Merasa dihargai

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto
 

foto
Sejak pukul 09.00 WITA relawan membagikan kompor di Kelurahan Dendengan Dalam.

Kantor Kelurahan Dendengan Dalam terletak di depan jalan selebar tiga meter yang berseberangan dengan Sungai Tondano yang lebar. Sebulan yang lalu ketika air dari Danau Tondano meluap dan tumpah sungai yang mengaliri Kelurahan Dendengan itu bagaikan lautan yang menghanyutkan berbagai material di depannya. Akhirnya sehari setelah banjir surut, duka nestapa dilanda warga Dendengan Dalam – lumpur dimana-mana, benda-benda hanyut bahkan beberapa rumah rubuh tersapu banjir.

Beberapa hari kemudian relawan Tzu Chi datang untuk membagikan bantuan sekaligus mendata warga untuk dibagikan paket satu set kompor gas. Dan pada Hari Jumat 28 Februari 2014, relawan Tzu Chi merealisasikan niat baik itu.

Pada pukul 07.35 WITA relawan sudah berkumpul di Kantor Kelurahan Dendengan Dalam. Tenda-tenda didirikan dan barang-barang yang akan dibagikan di turunkan dari truk. Sebanyak 772 set kompor disediakan bagi warga di Kelurahan Dendengan Dalam dan 651 set kompor untuk Kelurahan Perkamil. Kedua kelurahan ini berada di Kecamatan Paal 2. Namun sebelum pembagian dimulai dua lelaki paruh baya dan seorang wanita datang dengan penuh amarah. Menurutnya mereka adalah korban banjir dari lingkungan 5, Kelurahan Dendengan Dalam, tapi justru tidak mendapatkan kupon. Semakin ditengahi oleh warga lainnya satu dari dua lelaki itu semakin memuncakkan amarahnya. Ia berteriak, menghujat lurah dan kepala lingkungannya. “Ini semua salah Kepala Lingkungan. Tidak tanggung jawab,” teriaknya emosi.

Saat ada kesempatan, Jo Riadi bersama beberapa relawan dan Lurah Dendengan Dalam mendekatinya lalu menjelaskan persoalan yang sebenarnya. Ketika itu Jo Riadi menerangkan bahwa saat pembagian kupon berlangsung, Kepala Lingkungan 5 tidak hadir dalam pendataan korban dan berhubung relawan pun tidak menguasai lokasi akhirnya pembagian kupon untuk lingkungan 5 ditunda. Jo menerangkan pada dasarnya jika Kepala Lingkungan bisa hadir, maka pendataan bisa dilaksanakan dan pembagian kompor pun bisa diatur. Seketika ketegangan pun mereda. Warga yang tadinya penuh emosi kini mulai paham sambil berkata, “Tzu Chi hebat, Tzu Chi adil.” Maka setelah hambatan ini diatasi pembagian kompor kepada warga yang sudah memiliki kupon pun berjalan dengan lancar. Satu persatu warga menghadap relawan menyerahkan kuponnya kemudian membawa satu set kompor gas dengan raut wajah yang gembira. Herry Bawole lelaki paruh baya yang tinggal di lingkungan 1 terus tersenyum semenjak menerima satu set kompor. Dengan langkah yang cepat ia segera menuju rumahnya yang berada di tepian jalan.

foto   foto

Keterangan :

  • Siang harinya pembagian kompor dilaksanakan di Kelurahan Perkamil. Dari Kelurahan Dendengan Dalam, ke Kelurahan Perkamil berjarak 6 kilometer. Di tempat ini pembagian kompor dilaksanakan di lapangan (kiri).
  • Sambil menunggu acara berlangsung, relawan mengajak warga memperagakan lagu berbahasa isyarat tangan (kanan).

Merasa Bangga
Rumah Herry terlihat asri dengan sebuah teras sederhana yang beratapkan seng. Sebagaimana orang Manado, Herry sangat ramah menerima siapa pun yang bertamu ke rumahnya. Di rumahnya ia mengatakan kalau bantuan-bantuan  yang dibagikan oleh Tzu Chi adalah bantuan yang diberikan dengan sepenuh hati. “Tzu Chi datang ke kelurahan ini so dua kali. Semua bantuannya dibagikan dengan adil,” katanya. Sambil berdiri di depan meja Herry membuka segel pembungkus kemasan kompor, lalu mengeluarkan kompor gas stailes bertungku satu. Sambil memegang kompor itu Herry berkata, “Terima kasih Tzu Chi. Barang ini adalah barang yang bagus, merknya bagus, kwaliastnya bagus. Ini bukanlah barang biasa, tapi barang yang membuat kami merasa senang, merasa dihargai, dan merasa bangga.”

Selanjutnya Herry juga mengungkapkan kalau ia baru kali pertama melihat organisasi yang rapi dalam memberikan bantuan. Menurutnya semenjak Manado dilanda banjir bandang, banyak organisasi yang memberikan bantuan. Tapi semua itu berbeda dengan cara Tzu Chi memberikan bantuan. “Yang membuat Tzu Chi berbeda adalah, yayasan ini dalam memberikan bantuan turun langsung ke lapangan. Semua korban yang terdata dibagikan secara adil dan saat pembagiannya pun dibagikan secara teratur. Saya puas menerimanya, saya senang Tzu Chi ada di Manado,” ungkapnya bangga.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih : Kunci untuk Menyelamatkan Bumi

Suara Kasih : Kunci untuk Menyelamatkan Bumi

05 November 2010 Sejak gempa bumi terjadi, insan Tzu Chi terus mendampingi warga setempat dan membimbing mereka untuk melakukan daur ulang. Hal ini telah menjadi kegiatan baru bagi warga setempat. Setiap keluarga berpartisipasi dalam melakukan daur ulang. Ini merupakan sebuah harapan.
Suara Kasih: Memahami Hukum Karma

Suara Kasih: Memahami Hukum Karma

23 Mei 2011
Jika ada orang yang belum juga menerima buah karma pada kehidupan berikutnya, berarti berkah yang mereka miliki belum habis berbuah. Mereka baru akan menerima buah karma pada kehidupan-kehidupan selanjutnya.
Pelestarian Budaya Membaca dengan Reading and Language Week

Pelestarian Budaya Membaca dengan Reading and Language Week

28 September 2018
Para siswa dengan antusias mengikuti kegiatan Reading and Language Week dengan memakai kostum sesuai dengan karakter dari cerita yang mereka sukai. Acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai macam lomba yang melibatkan tiga departemen Bahasa. 
Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -