulus sebagai salah satu ciri khas Budaya Humanis Tzu Chi.

Acara dibuka oleh sambutan dari Pak Hariadi Thamrin selaku Lurah Bagan Hulu yang merasa sangat senang atas jalinan tali kasih dari Yayasan Buddha Tzu Chi untuk masyarakat di kelurahannya. Ini merupakan baksos yang pertama kali dilakukan. Ia berharap kegiatan ini dapat rutin dilakukan di masa mendatang.

Pada awal baksos diadakan masih banyak juga masyarakat yang ragu untuk berobat dan setelah dijelaskan panjang lebar oleh relawan, mereka baru melangkahkan kaki masuk ke antrian pendaftaran. Setelah merasakan pengobatan yang diadakan dengan suasana penuh kekeluargaan, mereka yang pulang dari berobat segera memberitahukan sanak saudara dan tetangga untuk datang berobat. Dalam waktu singkat antrian masyarakat yang akan berobat menjadi begitu panjang dan padat.

foto  foto

Keterangan :

  • Mendapat kesempatan untuk sharing, dr. Awie pun menyatakan harapan agar kegiatan baksos dapat dilakukan secara berkesinambungan dan siap untuk berkontribusi kembali (kiri).
  • Lutiana shijie mengajak relawan Bagansiapi-api untuk sharing bersama. Sebelah kiri adalah Bing Ai shijie dan dua temannya di sebelah kanan Lutiana shijie (kanan).

Pelayanan penuh kasih, ramah dan rasa persaudaraan dari para tim medis dan relawan membuat para pasien sangat terharu dan bahagia. Pak Syahruddin, salah seorang pasien yang datang berobat dengan keluhan nyeri pinggang mengatakan dengan rasa haru, “Saya sangat bersyukur kepada Allah yang telah mengabulkan mimpi saya, selama ini saya selalu menonton tayangan DAAI TV dan menyaksikan bagaimana para relawan yang begitu tulus memberikan bantuan secara lintas agama. Dan saya selalu berdoa agar suatu hari nanti relawan-relawan yang baik hati ini bisa datang ke kota Bagan membantu kami. Dan hari ini mimpi saya terwujud. Melihat keramahan dan rasa persaudaraan yang begitu hangat, penyakit di badan ini serasa sudah sehat. Saya sangat Kagum dengan Master Cheng Yen yang punya cinta kasih universal yang begitu besar,” ungkap bapak 4 anak ini dengan rasa penuh kekaguman.

Kita tahu bahwa kesenjangan sosial di kota Bagan ini sangat besar, yang kaya, kaya sekali sedang yang miskin, miskin sekali. Karena kondisi ekonomi yang pas-pasan, banyak masyarakat yang tidak melakukan pengobatan secara tuntas atas penyakit yang diderita dan melakukan pengobatan alternatif yang dirasa lebih murah.  Keterbatasan biaya membuat seorang pasien harus membiarkan penyakit batuk bersarang dalam tubuhnya selama 2 tahun. Ada juga seorang pasien yang baru saja pulang dari rawat inap di rumah sakit datang berobat dan ingin merasakan pelayanan yang diberikan oleh tim medis dan relawan. Ini berarti kepercayaan dari masyarakat sudah mulai terbangun dan harus tetap dapat dipertahankan. Dan menjadi tugas kita semua untuk menjalin jodoh dengan masyarakat yang mampu untuk membantu yang tidak mampu agar kesenjangan sosial yang terjadi tidak bertambah besar dan dapat bersama-sama menyebarkan cinta kasih universal.

Total pasien yang datang berobat mencapai 385 orang pasien. Umumnya pasien yang datang dengan keluhan darah tinggi dan asam urat.

Alam begitu bersahabat karena setelah baksos selesai baru kota Bagan diguyur hujan lebat. Hujan lebat yang membuat udara menjadi begitu sejuk dapat menghapus rasa lelah relawan dan tim medis. Pak Lurah yang mendampingi acara baksos dari awal hingga baksos selesai sangat mengharapkan dapat menjalin tali kasih ini lagi di masa mendatang di kota Bagan dan kalau bisa baksos rutin diadakan setiap 3 bulan sekali karena hal ini sangat membantu masyarakat dalam hal pelayanan bantuan pengobatan. dr. Awie (salah seorang dokter di Bagansiapi-api) yang turut serta dalam baksos ini juga berharap akan ada baksos berikutnya lagi di masa mendatang dan ia siap berkontribusi.

Badan memang terasa lelah namun batin ini merasakan kebahagiaan dan rasa syukur yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Sungguh satu kebahagian yang tidak bisa dibeli dengan uang. Gan En Master Cheng Yen atas warisan kebajikan dan cinta kasih yang diajarkan yang merupakan pusaka yang tidak ternilai harganya.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Memanfaatkan Hari Libur

Suara Kasih: Memanfaatkan Hari Libur

23 Oktober 2012 Banyak anak muda yang memanfaatkan hari libur mereka untuk bersenang-senang. Akan tetapi, insan Tzu Chi malah memanfaatkan hari libur untuk bersumbangsih bagi masyarakat. Lihatlah Relawan Lin di posko daur ulang Tzu Chi di Hualien.
Agar Lebih Memahami Tzu Chi

Agar Lebih Memahami Tzu Chi

29 Juli 2009 Dengan seringnya bertemu, saling mengeluarkan pendapat, pikiran dan ide-ide, secara tidak langsung akan menimbulkan saling pemahaman di antara sesama relawan. “Kita mengerti pendapat orang lain, itu berarti kita mengenal orang itu juga. Nah, sewaktu kita akan mengajukan kegiatan sekalipun, kita juga enak gitu. Pas di lapangan juga jadi lebih akrab,” terang Budi.
Semangat Berbagi Melalui Celengan Bambu

Semangat Berbagi Melalui Celengan Bambu

11 Februari 2016 Rabu, 10 Februari 2016, sebanyak 57 karyawan dari berbagai departemen Hotel Best Western Hariston penuh antusias mengikuti Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi (SMAT).
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -