Merawat Mama yang Sakit, Lelahku Menjadi Baktiku Padanya

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya

Siang itu matahari begitu terik, beberapa ratus meter relawan Tzu Chi menyusuri jalan yang lama-kelamaan mulai mengecil hingga selebar badan orang dewasa. Cahaya matahari, bahkan tak terlihat sedikit pun di beberapa bagian RT 12 Gg. 6, Kelurahan Kebon Manggis, Kecamatan Matraman, Jakarta Pusat. Lorong di gang in ipun lebih mirip gua. Banyak bangunan semi permanen setinggi dua sampai tiga lantai di sekitar Kelurahan Kebon Manggis. Hal ini merupakan pemandangan biasa di Gg. 6. Tak jarang setiap lantainya dihuni oleh keluarga yang berbeda.

Johan dan Denasari menghibur Joice yang baru saja dipindahkan dari rumah kos yang dia sewa selama perbaikan rumah. Johan dan Denasari merasa senang dan bahagia melihat kondisi rumah Joice yang tampak bersih setelah selesai direnovasi. Tumah ini berlantai keramik dengan dinding bernuansa biru.

Di gang ini, relawan Tzu Chi mengunjungi Joice Lince Arduin (67). Miris dan memprihatinkan adalah kata-kata yang mungkin tepat untuk menggambarkan kondisi keluarga Joice. Mulai dari tempat tinggal hingga kondisi kesehatan Joice sungguh memprihatinkan. Joice tinggal bersama anak tertua Irena Josephine (50). Mereka tinggal di sebuah rumah berukuran 3 x 7 meter persegi di wilayah Gg. 6 itu sejak tahun 70-an.

Joice mengalami stroke dan diabetes sejak 2001. Kondisi kesehatannya semakin parah setelah di tahun 2008 putri keduanya meninggal dunia karena penyakit kanker payudara dan suaminya meninggal tahun 2014. Sejak itulah Joice sering mengalami kejang-kejang. Dalam sehari Joice bisa mengalami kejang-kejang dua hingga tiga kali. “Jadi sekarang saya hanya tinggal berdua dengan Mama,” ucap Irena Josephine sambil meneteskan air mata mengenang ayah dan adiknya.

Irene menyuapi Joice saat makan siang. Irene terpaksa tidak lagi bekerja karena harus merawat ibunya yang menderita stroke.

Irene mengenal Tzu Chi dari Ibu Josepha, kenalan Johnny Chandrina (relawan He Qi Tangerang). Berkat Info dari Ibu Josepha inilah Irene dianjurkan untuk mengajukan permohonan bantuan pengobatan Joice dan menghubungi Johnny Chandrina.

“Saya langsung telepon Om Jhonny, di telepon itu Om Johny mengatakan tunggu dalam seminggu nanti ada relawan Tzu Chi yang survei ke rumah,” tutur Irene. Benar saja dalam waktu satu minggu itu relawan Tzu Chi yang diwakili oleh Denasari datang berkunjung ke rumah Irene untuk melihat kondisi Joice.

Denasari dan Johan Tando menyiapkan kasur di rumah Joice. Pada saat renovasi berlangsung lebih kurang dua minggu, Joice diungsikan ke kamar kos dekat rumahnya.

Denasari langsung menganjurkan Irene untuk datang ke kantor Tzu Chi komunitas He Qi Pusat di ITC Mangga Dua untuk mengajukan bantuan biaya pengobatan Joice yang tidak ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS). Pada awal hasil survei ini Denasari juga menyaksikan kondisi rumah Joice yang sangat tidak layak huni. Hal ini menjadi tidak sehat untuk Joice yang kondisinya dalam keadaan sakit.

Rumah yang mereka tempati saat itu kondisi lantai atasnya sudah sangat hancur dan atapnya bocor. “Dulu listrik nggak ada dan saya harus minta air sama tetangga. Setiap hari saya harus angkat air dengan ember dan itu semua saya jalani dengan ikhlas dan sabar karena saya lihat Mama keadaannya seperti ini,” cerita Irene sambil menangis. Irene pun saat itu akhirnya memohon bantuan kembali untuk merenovasi rumahnya.

Dulu, ketika kondisi fisik Mamanya masih sehat, Irene bekerja serabutan sebagai ojek pangkalan dan juru parkir, namun setelah Joice sakit Irene tidak bisa bekerja karena harus mengurus Joice yang hanya terbaring di atas kasur.

Kondisi rumah Joice sebelum direnovasi dindingnya dari triplek yang sudah hancur dan berlantai semen. Atap rumah banyak berlubang sehingga jika hujan bocor hampir di seluruh ruangan.

Kini setelah rumah Irene selesai direnovasi oleh Tzu Chi Irene merasa senang, terharu dan sangat gembira sekali. “Saya merasa senang, merasa nyaman, dan saya sangat berterima kasih kepada Yayasan Tzu Chi dan para donatur termasuk relawan Tzu Chi: Om Johan, Tante Denasari, dan Om Johnny, Tante Josepa, saya mengucapkan terima kasih banyak,” ungkap Irene menangis haru.

Irene mempunyai harapan semoga Joice bisa sehat kembali. “Mudah-mudahan jika Tuhan mengizinkan Mama bisa berjalan lagi, ini harapan saya,” ucap Irene.

Rabu, 7 September 2022 relawan He Qi Pusat: Johan Tando dan Denasari relawan Bekasi berkunjung kembali ke keluarga Joice Lince yang rumahnya telah selesai direnovasi. “Kita lihat rumahnya udah rapi, sudah sesuai permohonan bantuannya. Joice ini adalah penerima bantuan khusus Tzu Chi biaya pengobatan di luar BPJS,” ucap Denasari.

Denasari dan Johan Tando menyusuri gang-gang yang semakin ke dalam semakin sempit di wilayah Gg. 6, RT 12/01, Kel. Kebon Manggis, Kec. Matraman, Jakarta Pusat.

Johan Tando yang mendampingi renovasi rumah Joice mengatakan pertama kali datang survei ke rumah Ibu Joice pada bulan Juli 2022. Sebelum survei rumah Joice, Denasari menjelaskan bahwa Joice tinggal di rumah yang tidak layak huni (rusak parah). Denasari mengajak Johan untuk datang berkunjung ke rumah Joice setelah Irene mengajukan bantuan renovasi rumah.

Shixiong Johan mau nggak kita datang ke rumah Ibu Joice, rumahnya udah rusak nggak layak huni,” ajak Denasari. Johan bersedia untuk survei rumah Joice.

Pada saat survei Johan melihat kondisi Joice hanya terbaring di lantai beralaskan kasur lusuh. Kondisi rumahnya juga sangat berantakan, tidak ada listrik, dinding rumah dari triplek banyak yang hancur, dan atap rumah banyak yang bolong-bolong, serta tidak ada air bersih.

Relawan Tzu Chi menyusuri lorong sempit. Karena padat dan sempitnya, jalan di antara rumah menjadi gelap karena bagian atap beberapa ruas gang tertutup oleh hunian warga di lantai atas.  Tidak hanya menerangi rumah sendiri, warga juga harus menyediakan penerangan di lorong jalan depan rumah mereka.       

Kini rumah rumah Joice sudah bersih dengan cat bernuansa biru. Relawan juga membawa gorden untuk dipasang pada jendela rumah Joice. Relawan Tzu Chi berharap dengan direnovasinya rumah Joice bisa memberi kenyamanan bagi penghuni rumah.

Hal ini wujud dalam menjalankan misi Yayayan Buddha Tzu Chi selain membantu pengobatan Joice secara fisik juga membantu secara batin keluarga Joice dengan merenovasi rumah agar batinnya merasa nyaman.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Membangun Harapan di Rumah yang Lebih Baik

Membangun Harapan di Rumah yang Lebih Baik

18 November 2019

Sulusia (36) dan Hendra (26) adalah dua diantara keluarga penerima bantuan Bedah Rumah Tzu Chi di Kamal Muara, Jakarta Utara. Perubahan hidup dirasakan keduanya setelah rumahnya dibangun kembali oleh Tzu Chi. Rasa khawatir, cemas, dan takut akan rumah roboh dan banjir kini sudah tak lagi mengganggu hari-hari mereka. Yang ada justru semangat dan harapan untuk meraih hidup lebih baik lagi.

Menuju Babak Baru Kehidupan Yang Lebih Baik

Menuju Babak Baru Kehidupan Yang Lebih Baik

24 Juni 2014 Sebanyak 19 rumah telah diresmikan dalam acara Serah Terima Kunci Program Bebenah Kampung Pademangan. Tawa ceria menghiasi wajah setiap warga karena impian mereka mendapatkan rumah layak huni telah tercapai.
Bedah Rumah Tzu Chi Tahap Kedua di Surakarta

Bedah Rumah Tzu Chi Tahap Kedua di Surakarta

04 Maret 2024

Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan Pemkot Surakarta mengadakan Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kota Surakarta. Sebelumnya Tzu Chi juga telah membangun 10 rumah warga. 

Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -