Merangkul dan Membangun Semangat Bersama

Jurnalis : Wendy (Tzu Chi Batam), Fotografer : Wendy (Tzu Chi Batam)
Santoso, salah satu relawan Tzu Chi memperkenalkan celengan bambu, sebuah simbol sederhana namun bermakna dalam gerakan filantropi Tzu Chi.

Tzu Chi Batam kembali menggelar Sosialisasi Relawan Baru di Aula Jing Si Batam, (7/9/2024). Dengan sosialisasi ini, calon relawan baru, khususnya para sukarelawan yang sebelumnya bersumbangsih di kegiatan Bakti Sosial Kesehatan jadi makin mengenal Tzu Chi. Sosialisasi kali ini diikuti oleh 36 peserta yang mana 22 diantaranya merupakan calon relawan baru. Setiap peserta mengenal Tzu Chi sebagai sebuah yayasan amal atau wadah untuk berbuat bajik, namun hanya segelintir peserta yang menyadari Tzu Chi sebagai sarana pembinaan diri.

Dalam sosialisasi dijelaskan seperti apa visi dan misi Tzu Chi. Empat misi utama yaitu amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya Humanis. Visi dan misi ini yang menjadi fondasi bagi setiap langkah yang diambil dalam kegiatan sosial kemanusiaan Tzu Chi. Selain itu juga diperkenalkan makna dari logo Tzu Chi dan prinsip-prinsip dasar organisasi yang berfokus pada rasa cinta kasih tanpa pamrih, belas kasih, dan pelayanan kepada semua makhluk hidup tanpa membedakan suku, agama, atau ras.

Sosialisasi ini juga memperkenalkan Budaya Humanis yang dipegang teguh oleh Tzu Chi. Budaya humanis Tzu Chi mencakup di antaranya sikap, perilaku, dan nilai-nilai kebaikan, kesederhanaan, dan rasa hormat kepada sesama manusia. Budaya ini diimplementasikan melalui berbagai aspek kehidupan relawan, termasuk tata krama dan tata cara berpakaian.

Nelly, salah satu relawan Tzu Chi mengajak calon relawan selain ikut kegiatan sosial misi Kesehatan juga ikut serta dalam kegiatan misi Amal.

Agus turut mengajak peserta untuk menginspirasi lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial.

Dalam pesan cinta kasih, Nelly, Relawan Komite Tzu Chi Batam, berharap para calon relawan dapat bergabung dengan komunitas Tzu Chi dan ikut serta dalam berbagai kegiatan sosial lainnya. “Selain Misi Kesehatan, seperti baksos yang diadakan dua tahun sekali, sebenarnya ada kegiatan lain, seperti Donor Darah, Baksos Degeneratif dan lainnya. Di Misi Amal, setiap harinya ada yang membutuhkan bantuan dan datang ke Tzu Chi. Relawan di misi amal akan datang survei dan memberi pendampingan sampai mereka mandiri,” jelasnya.

Agus Sugianto, merupakan salah satu calon relawan yang pernah ikut dalam kegiatan baksos Kesehatan. Sebelumnya Agus sudah pernah mengikuti kegiatan Tzu Chi atas arahan dari kantor tempat ia bekerja. “Kebetulan kali ini saya sendiri menawarkan diri untuk membantu dan saya merasa sistem kerja di sini sangat bagus dan bisa diterapkan untuk lebih berkembang lagi,” ungkapnya.

Emy merasa terkesan dengan kekompakan tim yang selama mengikuti kegiatan bakti sosial Tzu Chi.

Emy saat bersumbangsih di baksos kesehatan Tzu Chi.

Emy, seorang tenaga pengajar taman kanak-kanak, sebelumnya juga berkesempatan mengikuti bakti sosial kesehatan Tzu Chi. Emy ditugaskan untuk menginput data infus pasien. Ia sudah lama ingin berpartisipasi dalam kegiatan sosial seperti ini, namun tidak tahu bagaimana cara memulainya. Kebetulan, salah satu temannya mengajak ikut serta dalam baksos Tzu Chi. Bagi Emy, pembelajaran yang paling berkesan adalah kerjasama tim.

“Sosialisasi ini menambah wawasan. Saya sebelumnya bingung apakah pemeluk agama selain Buddha boleh ikut, semuanya terjawab di sini. Memang yayasannya yayasan Buddha, tapi yang diajarkan sisi kebaikannya, kasihnya". Pengalaman ini memotivasinya untuk dapat menjadi relawan dalam kegiatan sosial selanjutnya dan mengajak teman guru-guru di sekolah untuk berpartisipasi.

Sosialisasi pun berlangsung dengan suasana penuh kehangatan melalui gerakan isyarat tangan Satu Keluarga. Isyarat tangan ini bukan sekadar simbol, tetapi merupakan representasi dari persatuan, kebersamaan, dan komitmen bersama para relawan untuk terus bekerja sama demi kemanusiaan. Dalam momen ini, seluruh peserta sosialisasi merasakan kebersamaan dan semangat untuk terus berkontribusi dalam kegiatan kemanusiaan.

Editor: Khsusnul Khotimah

Artikel Terkait

Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-144 di Batam: Penglihatan Terang, Pembuka Jalan untuk Menjemput Rezeki

Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-144 di Batam: Penglihatan Terang, Pembuka Jalan untuk Menjemput Rezeki

09 September 2024

Kesulitan beraktivitas dirasakan oleh Sugiyanto dan Ari Firman karena katarak dan pterygium. Di Baksos Kesehatan Tzu Chi, keduanya berhasil dioperasi dan kembali bisa melihat dengan jelas.

Ramah Tamah Pasien Selatpanjang dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-144 di Batam

Ramah Tamah Pasien Selatpanjang dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-144 di Batam

12 September 2024

Relawan Tzu Chi Selatpanjang mengadakan ramah tamah dengan mengundang 17 orang pasien beserta keluarga pendamping yang mengikuti baksos kesehatan Tzu Ci ke-144 di RS Budi Kemuliaan, Kota Batam. 

Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-144 di Batam: Menyusun Kembali Impian dan Masa Depan

Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-144 di Batam: Menyusun Kembali Impian dan Masa Depan

05 September 2024

Penyakit Hernia yang diderita Suci Ramadani sangat menghambat aktivitas dan cita-citanya. Rasa khawatir juga terus menghantui Suci, sampai akhirnya ia berhasil menjalani operasi.  

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -