Merayakan Imlek Bersama Penghuni Panti Jompo Guna Budi Bakti

Jurnalis : Robby Mulia Halim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Kamin, Robby Mulia Halim (Tzu Chi Medan)

Para relawan mempersembahkan pertunjukan isyarat tangan lagu Jiak Cai Xiong Gai Zan (Bervegetarian Paling Mengagumkan), mengajak para penghuni panti menjalani pola hidup sehat dengan bervegetaris.

Keluarga seharusnya menjadi tempat utama untuk memperoleh kehangatan, namun kenyataannya, banyak Lansia yang harus menjalani hari-hari mereka di panti jompo tanpa keluarga di sisi mereka. Begitu pula dengan 65 orang Lansia penghuni Panti Jompo Guna Budi Bakti, yang terpisah dari keluarga atau bahkan hidup sebatang kara. Menyambut Hari Imlek yang jatuh pada Rabu, 29 Januari 2025, sebanyak 40 relawan Tzu Chi Medan Mandala mengunjungi Panti Jompo Guna Budi Bakti di Jl. K. L. Yos Sudarso Km. 16 No. 14, Kelurahan Martubung, Medan Labuhan, pada Minggu, 19 Januari 2025. Kunjungan ini bertujuan untuk berbagi kebahagiaan serta membagikan paket Imlek dan kebutuhan sehari-hari kepada para Lansia. Saat ini, panti jompo tersebut dikelola oleh 18 pengurus yang dengan penuh dedikasi merawat para penghuni.

Kunjungan ini tidak hanya sebagai bentuk perhatian kepada para Lansia, tetapi juga sebagai wujud kebersamaan dan persaudaraan yang menumbuhkan rasa syukur. “Kunjungan ke panti jompo ini sekaligus merayakan Imlek bersama opa dan oma. Kami, para relawan, menjadi pengganti anak cucu mereka, memberikan perhatian dan menghibur agar mereka tidak merasa kesepian,” ungkap Sumida, relawan Tzu Chi yang menjadi koordinator kegiatan.

Relawan dengan penuh kasih memijat para opa dan oma serta berbincang akrab, menciptakan kehangatan layaknya keluarga sendiri.

Sekitar setengah jam sebelum acara dimulai, para relawan telah berkumpul di aula untuk mempersiapkan segala keperluan. Cuaca cerah di hari Minggu siang menambah semangat para relawan dalam menjalankan tugas mereka. Donasi berupa makanan, minuman, biskuit, kue-kue kering, obat-obatan, buah-buahan, mi DAAI, serta barang-barang kebutuhan sehari-hari telah ditata rapi di atas meja. Setelah para penghuni panti memasuki aula dan menempati tempat yang telah disediakan, acara dibuka oleh Dewi Yang selaku MC, didampingi oleh Yessica, dengan sapaan penuh semangat. “Kami dari Tzu Chi hari ini datang untuk menghibur sekaligus merayakan Imlek bersama opa dan oma. Apakah opa dan oma senang?” tanyanya. “Sangat senang!” jawab para lansia dengan penuh antusias.

Kegembiraan pun mulai terasa ketika para penghuni panti dihibur dengan lagu-lagu lawas bertema Imlek yang dibawakan dengan penuh semangat. Senyum bahagia terpancar di wajah mereka saat diajak bernyanyi dan berjoget bersama para relawan. Suasana meriah semakin terasa ketika beberapa lansia turut menyumbangkan lagu favorit mereka, membawa nostalgia dan kenangan tersendiri. Beberapa lansia lainnya bersama para relawan menari mengikuti irama lagu yang sedang mengalun. Meskipun usia mereka telah lanjut, semangat yang mereka tunjukkan tak kalah dengan anak-anak muda.

Relawan membagikan paket Imlek berupa produk Jing Si yang menyehatkan, sebagai simbol perhatian dan kepedulian bagi para penghuni panti.

Imlek tentu kurang lengkap tanpa kehadiran barongsai dan Dewa Rezeki. Acara semakin meriah dengan penampilan barongsai yang diperankan oleh relawan. Opa dan oma tak bisa menahan tawa melihat gerakan khas barongsai yang lucu dan menggemaskan. Sukacita pun semakin bertambah ketika Dewa Rezeki muncul dengan penuh wibawa, berkeliling aula membagikan angpau kepada para penghuni panti. Tak hanya yang hadir di aula, para penghuni panti yang tidak dapat mengikuti acara karena keterbatasan fisik juga tetap diperhatikan. Dewa Rezeki mengunjungi kamar mereka satu per satu, membagikan angpau serta mendoakan kesehatan mereka.

Selain hiburan musik, para opa dan oma juga disuguhkan pertunjukan isyarat tangan lagu Jiak Cai Xiong Gai Zan (Bervegetarian Paling Mengagumkan) yang dibawakan oleh para relawan. Pesan yang ingin disampaikan melalui pertunjukan ini adalah mengajak hidup sehat dengan bervegetarian. Di penghujung acara, para relawan memijat opa dan oma serta mengajak mereka berbincang ringan, menciptakan kehangatan layaknya keluarga sendiri. Acara kemudian ditutup dengan pembagian paket Imlek berupa mi DAAI, diikuti dengan doa bersama, sesi foto, dan makan bersama. Bagi para penghuni panti yang tidak dapat berjalan, relawan mengantarkan makanan ke kamar mereka sembari berbincang dan memastikan kondisi mereka.

Pengurus panti jompo, Tjioe Ta Po (kiri), menyambut baik kunjungan relawan Tzu Chi yang memberikan perhatian dan penghiburan bagi penghuni panti, layaknya anak kepada orang tua mereka. Ia menilai kegiatan ini sangat bermanfaat dalam mengisi kekosongan para opa dan oma yang jauh dari keluarga.

Tjioe Ta Po (65), salah satu pengurus panti jompo, menyambut baik kehadiran relawan Tzu Chi yang dengan sepenuh hati memberikan kebahagiaan bagi para penghuni panti. Menurutnya, kunjungan ini sangat berarti untuk mengisi kekosongan mereka yang jauh dari keluarga. “Setiap kali Tzu Chi berkunjung, opa dan oma sangat gembira dan bersemangat. Mereka bernyanyi, menari, menyaksikan pertunjukan isyarat tangan, dan menikmati makanan vegetarian. Semua ini sangat baik untuk kesehatan dan mental mereka. Terima kasih kepada relawan Tzu Chi yang telah meluangkan waktu untuk menghibur dan melayani opa dan oma dengan penuh kehangatan,” tuturnya.

Opa Effendy (keempat dari kiri) merasa terhibur dan diperhatikan layaknya keluarga sendiri. Dengan penuh syukur, ia mengungkapkan terima kasih kepada Master Cheng Yen atas dedikasinya dalam mendirikan Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah banyak memberikan manfaat bagi masyarakat dunia.

Salah satu penghuni panti, Opa Effendy (78), yang telah tinggal di sana selama 13 tahun, mengungkapkan kebahagiaannya atas kunjungan ini. “Kami merasa diperhatikan dan terhibur, serasa memiliki keluarga sendiri. Masih ada orang baik yang peduli kepada kami, sehingga kami tidak merasa kesepian. Terima kasih dan hormat kami untuk Master Cheng Yen yang berhati mulia mendirikan Yayasan Tzu Chi, serta untuk para relawan yang penuh dedikasi berbagi berkah di mana saja,” ucapnya dengan antusias.

Oma Nursiah (kedua dari kanan, berbaju merah), didampingi koordinator kegiatan Sumida (di sampingnya), mengaku sangat bahagia dan terhibur dengan kunjungan relawan Tzu Chi. Baginya, kunjungan ini bukan hanya wujud cinta kasih yang hangat, tetapi juga pengingat bahwa para opa dan oma di panti jompo juga berhak mendapatkan kasih sayang.

Hal yang sama dirasakan oleh Oma Nursiah (67), yang telah menghuni panti selama tujuh tahun. “Pastinya kami sangat senang dihibur dengan lagu Imlek dan barongsai, dipijat relawan, serta mendapat angpau dari Dewa Rezeki. Relawan yang bernyanyi dan berjoget bersama kami membuat suasana terasa seperti keluarga sendiri. Semoga Tzu Chi mau datang lagi supaya kami tidak kesepian. Semoga Tzu Chi terus berbagi berkah dan kebahagiaan kepada siapa saja,” ungkapnya penuh harapan. Baginya, kunjungan ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga pengingat bahwa para lansia di panti jompo juga berhak mendapatkan kasih sayang.

Ketua Hu Ai Mandala, Elsa Huang, mengapresiasi kunjungan kasih ini dan memuji semangat para lansia yang aktif berpartisipasi dari awal hingga akhir acara. Ia mengingatkan pentingnya menyayangi dan mencintai semua orang, termasuk kaum lansia, sebagai bentuk penghormatan dan kepedulian.

Elsa Huang, Ketua Hu Ai Mandala, sangat mengapresiasi kegiatan ini dan terkesan dengan semangat para lansia yang ikut berpartisipasi dari awal hingga akhir acara. “Gan en (ungkapan syukur) kepada opa, oma, dan pengurus panti yang telah memberi kami kesempatan untuk berkunjung dan merayakan Imlek bersama. Ini adalah ladang berkah bagi kami, sekaligus pengingat untuk selalu menyayangi dan mencintai semua orang, termasuk kaum lansia. Semoga di tahun baru ini, opa, oma, serta relawan senantiasa diliputi kebahagiaan dan kesehatan,” kata Elsa.

Kunjungan kasih ke panti jompo ini merupakan wujud nyata ajaran Master Cheng Yen untuk mencintai semua makhluk, termasuk lansia. Kegiatan ini mengingatkan bahwa suatu saat nanti, kita semua akan menua dan membutuhkan perhatian serta kasih sayang. Menjaga dan menghibur lansia mengajarkan kita untuk mengasihi mereka seperti orang tua sendiri. Seperti kata perenungan Master Cheng Yen, “Panti jompo terbaik adalah rumah sendiri,” kita diharapkan untuk tidak melupakan jasa orang tua dan membalas budi mereka dengan merawat mereka hingga akhir hayat, sebagaimana mereka merawat kita sejak kecil.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Mengobati Kerinduan Opa dan Oma

Mengobati Kerinduan Opa dan Oma

16 Desember 2019

Relawan Tzu Chi Sinar Mas memberi perhatian kepada 71 orang penghuni Panti Werdha Wisma Mulia Jakarta pada Minggu, 8 Desember 2019. Relawan juga memberikan daster, sprei, selimut, serta makanan kepada opa dan oma di panti tersebut.

Berkah dalam Senyuman Oma dan Opa

Berkah dalam Senyuman Oma dan Opa

11 September 2024

Para relawan Tzu Chi di Komunitas Xie Li Sukarami yang merupakan bagian dari Tzu Chi Palembang berkunjung ke Panti Werdha RS. Myria. Para oma dan opa sangat terhibur dengan rangkaian acara yang disiapkan para relawan.

Berbagi kasih dan Dukungan di Panti Sosial Perlindungan Bhakti Kasih

Berbagi kasih dan Dukungan di Panti Sosial Perlindungan Bhakti Kasih

06 Januari 2025

Relawan muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) memberikan perhatian kepada penghuni Panti Sosial Bhakti Kasih. Para penghuni panti umumnya berasal dari keluarga yang kurang harmonis, terlantar, dan masalah sosial lainnya.

Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -