Merasakan Kehangatan Keluarga Besar DAAI TV

Jurnalis : Erli Tan, Fotografer : Erli Tan, Henry Tando

Karyawan DAAI TV beserta keluarganya diajak tur di Exhibition Hall Aula Jing Si untuk mengenal budaya humanis Tzu Chi dan DAAI TV.

Berbagai sapaan dan senyuman bertebaran saat keluarga satu dengan yang lain bertemu dan bersilaturahmi pada acara Family Gathering DAAI TV Indonesia yang berlangsung tanggal 13 Desember 2015 di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Dalam acara ini, 149 karyawan DAAI TV datang bersama keluarganya dengan total peserta 314 orang dengan usia mulai dari 5 bulan hingga 69 tahun. Tujuan acara ini digelar adalah untuk mengenalkan lingkungan kerja kepada keluarga karyawan DAAI TV. Selain itu, mereka juga diajak untuk mengenal dan memahami budaya humanis Tzu Chi.

CEO DAAI TV Indonesia, Hong Tjhin, dalam kata sambutannya mengajak agar semua orang dapat menumbuhkan kepedulian terhadap sesama, saling bergotong royong, saling mengingatkan tentang hal-hal positif, dan yang terpenting adalah menumbuhkan rasa syukur. Pada kesempatan itu Hong Tjhin juga mengucapkan terima kasih atas dukungan seluruh keluarga karyawan. “Selamat datang dan terima kasih atas dukungan bapak, ibu terhadap anak, istri, suami, atau orang tua yang telah berkarya di DAAI TV. Kita sebagai keluarga besar, marilah kita bergotong-royong, saling mendukung, supaya keluarga besar DAAI TV ini bisa membawa manfaat positif bagi masyarakat,” tutur Hong Tjhin membuka acara keluarga ini.

Keluarga satu dengan lainnya saling bertegur sapa, duduk bersama, berbincang-bincang santai, dan mempererat tali kekeluargaan.

CEO DAAI TV Indonesia, Hong Tjhin memberikan kata sambutan sebelum acara dimulai.

Acara ini dikemas dalam suasana yang santai. Keluarga karyawan dapat merasakan haru dan hangatnya kebersamaan. Selain itu, mereka juga dapat melihat langsung lingkungan dan tempat keluarganya bekerja. Dipandu oleh dua presenter DAAI TV, Sera Mirsa dan Astia Dika, acara berlangsung menarik dan penuh keceriaan. Permainan demi permainan digelar sesuai tema keluarga, termasuk di dalamnya adalah permainan yang melibatkan anak-anak.

Kehangatan dan kebahagiaan semakin lengkap saat karyawan DAAI TV diajak mengungkapkan cinta kasihnya kepada keluarga melalui pemberian bunga. Keharuan pun terasa saat mereka berkesempatan mengungkapkan perasaan satu sama lain di hadapan ratusan penonton.

Sumboko, salah satu karyawan DAAI TV senior yang mendapat penghargaan karena sudah berkarya di DAAI TV selama sepuluh tahun.

Berkarya Sekaligus Belajar

Pada acara tersebut, DAAI TV juga memberikan penghargaan kepada 25 karyawan yang telah berdedikasi di DAAI TV selama lebih dari delapan tahun.  Salah satunya adalah Sumboko, yang kerap dipanggil Eyang Boko oleh rekan kerjanya. Pria kelahiran Bogor tahun 1956 ini telah berkarya di DAAI TV selama 10 tahun. “Buat saya ini luar biasa ya, di usia saya yang 60 tahun, saya masih dilibatkan, diperlukan, saya betul-betul appreciate,” ungkap pria yang telah memiliki empat cucu itu dengan haru.

Sejak bergabung di DAAI TV, ia merasa beruntung karena mendapat banyak pelajaran dan pengetahuan dari ceramah Master Cheng Yen. Ia pun berubah menjadi pribadi yang lebih baik, kebiasaan buruknya seperti merokok dan minum di masa lampau pun telah ia tinggalkan. Satu hal utama yang ia dapatkan dari lingkungan kerjanya di DAAI TV adalah bersyukur.

Sebelum di DAAI TV Indonesia, Sumboko yang terkenal dengan suara khasnya itu pernah berkecimpung di dunia periklanan. Bekerja di production house (PH) akrab dengan mengejar masa tenggat kerja yang membuat dirinya selalu pulang pagi demi menyelesaikan pekerjaan. Saat itu ia tidak suka dengan dunia pertelevisian karena menurutnya, stasiun televisi sangat tergantung pada iklan dan pada umumnya hanya bertujuan mengejar rating. Tahun 2004 saat ditawari bergabung di DAAI TV ia sama sekali tidak percaya. “Masak ada sih televisi yang tidak beriklan!” cetusnya. Setelah diajak ke DAAI TV Taiwan dan melihat langsung, kemudian bertemu dengan Master Cheng Yen, barulah ia yakin dengan konsistensi DAAI TV. 

Sumboko datang menghadiri Family Gathering DAAI TV dengan membawa serta keluarganya.

Satria yang datang dengan membawa seluruh keluarganya, merasa bahagia bisa berlomba-lomba berbuat kebajikan dengan rekan di lingkungan DAAI TV.

Berkarya di DAAI TV, ia merasa berbeda dengan tempat kerjanya terdahulu. “Dulu saya bekerja, pulang itu jam empat, jam lima pagi, kemudian masuk kantor jam dua, tiba-tiba di sini, istilah saya adalah di-manusia-kan kembali, menjadi masuk jam sembilan dan pulang jam delapan, dan saya merasa sangat beruntung,” ucapnya dengan senyum lebar.

Menjadi bagian dari DAAI TV, baginya telah menjadi kebanggaan tersendiri, hal ini juga mendapat dukungan dari keluarganya. “Arti dari DAAI ini sebetulnya adalah cinta kasih, dan sebetulnya cinta kasih adalah milik semua manusia. Master Cheng Yen setiap hari selalu mengatakan hal ini, sangat disayangkan kalau kita tidak perhatikan, satu kata demi satu kata itu sangat baik buat diri kita,” ucapnya yakin. Boko bertekad membawa keluarganya lebih dekat lagi dengan dunia DAAI, merangkul mereka agar tetap beriringan dan berjalan bersamanya dalam satu arah kebaikan yang sama dalam menjalankan misi dan berkarya di DAAI TV.

Mitra Berbuat Bajik

Salah satu karyawan yang membawa seluruh anggota keluarganya datang ke acara ini adalah Satria Adhi atau yang akrab disapa dengan Memet. Pria kelahiran tahun 1973 ini juga mendapat penghargaan karena telah berkarya di DAAI TV sejak 2007. Selama berkarya, ia mendapatkan kekayaan batin dan kehangatan bagai keluarga yang tidak dapat diperolehnya dari tempat kerja lain. “Begitu saya masuk ke sini, seperti punya teman untuk bekerja sama dalam kebaikan, malah bisa dibilang kita berlomba-lomba dalam kebaikan,” pancaran bahagia jelas terlihat di wajahnya. “DAAI TV itu membentuk karakter kita. Kerja di DAAI TV itu bisa dibilang jurnalis yang humanis. Kita belajar menyusun kata, gambar, dan suara untuk kita tayangkan supaya pemirsa menjadi baik. Dan tidak hanya itu, bukan hanya pemirsa yang menjadi baik, tapi kita sendiri juga mempraktikkannya,” ungkap karyawan bagian AV Art ini.

Pengalaman selama delapan tahun di DAAI TV selalu ia cerita dan bagikan kepada keluarga, terutama hal-hal positif yang ia dapatkan. “Banyak petuah-petuah yang sering kita dengar di sini saya bawa pulang ke rumah. Seperti menjaga kebersihan, memilah sampah, sedikit demi sedikit sudah terbawa ke rumah,” pungkasnya.

Awalnya istri Satria sempat kaget karena acara family gathering bukannya diadakan di tempat wisata, melainkan di tempat kerja. Namun sesampainya di Aula Jing Si, mereka saling bersilaturahmi dengan keluarga lain, lalu duduk bersama, cerita bersama, dan melihat lingkungan kerja suaminya. Hal ini lantas membuat mereka merasakan bahwa hal sederhana seperti ini ternyata lebih berharga daripada jalan-jalan di luar. “Lingkungan kerja juga merupakan keluarga kita, begitu harmonis saat setiap keluarga bertemu. Keluarga saya merasa puas dan senang, mereka merasa bahwa ini adalah bagian dari keluarga mereka juga. DAAI tempat saya kerja ini, yayasan, dan seluruh lingkungan di sini, kita semua adalah satu keluarga,” ucap pria yang telah memiliki empat anak itu sembari tersenyum.

Acara ditutup dengan pembagian suvenir dan makan malam. Melalui keluarga besar ini, semoga aliran jernih DAAI dapat mengalir ke seluruh pelosok dunia.


Artikel Terkait

Qin Zi Ban Goes To DAAI TV

Qin Zi Ban Goes To DAAI TV

04 Juli 2013 Beberapa anak terlihat berlarian dengan gembira, beberapa memang sangat pendiam, sebagian lagi hanya mengamati yang lain dan sesekali tersenyum. Begitu polosnya anak-anak yang bergabung dalam kelas budi pekerti Qin Zi Ban(kelas budi pekerti tingkat taman kanak-kanak).
Kamp Humanis DAAI TV: Menciptakan Berkah Bersama

Kamp Humanis DAAI TV: Menciptakan Berkah Bersama

25 Maret 2019

Tak hanya agar makin peka dan piawai dalam meng-capture kisah-kisah inspiratif, Kamp Humanis Karyawan DAAI TV juga bertujuan untuk menajamkan pengetahuan dan pemahaman para karyawan tentang visi misi Tzu Chi. Tahun ini, kamp yang digelar pada 22-23 Maret 2019 temanya adalah Bersatu Hati Menciptakan Berkah Bersama.

Pewarisan Dharma Melalui Genta dan Genderang Insan Tzu Chi

Pewarisan Dharma Melalui Genta dan Genderang Insan Tzu Chi

01 Agustus 2017

Di awal acara  DAAI Night di Medan, suara genta dan genderang menggema ke seluruh ruangan, apalagi kali ini ada Li Gu (gendang besar) yang membahana. Seakan menyadarkan semua penonton bahwa sudah saatnya untuk mempraktikkan jalan kebenaran (ajaran Jingsi) dan berjalan di jalan Bodhisatwa (Mazhab Tzu Chi).

Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -