Merengkuh Kebersamaan dan Kehamonisan

Jurnalis : Radic Tiesha Muslim, Fotografer : Chandra Septiadi


Sebanyak 68 anak-anak dan 27 relawan berbaur bersama dalam acara buka puasa bersama di Roemah Tawon.

Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslim di dunia, karena di bulan ini adalah bulan penuh berkah dan pengampunan. Untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan, relawan Tzu Chi yang di dalamnya terdapat beragam keyakinan saling memberikan dukungan dengan mengadakan acara buka puasa bersama dengan anak-anak di Roemah Tawon, Poris, Tangerang. Kegiatan digelar pada puasa hari ke-4, tepatnya Minggu 20 Mei 2018.

Suparman, relawan Tzu Chi yang  juga menjalani ibadah puasa ini ingin memberikan kebahagiaan dan indahnya berpuasa kepada anak-anak di Roemah Tawon. “Di Tzu Chi itu seperti “Bhineka Tunggal Ika”, kita beraneka dari suku bangsa, agama, tapi kita tetap satu keluarga. Di sini pun di acara saung tawon ini, kita selalu tanamkan satu keluarga itu,” ucap Suparman, koordinator kegiatan.


Feri (kanan) sangat lantun melafalkan sholawat nabi. Di Roemah Tawon, selain mendapatkan pelajaran umum ia juga belajar mengenai akhlak.

Kegiatan yang dimulai sejak pukul 4 sore ini, diikuti sebanyak 68 anak Roemah Tawon dan 27 relawan yang turut bersumbangsih. Relawan juga memberikan motivasi kepada anak-anak agar belajar lebih giat lagi.

“Di bulan baik ini, buat saya sambil beramal juga ya dan senang juga melihat anak-anak bahagia, karena mereka juga sebagian besar anak-anak yang kurang beruntung,” ucap Suparman. “Jadi momen saat bulan puasa ini Ramadhan ini, kita juga menanamkan kepada relawan dan anak-anak untuk turut menanamkan cinta kasih dan membagi untuk semua,” lanjutnya. Para relawan juga menyiapkan makanan dan minuman di akhir acara untuk disantap bersama dengan anak-anak.

Kita Semua Satu Keluarga


Netty, relawan Tzu Chi juga turut berpartisipasi di kegiatan buka puasa bersama anak-anak Roemah Tawon.

Anak-anak begitu antusias melihat kehadiran para relawan Tzu Chi di saung tempat belajar mereka. Meskipun sedang  berpuasa, dengan riang mereka mengikuti rangkaian acara seperti dongeng motivasi, renungan inspirasi, games dan permainan musik dari relawan. Seperti halnya Rachel, anak yang berusia 8 tahun ini merasa senang relawan berkunjung hari itu. Ia bersyukur bisa belajar sambil bermain. Selain itu di kegiatan itu banyak hadiah yang diberikan yang membuat dirinya makin bahagia. “Terima kasih kakak-kakak sudah datang ke sini, aku senang kedatangan kakak-kakak. Senang kayak bisa bermain bareng, belajar bareng, menyanyi bareng,” ucap Rachel dengan riang.

Menurutnya, dari semua sesi kegiatan, ia paling suka saat bernyanyi sambil melakukan isyarat tangan. Hal itu dikarenakan Rachel sangat hobi menyanyi. Selain itu lagu Satu Keluarga sendiri mengajarkan untuk dapat saling bertoleransi dengan sesama. “Tidak boleh membeda-bedakan agama. Kan kita satu keluarga,”pungkasnya pasti.


Suparman (kanan) mengungkapkan bahwa relawan Tzu Chi memiliki latar belakang dari berbagai keyakinan tetapi harmonis seperti satu keluarga.

Lain halnya dengan Feri. Anak yang sudah 2 tahun belajar di Roemah Tawon ini sangat lantun melafalkan sholawat nabi. Di Roemah Tawon, selain mendapatkan pelajaran umum seperti matematika, IPA, dan Bahasa Indonesia, ia juga belajar mengenai akhlak. Makna dari kalimat satu keluarga juga cukup mengena pada dirinya. Ia pun menuturkan bahwa sikap toleransi tersebut muncul dikarenakan kunjungan rutin yang dilakukan relawan Tzu Chi. “Kita bisa saling menyatu, bersatu berbagi walaupun kita berbeda-beda agama,” ujar Feri, “semoga Indonesia jadi lebih maju dan lebih baik.”

Melihat kebahagiaan anak-anak atas kehadiran relawan, relawan Tzu Chi pun turut bersukacita. Netty yang turut berpartisipasi pada kegiatan tersebut merasa dirinya datang untuk bisa saling berbagi dengan anak-anak. Meskipun dirinya bukan merupakan seorang muslim tetapi ia dapat merasakan inilah salah satu simbol  keberagaman dan kasih universal yang bisa diwujudkan dalam contoh konkrit dalam kehidupan sehari-hari.


Rachel, anak yang berusia 8 tahun ini merasa senang atas kehadiran para relawan. Ia bersyukur bisa belajar sambil bermain.

”Senang, otomatis itu lega, sangat senang apalagi saya senang dengan anak-anak,” ungkap Netty. “Kita jangan melihat dari agama orang, kita lihat dari sikap orang dari hatinya gimana cinta kasihnya, karena cinta kasih itu tidak membeda-bedakan agama, suku, ras atau apa-apa,” sambungnya.

Kebahagiaan anak-anak juga merupakan kebahagiaan relawan, pendampingan relawan selama ini mudah-mudahan dapat terus memberi perkembangan positif bagi anak-anak untuk lebih bersyukur dan bertoleransi.

Editor: Yuliati


Artikel Terkait

Membangun Kebersamaan dalam Perbedaan

Membangun Kebersamaan dalam Perbedaan

29 Mei 2019

Bertempat di Masjid Al Wasilah Mandouw,  relawan Tzu Chi Biak mengadakan buka puasa bersama, Selasa 21 Mei 2019. Buka puasa yang sudah menjadi kegiatan rutin Tzu Chi Biak ini merangkul masyarakat dengan tidak membedakan orang dari latar belakang status sosial dan agama.

Ratusan Anak Panti Berbuka Puasa Bersama di Kantor Tzu Chi Makassar

Ratusan Anak Panti Berbuka Puasa Bersama di Kantor Tzu Chi Makassar

28 Mei 2018
Tak terasa puasa sudah memasuki 10 hari yang kedua di bulan Ramadan. Momen ini dimanfaatkan para relawan Tzu Chi Makassar dengan menggelar acara buka puasa bersama anak-anak panti asuhan di sekitar Kota Makassar. Buka puasa ini digelar di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Makassar, Jl Ahmad Yani, Sabtu (26/5).
Tak terasa puasa sudah memasuki 10 hari yang kedua di bulan Ramadan. Momen ini dimanfaatkan para relawan Tzu Chi Makassar dengan menggelar acara buka puasa bersama anak-anak panti asuhan di sekitar Kota Makassar. Buka puasa ini digelar di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Makassar, Jl Ahmad Yani, Sabtu (26/5).
Buka Puasa Bersama Perdana Sekolah Tzu Chi Singkawang

Buka Puasa Bersama Perdana Sekolah Tzu Chi Singkawang

10 Mei 2022

Relawan Tzu Chi Singkawang menyediakan makanan berbuka puasa untuk para guru, staf, dan seniman (pekerja) bangunan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang.

Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -