Merespon Pelestarian Lingkungan dengan Konsep 5R

Jurnalis : Wismina, Lina (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Amy, Lina, Tommy Sulianto (Tzu Chi Pekanbaru)

Wismina menjelaskan bahwa saat kita akan membeli sesuatu, harus memikirkan kembali apakah barang itu adalah kebutuhan atau keinginan. Karena jika merupakan keinginan, seringnya barang yang dibeli, tidak terpakai.

Tanggal 21 Februari bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional. Insan Tzu Chi Pekanbaru berkesempatan untuk memberikan edukasi kepada murid-murid SMA di Sekolah Dharma Loka tentang pentingnya melestarikan lingkungan. Dengan pembagian menjadi tiga sesi yakni sesi pertama untuk murid SMA kelas X, sesi kedua untuk murid SMA kelas XI, dan sesi ketiga untuk murid SMA Kelas XII dengan total 322 murid.

“Bumi merupakan tempat tinggal kita satu-satunya. Ketika kita memiliki barang yang hanya satu-satunya, biasanya kita akan gimana? “tanya Wismina, sambil melakukan interaksi dengan murid-murid SMA kelas X. Ada murid yang menjawab akan menjaga barang tersebut. “Benar, demikian juga dengan Bumi kita yang hanya satu-satunya, hendaknya kita menjaga dan merawatnya,” ucap Wismina

Namun, Bumi saat ini telah mengalami kerusakan, seakan-akan sedang meminta pertolongan kepada manusia. Apa yang telah terjadi dengan bumi kita?

Pemaparan konsep 5R dengan harapan murid-murid dapat melakukan upaya mengurangi sampah secara nyata.

Pricilia menjelaskan dari mana sampah itu berasal agar murid-murid dapat memahami bagaimana untuk tidak menciptakan sampah lagi. 

“Bumi telah dipenuhi oleh sampah. Barang-barang yang dibungkus dengan kemasan, isi dari kemasan (seperti makanan atau minuman) tersebut akan lenyap karena digunakan kita. Akan tetapi, kemasan dari barang tersebut akan tetap ada,” tutur Pricilia saat menjelaskan tayangan video tentang dari mana sampah berasal kepada murid SMA kelas XI.

Karena manusia yang menciptakan sampah, maka manusia juga lah yang harus bertanggung jawab untuk mengurangi sampah-sampah. Salah satunya dengan mempraktikkan konsep 5R yang terdiri Rethink, Reduce, Reuse, Repair, Recycle.

“Saat kita akan membeli sesuatu, kita harus memikirkan kembali apakah barang itu adalah kebutuhan atau keinginan. Karena jika merupakan keinginan, seringnya barang yang kita beli, tidak terpakai. Seperti yang pernah kita temukan di Depo Pelestarian Lingkungan ada yang barangnya masih baru, namun sudah dibuang.” Jelas Wismina mengenai pemahaman Rethink yang berpengaruh besar dalam mengurangi sampah dalam 5R.

Dokter Sandro yang merupakan relawan Tzu Chi menjelaskan bahwa dari penelitian terbaru, janin di dalam kandungan manusia itu terkandung mikroplastik, ini merupakan bahaya yang ditimbulkan dari sampah plastik

“Saya bertekad untuk tidak menggunakan botol plastik yang sekali pakai” ujar Marcella, murid SMA kelas XI.

“Dari penelitian terbaru, janin di dalam kandungan manusia ada terkandung mikroplastik,” papar Dokter Sandro kepada murid SMA kelas XII saat menjelaskan bahaya sampah plastik terhadap tubuh manusia.

Reduce yang berarti mengurangi pemakaian barang-barang sekali pakai, dan menggantinya dengan menggunakan barang-barang yang dapat dipakai berulang-ulang seperti yang telah diterapkan oleh murid-murid yang membawa botol minuman sendiri dari rumah.

“Saya bertekad untuk tidak menggunakan botol plastik yang sekali pakai,” ujar Marcella murid SMA kelas XI.

Relawan memberikan contoh barang dari botol plastik yang didaur ulang menjadi produk baru oleh DA AI Technology , salah satunya selimut.

Para murid bersemangat merespon pertanyaan dari dr. Sandro seputar materi yang disampaikan.

Reuse adalah menggunakan kembali barang yang ada atau mengubah fungsinya sehingga masih bisa digunakan kembali. Repair memperbaiki barang yang bisa diperbaiki sehingga dapat digunakan kembali dan dapat memperpanjang fungsi benda tersebut.

“Dan sebagai upaya terakhir dari 5R adalah Recycle yaitu mendaur ulang. Seperti yang telah dilakukan oleh insan Tzu Chi Pekanbaru dengan adanya beberapa titik pelestarian lingkungan dan juga depo pelestarian lingkungan yang menampung barang-barang yang bisa didaur ulang seperti bahan kertas, plastik, logam dan elektronik.

Tim relawan mengajak para murid melakukan Gerakan Senam Pelestarian Lingkungan.

Pemaparan konsep 5R secara detil diharapkan dapat direspon dengan baik oleh para murid. Karena itu juga merupakan upaya nyata yang bisa dilakukan oleh setiap orang untuk menyelamatkan bumi, terutama hingga saat ini hanya tersisa waktu enam tahun lebih untuk mencegah temperatur Bumi meningkat 1,5 derajat Celsius seperti yang tertera pada Jam Iklim (Climate Clock) yang ada di Manhattan, New York. Oleh karena itu, hendaknya tidak hanya mencintai manusia saja, juga harus mencintai Bumi ini, sebab jika Bumi berada dalam kondisi selamat, manusia baru bisa selamat.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Bumi Bersih dan Batin Berseri Melalui Daur Ulang

Bumi Bersih dan Batin Berseri Melalui Daur Ulang

01 Agustus 2023

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mendapat kunjungan dari Johnny Chandrina yang merupakan Ketua He Xin Pelestarian Lingkungan, Sabtu 29 Juli 2022. Ia didampingi oleh para relawan lainnya dari Jakarta dan Batam.

Sampah Bukan Warisan

Sampah Bukan Warisan

10 Juli 2019

Kegiatan pameran Jing Si Books & Cafe diadakan untuk kedua kalinya di Summarecon Mall Serpong, Tangerang, Banten dengan topik Misi Pelestarian Lingkungan bertema Sampah Bukan Warisan. Pameran yang diadakan pada hari Sabtu dan Minggu, 22 – 23 Juni 2019 ini banyak didukung oleh para relawan dari Komunitas He Qi Barat 2. Pada hari Sabtu 22 Juni tercatat 114 relawan dan 23 Juni ada 111 relawan Tzu Chi yang hadir untuk mendukung kegiatan pameran pelestarian lingkungan ini.

Pelantikan Relawan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Medan

Pelantikan Relawan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Medan

19 Maret 2018
Tzu Chi Indonesia baru saja mengadakan Kamp Pelatihan Komite dan Calon Komite. Dan untuk pertama kalinya, digelar pula Pelantikan Relawan Pelestarian Lingkungan. Dua dari relawan tersebut adalah Kwan Beng (68) dan Tjie Choi Ai (63), relawan pelestarian Lingkungan Depo Titi Kuning Medan.
Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -