Merayakan Imlek, Merenungi Semangat Berbagi Cinta Kasih
Jurnalis : Sutriani (Tzu Chi Makassar), Fotografer : Robin Johan (Tzu Chi Makassar)Warga sangat gembira setelah menerima bingkisan dan angpau yang dibagikan oleh relawan Tzu Chi.
Merayakan Imlek sejatinya adalah merayakan kebinnekaan dalam kedamaian. Di negeri ini, Imlek tidak hanya menjadi renungan bagi orang-orang Tionghoa, tetapi juga oase bagi mereka yang meyakini kedamaian dan kebaikan sebagai tujuan interaksi antar-manusia. Makna Imlek melintasi batas-batas etnis dan agama karena telah menjadi bagian dari interaksi antar-budaya. Seiring waktu, Imlek menjadi ritual budaya, dirayakan sebagai bagian dari budaya komunitas Tionghoa di seluruh dunia.
Survei ke Lokasi
Dalam rangka menyambut Imlek 2570, Tzu Chi Makassar kembali melakukan rangkaian acara Imlek dengan berbagi cinta kasih, bersama 10 yayasan Tionghoa di Makassar. Sejak Senin (14/1) hingga Sabtu (18/1) para relawan turun langsung membagikan kupon sekaligus survei tempat tinggal masyarakat prasejahtera.
"Kami sengaja membagikan kupon dengan turun langsung menyurvei lokasi karena kami ingin sekaligus melihat kondisi orang-orang yang memang betul-betul membutuhkan uluran tangan," kata salah satu relawan, Lenny Pupella.
Para relawan membagikan kupon dengan turun langsung menyurvei lokasi sekaligus melihat kondisi orang-orang yang memang betul-betul membutuhkan uluran tangan.
Lenny menerangkan, adapun kesepuluh yayasan yang masuk kategori di antaranya, Yayasan Budi Dharma, Yayasan Amal Bakti, Yayasan Selatan Sejahtera, Yayasan Adhi Dharma, Yayasan Tunas Lestari, Yayasan Sapta Mulia, Yayasan Abdi Sosial, Yayasan Amal Sejahtera, Perkumpulan Guang Zhao dan Perkumpulan Hainan.
"Semua yayasan ini kami undang ke Yayasan untuk sosialisasi dan saling berbagi ilmu," lanjutnya.
Kupon yang terbagi hingga hari H mencapai 599 selama empat hari. Sebagian sudah ada yang pernah hadir dari tahun lalu, sebagiannya lagi merupakan orang yang baru menerima.
Pembagian Bingkisan
Minggu, 20 Januari 2019, cuaca terik dan pagi pun menyapa. Syukurlah, hari itu tak turun hujan. Padahal masih pukul 7.30 WITA, tetapi masyarakat tionghoa sudah memadati kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Makassar yang berada di Jalan Ahmad Yani, No.19-20, Pattunuang. Tak mau kalah, para relawan juga sudah siap sedia menyambut mereka. Tenda untuk berteduh sudah berdiri kokoh, demikian pula dengan meja pendaftaran sudah tertata rapi dengan nama-nama Yayasan.
Relawan bekerjasama untuk mendaftarkan satu persatu warga yang datang.
Mulai dari yang muda, remaja, dewasa sampai lansia berbondong-bondong datang. Pertanda mereka siap ikut acara imlek yang digelar. Tepat pukul 8.00 WITA, mereka pun mulai mendaftarkan diri dengan menunjukkan kupon yang sudah dibagikan sebelumnya. Mereka beramai-ramai menuju meja pendaftaran sesuai arahan relawan-relawan yang bertugas.
Koordinator Perayaan Imlek, Tjiang Weng Ak mengatakan pembagian bingkisan ini dilakukan dua sesi, sesi pertama dari pukul 09.00 sampai 11.00 WITA. Sementara sesi dua, mulai pukul 13.00 sampai pukul 16.00 WITA.
“Perayaan Imlek tahun ini, kami dari yayasan berharap agar kita sesama manusia semakin sadar akan cinta kasih, seperti yang sudah diajarkan Master Cheng Yen,” tuturnya.
Peserta yang sudah mendaftarkan diri, kemudian diarahkan ke ruang kegiatan, lantai 3. Ratusan peserta yang hadir, bahkan ketua dari masing-masing yayasan turut meramaikan acara tersebut. Berbagai rangkaian kegiatan dilakukan, mulai dari sambutan-sambutan, penuangan celengan bambu, pemutaran kilas balik, penampilan isyarat tangan dan diakhiri dengan pembagian bingkisan.
"Saya merasa terharu pada Yayasan Buddha Tzu Chi. Yayasan inilah yang selalu aktif dalam memberikan bantuan kepada anggota kami,” kata ketua Perkumpulam Sosial Guan Zau, Jonrik saat memberi sambutan.
Jonrik juga mendoakan Tzu Chi agar semakin hari semakin sukses. Sehingga apa yang dilakukan dalam bidang sosial ini dapat lebih berkembang. Menurutnya, banyak kegiatan lain seperti musibah dan gempa bumi. Tzu Chi selalu turun tangan untuk membantu. Makanya, ia sangat salut dan menghormati.
Henny Laurence selaku MC pada acara Pembagian bingkisan Imlek menjelaskan
mengenai celengan bambu dan mengajak para warga untuk bersumbangsih juga.
Setelah menyimak penjelasan dari Henny, relawan Tzu Chi, mengenai celengan bambu, banyak warga juga ingin ikut bersumbangsih.
Salah seorang peserta dari Yayasan Amal Bakti, Ronny (50) mengungkapkan ini baru kedua kalinya mengikuti kegiatan ini. Bantuan ini pun sangat dimanfaatkannya dengan baik. Apalagi sekarang dirinya tak memiliki pekerjaan.
"Saya merasa ini kegiatan yang bagus dilakukan, tanpa melihat adat dan kebudayaan agama. Semoga ini konsisten dilaksanakan,’ harapnya.
Sejalan dengan Ronny, Ferdi (30) yang juga dari Yayasan Amal Bakti merasa sangat terbantu. Dirinya yang bekerja sebagai tim survey eksrim aic, mengungkapkan kali pertamanya ikut dalam kegiatan Yayasan Buddha Tzu Chi.
"Setelah menikah, saya ikut sama mertua. Nah, di situlah saya mengenal Tzu Chi. Bagi saya, kegiatan seperti ini cukup membantu orang-orang seperti kami. Kami doakan semoga Yayasan Buddha Tzu Chi berkembang lebih baik," tuturnya.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Merayakan Imlek, Merenungi Semangat Berbagi Cinta Kasih
26 Januari 2019Dalam rangka menyambut Imlek 2570, Tzu Chi Makassar kembali melakukan rangkaian acara Imlek dengan berbagi cinta kasih, bersama 10 yayasan Tionghoa di Makassar, 20 Januari 2019.
Hari Apresiasi Sutra Wu Liang Yi Jing
11 Februari 2019Usai pementasan persamuhan Dharma Sutra Makna Tanpa Batas (Wu Liang Yi Jing) dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun 2018 pada Januari 2019 lalu, Tzu Chi Indonesia mengadakan Gathering Imlek bersama semua relawan Tzu Chi. Dalam acara yang diadakan pada Minggu, 10 Februari 2019 ini, relawan yang turut menjadi bagian dari persamuhan Dharma Wu Liang Yi Jing juga memberikan sharing.
Sukacita Imlek yang Dirasakan Oma Opa Santa Anna
29 Januari 2019Suara irama musik gendang barongsai menggema memenuhi ruangan. Dua pasang barongsai yang dimainkan empat relawan Tzu Chi berlenggak-lenggok mengikuti alunan musik mengitari oma-opa yang sedang duduk santai di sepanjang meja makan.