Merekam Jejak Sejarah Tzu Chi
Jurnalis : Metasari (He Qi Utara), Fotografer : Feranika Husodo (He Qi Utara)Sebanyak 31 relawan hadir untuk belajar mengenai pengunaan kamera saku yang diadakan di Jing Si Books & Cafe Pluit Jakarta Utara. Kegiatan pelatihan relawan 3 in 1 ini rutin diadakan setiap bulannya. |
| ||
Semua orang dapat menjadi mata dan telinga Master Cheng Yen karena banyak sekali kegiatan yang dilakukan oleh relawan Tzu Chi. Dokumentasi setiap kegiatan merupakan salah satu cara untuk meyebarkan cinta kasih dan berharap cinta kasih tersebut dapat membuka mata hati sesama untuk turut membantu saudara-saudara yang membutuhkan. Aktivitas relawan 3 in 1 terdiri dari foto, video dan tulisan. Ketiga hal ini tergabung menjadi satu dalam pembuatan suatu berita. Relawan 3 in 1 (relawan dokumentasi) mencatat sejarah jejak langkah Master Cheng Yen di segala penjuru dunia. Mereka menjadi “mata dan telinga” Master Cheng Yen. Oleh karena itu, agar dapat mencatat sejarah dengan baik maka relawan dibekali dengan sejumlah pelatihan yang berkaitan dengan dokumentasi. Pelatihan ini terus menerus (rutin) dilakukan setiap bulan pada akhir minggunya (sabtu). Kegiatan gathering ini diadakan di 4 He Qi, namun pada saat ini gathering diadakan di Jing Si Books & Café Pluit,Jakarta Utara dengan tema yang berbeda-beda. Pada kesempatan gathering (pelatihan) pertama, para relawan membahas tuntas mengenai cara menjadi “mata dan telinga” Master Cheng Yen dengan berpedoman kepada guru (Master Cheng Yen) yang dibawakan oleh Hendry, seorang penerjemah Ceramah Master Cheng Yen di DAAI TV Indonesia. Pada gathering kedua, para relawan 3 in 1 membahas bagaimana teknik wawancara yang dibawakan oleh Ivana Shijie, Pemimpin Redaksi Majalah Dunia Tzu Chi. Sedangkan pelatihan ketiga (17 Desember 2011) Henry Tando Shixiong selaku koordinator 3 in 1 He Qi Utara membawakan sebuah topik "kreatif dengan kamera poket"
Keterangan :
Keinginan belajar yang sangat besar terlihat dari partisipasi para relawan yang hadir pada pelatihan yang ke-3 di tanggal 17 Desember 2011 ini. Terdapat 31 relawan yang hadir untuk belajar mengenai pengunaan kamera saku secara tepat dan benar dengan hasil yang memuaskan. Para relawan yang hadir berasal dari 4 He Qi: Utara, Barat, Timur, dan Selatan. Pukul 15.00 WIB gathering ini dimulai. “kita harus mengenal kamera saku yang kita miliki, banyak kendala-kendala yang dialami oleh para relawan 3 in 1 yang menggunakan kamera poket, salah satunya hasil foto yang mereka hasilkan gelap atau cenderung kurang terang. Hal ini dikarenakan kamera saku hanya mengandalkan built-in flash yang rendah, sehingga jangkauan yang dihasilkan terbatas,“ jelas Henry Tando Shixiong membuka pelatihan yang bertema “Kreatif dengan Kamera Saku”. Selain itu, masalah yang sering timbul yaitu, mulai dari hasil gambar yang blur atau goyang, gambar yang dihasilkan sering tidak fokus, dan cahaya yang dihasilkan hanya terpancarkan di bagian tengah saja. Hal yang seperti ini yang sering ditanyakan oleh pengguna kamera saku. Tanya jawab pun berlangsung, para relawan tidak hanya mencatat apa yang dibahas dalam gathering ini, namun para peserta pun langsung melakukan praktik foto. Mereka saling berfoto untuk mencoba hasil pembelajaran yang mereka pelajari. Para peserta gathering pun diberi penjelasan mengenai pengenalan program pengaturan yang terdapat pada kamera saku, pengenalan ASA atau lebih dikenal dengan ISO pun dijelaskan. Penggunaan ISO dapat dinaikkan sesuai dengan kondisi. Jika kondisi di sekeliling kurang cahaya maka dapat menaikkan ISO ataupun untuk foto gambar yang bergerak. Menggunakan flash juga mempengaruhi pengaturan cahaya. Jika kondisi sekitar terang maka dapat mengunakan flash yang kecepatannya rendah. Penyampaian yang sederhana ini memudahkan para peserta untuk memahami penggunaan kamera saku. Bukan hanya penjelasan penggunaan, namun hasil kamera saku yang benar dan salah pun dimunculkan sebagai contoh agar peserta dapat melihat dengan jelas perbedaan hasil foto yang benar dan salah. Pelatihan ini diadakan untuk membantu para relawan yang memiliki kamera saku untuk dapat memaksimalkan penggunaan kamera saku miliknya sehingga dapat menghasilkan gambar yang baik untuk turut besumbangsih dalam setiap kegiatan dan dapat merekam jejak sejarah langkah Tzu Chi. | |||
Artikel Terkait
Mengembalikan Kenyamanan dan Kehangatan Rumah Ama Hiok
12 Desember 2018Waisak 2018: Keharmonisan dalam Keberagaman
30 Mei 2018Seluruh insan Tzu Chi di dunia melantunkan doa yang tulus bagi keselamatan dan kedamaian semesta pada peringatan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia secara serentak di hari yang sama, Minggu, 13 Mei 2018. Di Tzu Chi Center Jakarta, peringatan Tiga Hari Besar Tzu Chi ini dihadiri sebanyak 4.765 orang yang terbagi dalam dua sesi acara. Selain relawan Tzu Chi, kegiatan ini juga diikuti oleh masyarakat umum lintas agama. Kegiatan serupa juga dilakukan di kantor cabang, kantor perwakilan, serta kantor penghubung Tzu Chi di seluruh Indonesia.