Mereka Selamat, Kita Sehat dan Semua Bahagia

Jurnalis : Rianto Budiman (He Qi Pusat), Fotografer : Rianto Budiman (He Qi Pusat)
 
 

foto
Kesibukan di meja pendaftaran saat kegiatan donor darah berlangsung. Ada relawan Tzu Chi yang mendampingi pendonor dalam keseluruhan proses donor darah.

Transfusi darah diperlukan dalam  kasus pendarahan hebat, baik karena kecelakaan, keguguran pada ibu hamil, proses persalinan bayi atau ketika seseorang menjalani tindakan operasi dan juga pada penderita penyakit darah seperti anemia dan thalassemia. Dalam keadaan tersebut di atas ketersediaan darah untuk transfusi menjadi salah satu faktor penting, bahkan mungkin yang terpenting, untuk menyelamatkan jiwa sang pasien. Sayangnya ketersediaan darah di Palang Merah Indonesia (PMI) sering terbatas bahkan kurang. Jika seorang pasien memerlukan 10 kantung darah untuk transfusi maka berarti darah yang digunakan untuk tranfusi itu berasal dari 10 orang pendonor.

“Darah anda menyelamatkan jiwa” adalah tulisan yang sering kita lihat dan baca pada spanduk dan selebaran kegiatan donor darah. Kata-kata ini bukan sekadar basa basi tetapi adalah benar, dengan menjadi pendonor darah, darah anda mungkin telah menyelamatkan jiwa seseorang. Bukankah kita sering melihat dan mendengar betapa paniknya keluarga pasien yang memerlukan transfusi darah dalam mencari darah atau pendonor untuk menyelamatkan jiwa anggota keluarga mereka. Betapa bahagianya keluarga sang pasien jika akhirnya mereka berhasil mendapatkan darah dan anggota keluarga mereka yang sakit dapat terselamatkan.

Setiap orang yang sehat dengan beberapa persyaratan dapat menjadi pendonor darah. Syarat tersebut antara lain: usia 17 – 60 tahun, berat badan minimum 45 kg, tidak demam, tekanan darah baik, denyut nadi teratur, hemoglobin normal, dan tidak sedang hamil atau menyusui. Orang yang melakukan donor darah selain bermanfaat bagi orang lain ternyata juga memiliki manfaat bagi tubuh pendonor. Manfaat tersebut antara lain: pendonor darah dengan sendirinya memeriksakkan kesehatan secara berkala (setiap  3 bulan sekali pada saat donor darah)  yang meliputi tekanan darah, nadi, suhu, tinggi dan berat badan, hemoglobin, serta beberapa macam penyakit seperti hepatitis dan HIV/AIDS. Menurut British Journal Heart, pendonor yang rutin mendonorkan darahnya setiap 3 bulan sekali dapat menurunkan resiko terkena serangan jantung dan stroke pada laki-laki sebesar 30%. Jadi sesungguhnyalah bahwa  berdonor darah adalah sebuah gaya hidup yang sehat.

foto  foto

Keterangan :

  • Pendampingan relawan terhadap pendonor saat proses pengambilan darah berlangsung (kiri).
  • Seusai berdonor darah para pendonor diajak duduk dan berbincang-bincang oleh relawan Tzu Chi. Kesempatan baik ini dimanfaatkan oleh para relawan untuk mensosialisasikan Tzu Chi dan menggalang calon relawan baru (kanan).

Perwujudan Cinta Kasih Universal
Kegiatan donor darah adalah sebuah kegiatan rutin yang dilakukan relawan Tzu Chi di hampir setiap komunitasnya. Pada hari Minggu tanggal 21 April bertempat di Rumah Sakit Royal Progress Sunter, para relawan Tzu Chi komunitas Sunter untuk kali pertama dalam tahun 2013 ini mengadakan kegiatan donor darah. Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 8 pagi hingga pukul 12 siang ini didukung oleh 27 orang relawan, berhasil mendapatkan 40 kantung darah dari total 51 orang yang datang mendaftar untuk berdonor.

Berdonor darah sangat sesuai dengan Tzu Chi yang mendasarkan aktivitasnya pada prinsip cinta kasih universal. Para pendonor menyumbangkan darah mereka tanpa pamrih karena mereka tidak pernah tahu siapa yang akan memanfaatkan darah mereka. Dalam setiap kegiatan Tzu Chi, seperti kegiatan donor darah ini, nuansa cinta kasih universal melingkupi area donor darah selama kegiatan berlangsung. Mungkin inilah yang membedakan kegiatan donor darah Tzu Chi dengan yang dilaksanakan oleh organisasi lain. Hal senada diungkapkan oleh beberapa pendonor yang berhasil diwawancarai.

foto  foto

Keterangan :

  • Rima Irawati Shijie terlihat tersenyum bahagia, mengakhiri proses penantian 4 tahun lebih hingga akhirnya dapat berdonor darah dengan mengenakan seragam Tzu Chi (kiri).
  • Para pendonor merasa senang saat melakukan donor darah melalui Tzu Chi karena kehangatan dan keramahan relawan (kanan).

Fendi, telah dua kali mendonorkan darah dan pertama kali berdonor pada kegiatan donor darah yang diselenggarakan oleh Tzu Chi, menceritakan pengalamannya. Menurut Fendi, ada tiga hal yang berbeda saat mendonorkan darah di Tzu Chi dengan saat pertama kali mendonorkan darah di tempat lain.  Pertama, pelayanan di Tzu Chi sangat baik, dari saat datang, pendaftaran hingga selesai mendonorkan darah. Kedua, Fendi tidak menyangka akan dijamu dengan makanan kecil berupa beraneka ragam kue dan teh manis dingin. Ketiga, yang menurut Fendi paling mengesankannya, adalah para relawan Tzu Chi. Para relawan Tzu Chi yang mengajaknya berbincang-bincang di meja bundar kecil sangat “bawel”. “Bawel” di sini menurut Fendi dalam arti yang positif, membuatnya betah dan nyaman. Fendi berjanji untuk donor berikutnya tetap akan berdonor pada kegiatan donor darah yang diselenggarakan oleh Tzu Chi dan ada niat untuk ikut dalam kegiatan Tzu Chi.

Rima Irawati, seorang relawan biru putih Tzu Chi yang turut mendonorkan darahnya menceritakan perasaannya seusai berdonor darah. ‘Senang dan bahagia’ itu ungkapan Rima dengan wajah yang berseri-seri saat ditanyakan perasaannya saat usai berdonor darah. Lebih lanjut Rima bercerita bahwa dirinya sudah lebih dari 4 tahun tidak donor darah, karena dalam beberapa kali kesempatan Rima tidak memenuhi syarat sebagai pendonor. Terakhir Rima mecoba donor darah di Tzu Chi komunitas Kelapa Gading, lagi-lagi niat Rima untuk mendonorkan darahnya terkendala oleh nilai Hb nya yang rendah. Seorang Shijie di Kelapa Gading memberikan saran kepada Rima bagaimana meningkatkan nilai Hb darahnya. Untuk donor darah kali ini, Rima sudah mempersiapkan dirinya sejak dua minggu yang lalu, yaitu setiap hari selama 1 minggu Rima meminum sejenis obat penambah darah sesuai yang disarankan oleh Shijie yang ditemuinya di Kelapa Gading. Hasilnya pada kegiatan donor darah kali ini, Rima sangat bahagia karena berhasil menyumbangkan darahnya. Sebagai relawan Tzu Chi, Rima juga senang dan bangga dapat berdonor darah dengan mengenakan seragam Tzu Chi.

Jadi benarlah apa yang tertulis di mobil PMI, yang juga menjadi bagian dari judul artikel ini: “Mereka Selamat, Kita Sehat”. Dengan berdonor darah kita dapat menyelamatkan mereka yang membutuhkan tranfusi darah. Dengan berdonor darah, tubuh kita menjadi semakin sehat maka semuapun berbahagia.

  
 

Artikel Terkait

Waisak 2557: Waisak Hari Cinta Kasih di Dunia

Waisak 2557: Waisak Hari Cinta Kasih di Dunia

13 Mei 2013 Menjelang Waisak, insan Tzu Chi di berbagai pelosok dunia merayakan Waisak dengan bentuk yang khas – memperingati budi besar Buddha, budi seorang ibu, dan budi semua makhluk.
Suara Kasih: Membentangkan Jalan dan Menjadi Teladan

Suara Kasih: Membentangkan Jalan dan Menjadi Teladan

30 Juli 2013 Kita harus menjaga kebersihan barang daur ulang mulai dari sumbernya. Kita harus mensosialisasikan praktik ini kepada setiap keluarga. Kita bisa meminta setiap pemilik toko agar membantu kita memilah barang daur ulang sebelum kita mengambilnya.
Waisak 2557: Belajar dari Relawan Daun Bodhi

Waisak 2557: Belajar dari Relawan Daun Bodhi

13 Mei 2013 Perayaan ini dilakukan untuk membalas budi luhur Sang Buddha, orang tua dan semua makhluk hidup. Pada perayaan kali ini para relawan membentuk formasi daun Bodhi selama upacara berlangsung sehingga membutuhkan persiapan yang matang.
Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -