Merekam Sejarah Tzu Chi
Jurnalis : Joice (Tzu Chi Tj. Balai Karimun), Fotografer : Mie Li, Yogie, Indah (Tzu Chi Tj. Balai Karimun)Yogie Shixiong memberikan pengarahan bagaimana menggunakan dan mengoperasikan kamera untuk mengambil gambar yang di ingikan pada pelatihan relawan Zhen Shan Mei tanggal 12 Oktober 2014.
Sejarah apapun yang ada pada saat ini merupakan hasil peninggalan dari mereka yang merekamnya. Setiap peristiwa yang direkam tentu saja memiliki makna tersendiri bagi ia yang mengumpulkan sejarah tersebut. Begitu pula bagi para insan Tzu Chi.
Minggu, 12 Oktober 2014, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan pelatihan khusus untuk membekali relawan yang berminat pada bidang dokumentasi dengan menjadi relawan Zhen Shan Mei. Relawan berkumpul di Coastal area, yang merupakan tempat wisata bagi penduduk sekitar, pukul 07.30 WIB. Sebelum kegiatan dimulai, Mie Li Shijie memberikan pengarahan mengenai teknik dasar fotografi secara lisan kepada relawan yang hadir. Relawan diwajibkan untuk memiliki gadget yang dapat digunakan untuk memotret maupun merekam video misalnya handphone (Telepon genggam).
Para relawan mendengarkan sharing dengan penuh antusias sebelum melakukan hunting foto dan video.
Mie Li Shijie (kiri) bersama Dwi Shixiong memberikan pengarahan teknik dasar fotografi kepada semua peserta yang hadir di Coastal Area, Tanjung Balai Karimun.
Relawan diberikan tenggang waktu selama satu setengah jam untuk memotret maupun merekam video. Mereka konsentrasi penuh untuk mendapatkan gambar terbagus dan terunik. Hasil jepretan akan disharingkan pada sesi selanjutnya, yang dilaksanakan di kantor Tzu Chi. Salah satu Tzu Shao yang bernama Sarvin, mengungkapkan bahwa, “Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dapat menggali minat dan hobinya pada bidang ini.” Selama kegiatan berlangsung, ia dengan antusias bermain dengan video kamera dan juga memanfaatkan kesempatannya untuk bertanya kepada Shixiong/Shijie yang lebih menguasai.
Ketika waktu hunting gambar berakhir, relawan berkumpul di tempat semula dan mengendarai kendaraan masing-masing, menuju ke kantor Tzu Chi. Sebelum memulai sesi kedua ini, Dwi Shixiong mengajak relawan lainnya untuk memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen. Setelah itu peserta diminta untuk mengumpulkan gambar-gambar yang berhasil di jepret untuk berbagi dengan sesama relawan. Mereka mendengarkan saran yang diberikan dengan serius. Namun, suara tawa peserta juga terdengar saat melihat gambar yang konyol dari peserta lainnya. Di sana peserta juga dijelaskan teknik pengambilan gambar, perekaman video, tips menulis artikel serta cara melakukan wawancara kepada nara sumber. Selain itu juga ada penjelasan tentang makna sesungguhnya Zhen Shan Mei, yang artinya kebenaran, kebajikan, dan keindahan.
Sebagai tolak ukur, relawan diberikan tugas untuk membuat artikel mengenai kegiatan hari itu dan artikel tersebut akan dilombakan. Dengan nada bergurau salah satu peserta menanyakan apa hadiah untuk pemenang dan tentu saja hal ini mengundang tawa relawan lainnya. Sebelum mengakhiri acara peserta juga diberi sedikit pesan cinta kasih oleh Mie Li Shijie. Beliau mengatakan bahwa, “Sebagai relawan Zhen Shan Mei Tzu Chi, harus mampu menjaga setiap dokumen milik Tzu Chi baik berupa foto maupun video, serta harus mencerminkan budaya humanis Tzu Chi yang Khas.”
Sunaryo Shixiong didampingi Dwi Shixiong, sangat antusias belajar cara menggunakan video kamera dalam mengabadikan suatu moment.
Artikel Terkait
Memperpanjang Barisan Pencatat Sejarah Tzu Chi
09 Juli 2019Pelatihan video bagi relawan Zhen Shan Mei (ZSM) diadakan di Gedung Tzu Chi Kompleks Jati Junction, Medan, diikuti oleh 11 relawan. Tujuannya agar para relawan ZSM bisa meliput sebuah kegiatan dengan menggunakan kamera Dslr dan mirroles, yang hasilnya dapat menjadi sebuah tayangan bergerak (video).