Meretas Jalan Kesembuhan
Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Himawan SusantoSalom Swabra yang dipangku sang ayah, Mesak Swabra, sedang memperlihatkan foto dirinya semasa kecil yang lucu dan cantik. |
| ||
Kepedulian Seorang Bibi Berita menggembirakan pun datang, setelah mendengarkan informasi yang disampaikan oleh Boky, relawan Tzu Chi bersedia untuk melakukan survei di hari itu juga. Maka Boky pun lantas mengabarkan berita gembira ini ke Mesak Swabra, ayah dari Salom agar mereka tidak meninggalkan rumah sebelum tim survei datang. Dua Tahun Menunggu Mesak Swabra yang mengetahui hal ini tak dapat berbuat banyak karena sulit bagi mereka untuk dapat berobat ke Jakarta. Keterbatasan biaya menjadi sebab paling utama ketidakpergian mereka. “Kita waktu itu susah mau ke RSCM, tiket kalau naik kapal saja selama 1 minggu baru sampai di sini. Kalau tiket pesawat bisa sampai 2,8 juta waktu itu,” katanya. Maka mereka pun kemudian pasrah saja dengan kondisi yang mereka alami.
Ket : - Foto kecil Salom Swabra yang cantik dan memiliki mata yang bagus. Tak ada yang menyangka jika di kemudian hari Salom harus menderita penyakit yang diduga retino blastoma. (kiri) Jodoh itu Datang “Ini tim apa?” tanya Mesak awalnya. Boky pun lantas menjelaskan kepada Mesak dan berpesan agar mereka tidak pergi keluar rumah sampai tim survei datang. “Jangan kemana-mana, tunggu di rumah karena namanya sudah dimasukkan,” kata Boky kepada Mesak. Sebelum relawan survei tiba, di hari itu juga, datang relawan Tzu Chi setempat yang memberitahukan Mesak agar tidak pergi ke luar rumah. Saat survei, Mesak berpikir nanti yang akan datang survei 1-2 orang, namun prediksinya salah, karena yang datang banyak sekali. Saat itu, mereka pun ditanya dan diwawancarai oleh relawan yang datang. Di survei itu, Mesak lalu memperlihatkan semua surat-surat dan hasil pemeriksaan kesehatan yang sudah Salom jalani dari tahun 2007. Dalam survei itu, beberapa berkas lantas dibawa oleh tim survei seraya meminta Mesak agar mengurus surat-surat administrasi dan rujukan yang baru untuk dibawa ke RSCM. Semua surat-surat yang sudah Mesak urus kemudian diberikan kepada Susanto Priyono. Pada saat itu, oleh Novi juga dikatakan bahwa keputusan Salom mendapatkan bantuan pengobatan tidak berasal dari 1 atau 2 orang saja. Oleh karena itu Novi pun lantas menganjurkan agar Mesak dan keluarga berdoa agar Salom lolos dan mendapatkan bantuan pengobatan. Dan melalui Novi juga, surat-surat itu kemudian dikirimkan melalui faksimili ke Jakarta, serta apabila permohonan bantuan itu disetujui maka, kata Novi pihak Tzu Chi akan mengabari segera. Tepat tanggal 25 Januari 2010, Mesak dihubungi Novi dan diberitahukan bahwa permohonan bantuan pengobatan untuk Salom disetujui. Mereka pun ketika itu diminta untuk bersiap-siap berangkat ke Jakarta tanggal 30 Januari. Mesak yang mendengar kabar gembira itu terkejut karena tak menyangka akan secepat itu permohonan bantuan Salom diterima. Mereka pun kemudian berangkat menuju Jakarta setelah terlebih dahulu transit di Makassar.
Ket : - Kini, harapan kesembuhan itu makin jelas. Tekad kuat ayah dan ibu Salom yang tiada henti berdoa kepada Tuhan akan kesembuhan penyakit putri mereka pun sudah menemukan jalan. (kiri) Pengobatan di Jakarta Selama menjalani pemeriksaan, beberapa penyakit ringan yang diderita Salom, seperti pilek, batuk, dan penyakit kuping juga disembuhkan. Semua itu dilakukan agar hasil pemeriksaan yang dilakukan lebih akurat. Semua prosedur dan pemeriksaan kesehatan diikuti betul oleh Mesak. Jika dihitung, sudah hampir satu bulan ini mereka tinggal di Jakarta. Selama menjalani pemeriksaan ini, Salom juga sudah sempat mendapatkan transfusi darah. ”Kebetulan di RSCM pada waktu itu darah AB (golongan darah Salom) tidak ada, maka kita oleh Ibu Lulu dan Ibu Sofie disarankan untuk memintanya di PMI,” jelas Mesak. Transfusi yang dijalani Salom bertujuan agar pada saat operasi, kondisi darahnya dalam kondisi normal. Meninggalkan Pekerjaan Setelah hampir satu bulan tinggal di Jakarta, Mesak tetap terus menjaga kondisi putri tercintanya. Ia juga selalu berdoa semoga penyakit yang diderita Salom segera diketahui dan pengobatan pun segera terlaksana. Doa dan harapan itu pun terkabul. Usai menjalani berbagai prosedur pemeriksaan kesehatan, Salom yang menderita penyakit retina blastoma di mata kanannya ini pun menjalani operasi. Walau 3 tahun bukanlah waktu yang singkat bagi Mesak dan Erna dalam memperjuangkan pengobatan Salom, namun kesembuhan kini telah Salom dapatkan. Hari-hari indah penuh canda dan harapan pun menyeruak di masa yang akan datang. | |||